Selasa, 28 Juni 2016

Eurico Guterres Melintasi Badai Politik Indonesia

Judul
:
Eurico Guterres Melintasi Badai Politik Indonesia
Penulis
:
Khairul Jasmi
Penerbit
:
Sinar Harapan
Tahun Cetak
:
2002
Halaman
:
292
ISBN
:
979-416-715-7
Harga
:
Rp. 65.000
Status
:
Ada

Menjelang Magrib sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta memberitakan: Eurico Guterres diadili. Saya melihat, anak muda Timor Timur itu berada di ruangan sidang pengadilan. Seperti biasa ia berpakaian loreng, dengan rambut dikucir.

Eurico adalah bagian dari perjuangan Indonesia. Tapi kini dilayar kaca saya menyaksikan sendiri ia diadili. Pasti ada yang salah di sini. Indonesia, negeri yang berbudaya luhur ini, tiba-tiba bertindak seperti tidak tahu membalas budi. Belakangan saya tahu juga, Indonesia berada di bawah tekanan dunia internasional.

Di mata saya, Eurico Guterres yang belum lengkap ‘keindonesiaannya’ justru dengan sangat kuat memompa semangat nasionalisme kita. Ia dengan kukuh berkali-kali menyatakan, saya rela mati demi merah putih. Eurico adalah satu di antara ribuan penduduk Timor Timur yang dapat merekam dan akhirnya terlibat langsung dalam kancah politik di tanah leluhurnya itu.

Ketika saya risau melihat tayangan televisi itu, mungkin jutaan orang merasakan hal yang sama. Tapi yang saya tahu, di sebuah rumah di Surabaya sana, seorang lelaki juga risau. Namanya Slamet. Si sebuah rumah lain di Indarung, Padang, seorang lelaki juga risau. Ia gelisah, kenapa orang seperti Eurico Guterres diadili. Salah apa dia? Bukankah dia membela kepentingan Indonesia?

Senin, 27 Juni 2016

Islam Sontoloyo

Judul
:
Islam Sontoloyo, Pikiran-Pikiran Sekitar Pembaruan Pemikiran Islam
Penulis
:
Ir. Soekarno
Penerbit
:
Sega Arsy
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
207
ISBN
:
978-6028635-19-6
Harga
:
Rp. 50.000
Status
:
Ada

Soekarno, selain dikenal sebagai tokoh pergerakan, Proklamator RI, Panglima Besar Revolusi Indonesia, dan berbagai gelar lain yang kemudian disandangnya, adalah juga seorang intelektual dan pembaru Islam. Tulisan-tulisannnya tentang perlunya pembaruan Islam sangat berjasa bagi perkembangan pemikiran Islam di Indonesia.

Islam Sontoloyo dan tulisan-tulisan lain yang ada dalam buku ini merupakan buah pemikirannnya yang paling dianggap ekstrem dalam menawarkan pembaruan Islam. Tulisan-tulisan tersebut tidak saja membuat gempar kehidupan Islam di Indonesia ketika itu, tetapi juga membuahkan polemik, terutama dengan Mohammad Natsir, yang berlangsung sepanjang 1934-1940, sebuah polemik yang nyaris belum ada tandingannya bobotnya dalam sejarh polemik di Indonesia.

Isi buku ini diantaranya surat-surat Islam dari Ende (Nusa Tenggara Timur) terdiri dari 12 surat dan satu catatan yag ditulis antara tahun 1934-1936. Serta catatan Soekarno yang dimuat dalam Panji Islam antara tahun 1939-1941.

Jumat, 24 Juni 2016

Hari-Hari Akhir Timor Portugis

Judul
:
Hari-Hari Akhir Timor Portugis
Penulis
:
E. M. Tomodok
Penerbit
:
Pustaka Jaya
Tahun Cetak
:
1996
Halaman
:
376
ISBN
:
979-419-130-2
Harga
:
Rp. 90.000
Status
:
Ada

Hari-hari Akhir Timor Portugis, merupakan memoar penulis, seorang tokoh yang representatif dan amat berkompeten pada masanya. Buku ini telah berhasil mengungkapkan secara gamblang apa yang sesungguhnya terjadi di Timor Portugis pada saat-saat keruntuhan penjajahan Portugal menjelang berintegrasinya Pulau Timor ke dalam Negara Kesatuan republik Indonesia. Selain merupakan himpunan fakta yang orisinil dilengkapi data-data yang otentik dan akurat, buku ini dimaksudkan untuk berupaya menepis opini masyarakat internasional serta kasak-kusuk dan serangan gencar pihak Fretelin dan pemerintah Portugal yang tiada henti-hentinya mempersoalkan masalah integrasi.

