Senin, 26 Februari 2018

Memantau Kebijakan Pemerintah

Judul
:
Memantau Kebijakan Pemerintah: Buku Panduan untuk Organisasi Masyarakat Sipil di Indonesia dan Timor Leste
Penulis
:
Ahmad Noor Sobirin & Ignatius Haryanto
Penerbit
:
Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP)
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
203
ISBN
:
979-9381-05-4
Harga
:
Rp. 50.000
Status
:
Kosong


Buku panduan ini ditujukan untuk organisasi masyarakat sipil yang ada di Indonesia dan Timor Leste. Yang dimaksud dengan organisasi masyarakat sipil adalah kelompok terorganisir yang berada di luar sektor keluarga, pemerintah maupun swasta. Organisasi ini mencakup berbagai jenis lembaga, mulai dari organisasi berbasis agama atau keyakinan tertentu, organisasi non pemerintah, organisasi berbasis komunitas, organisasi gender, pemuda maupun perempuan, institusi akademik, atau lembaga riset, kelompok dengan kepentingan tertentu sampai ke kelompok berbasis pekerjaan. Di tengah luasnya kelompok sasaran, buku panduan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dari:

§  Mereka yang sama sekali tidak punya atau punya sedikit pengalaman dalam memantau kebijakan pemerintah;
§  Mereka yang berperan sebagai fasilitator, perencana, katalis maupun pembina dalam organisasi atau jaringa mereka;
§  Organisasi masyarakat sipil yang memiliki komitmen khusus pada keadilan ekonomi dan kepentingan untuk memperkuat akuntabilitas pemerintah pada berbagai tingkat;
§  Oragnisasi masyarakat sipil yang punya baisis sosial kuat dan kapasitas untuk membantu mengkoordinir dan memberikan konstribusi dalam jaringan.

Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi dan Kemampuannya

Judul
:
Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi dan Kemampuannya, Penelitian di Beberapa Daerah Indonesia
Penulis
:
H. Huitema
Penerbit
:
Yayasan Obor Indonesia & PT. Gramedia
Tahun Cetak
:
1982
Halaman
:
347
ISBN
:

Harga
:
Rp. 80.000
Status
:
Ada


Data buku ini telah dikumpulkan oleh penulis sejak ia bertugas di Indonesia selama 2 dasawarsa antara tahun 1938-1951 ditambah dengan informasi yang diperolehnya dalam kunjungan pada tahun 1973.

Dengan pengalaman peternakan yang makin pesat akhir-akhir ini, tampak bahwa prinsip-prinsip peternakan tidak banyak berubah. Tapi dalam hal lain terutama dalam cara peningkatan produksi daging dan susu telah digunakan teknik modern. Kecuali itu cara pengembangbiakan dan produksi makanan ternak sangat penting, karena hasilnya tergantung pada lahan dan keadaan cuaca di negara kita yang terdiri atas rangkaian pulau demikian banyak.

Ddengan kepadatan penduduk di sebagian besar pulau Indonesia, maka arti ekonomi peternakan yang sejak zaman dulu ada, sekarang ini dikembangkan untuk ekspor di samping untuk memenuhi permintaan akan daging dan susu setiap hari di dalam negeri.

Melalui buku ini H. Huitema memberikan informasi bagi mereka yang mendalami ilmu pertanian dan hewan. Sedangkan bagi masyarakat luas, buku ini layak dibaca dan perlu dalam rangka meningkatkan usaha di bidang peternakan pemamah biak besar maupun kecil.

Timor-Leste Defence Development

Judul
:
Timor-Leste Defence Development
Editor
:
Julio Tomas Pinto
Penerbit
:
Nuansa Pilar Media
Bahasa
:
Inggris
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
226
ISBN
:
979-3921-73-0
Harga
:
Rp. 75.000
Status
:
Ada


Timor-Leste’s security sector, including but not limited to, its uniformed institutions (the FALINTIL-FDTL and the PNTL) belongs to Timorese citizens. While seemingly obvious, this was not always the case, and has only come to be a reality in Timor-Leste relatively recently. It’s a process that has largely been overseen by Dr. Julio Tomas Pinto, appointed Secretary of State for Defence in 