Walaupun Timor Timur atau dahulu dikenal sebagai Timor Portugis, sebuah koloni Portugis sampai tahun 1975 dan sempat menjadi bagian dari Indonesia hingga tahun 1999, dan pada tahun 2002 telah menjadi negara merdeka Republik Demokratik Timor Leste. Buku ini bisa menjadi catatan sejarah.

Kamis, 23 Juni 2016

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia

Judul
:
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia
Penulis
:
Prof. Dr. Koentjaraningrat (Ed.)
Penerbit
:
Djambatan
Tahun Cetak
:
1982
Halaman
:
390
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 60.000
Status
:
Kosong

Buku ini sebagai ikhtisar dari berbagai keterangan tentang sebanyak mungkin masyarakat dan adat istiadat dari aneka warna suku bangsa di Indonesia. Bahan itu secara lengkap dan mendetail sebenarnya tersebar di suatu himpunan besar dari puluhan ribu karangan dan buku-buku yang ditulis oleh orang Belanda dan lain-lain orang asing sejak kurang lebih dua abad yang lalu.

Buku ini mencakup berbagai kebudayaan mulai dari kepualuan sebelah barat Sumatra, pantai utara Irian Jaya, Batak, Kalimantan Tengah, Minahasa, Ambon, Flores, Timor, Aceh, Minangkabau, Bugis Makassar, Bali, Sunda, Jawa, serta Kebudayaan Orang Tionghoa. Terkait dengan kebudayaan Flores dan Timor termuat sub-sub seperti identifikasi, data demografis, pola perkampungan, mata pencaharian hidup, sistem kekerabatan, sistem kemasyarakatan, religi, dan masalah pembangunan.

Bahan tentang berbagai suku-bangsa yang termaktub dalam bab-bab dari buku ini, ada yang diabstraksikan dari buku-buku Belanda yang ditulis dalam zaman sebelum Perang Dunis II dari sumber yang baru tetapi juga dari ninformasi yang resen. Telah diusahakan supaya sedapat mungkin masing-masing bab itu ditulis oleh seorang ahli atropologi yang asal dari daerah yang bersangkutan dan yang juga tinggal di daerah itu, atau yang belum lama waktu yang lalu mengunjungi dan melakukan penelitian di daerah yang bersangkutan.

Rabu, 22 Juni 2016

Kidung Agung dari Timur

Judul
:
Kidung Agung dari Timur, Balada Kebenaran Pancasila Budaya dan Agama dalam Kandungan Ibu Pertiwi
Penulis
:
Abdul Rejad Raya Wulukada (ARRAUW)
Penerbit
:
-
Tahun Cetak
:
-
Halaman
:
149
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 40.000
Status
:
Kosong

Kidung Agung adalah senandung ma’rifat yang bernyanyi dalam pikiran yang penuh dengan perenungan yang tulus dan menghibur manusia dan membangkitkan lapisan kesadaran manusia dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan cobaan. Dengan demikian sedikit berbeda dengan balada karena hanya merupakan kata hikmat yang menyenangkan hati. Namun demikian keduanya mempunyai titik singgung yang sama karena sama-sama mengandung kebenaran dan selalu berlindung di bawah naungan ilahi rabbi.

Kata makrifat lebih bermakna pengetahuan indrawi dan falsafi dari pada pengetahuan keilmuan. Sebuah kesaksian pengetahuan indrawi dan falsafi dari Abdul Rejad Raya Wulakada kini dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Kidung Agung dari Timur tentang Pancasila, Budaya dan Agama”. Dien dan Addien yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama agama; di mana kedua kata tersebut jiak dikembalikan dalam sebuah bahasa yang berada di negeri Edang yang letaknnya di wilayah bagian timur Indonesia mempunyai makna “dien” artinya baik dan “addien” artinya orang baik.

Bahasa ini hanya digunakan oleh masyarakat Edang yang mencakupi dua kecamatan yaitu Omesuri dan Buyasuri di Pulau Lembata. Dengan demikian di luar dien dan addien itu bukan orang baik. Oleh karena itu dien yang bukan addien itu bukan manusia, tetapi hewan. Tetapi kalau dia memang manusia maka itu merupakan manusia yang tidak beradab karena selalu membuat kerusakan. Berbicara yang namanya dien atau agama maka mahluk yang namanya manusia tidak terlepas dari namanya Pancasila, Budaya dan Agama. Ketiga merupakannya satu kesatuan yang tak terpisahkan. Di mana Pancasila tanpa agama manusia tak punya arti dan Pancasila tidak tidak memiliki budaya maka manusia akan mati. Hal ini berlaku untuk semua manusia secara individu, masyarakat maupun relasinya terhadap jagat semesta. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...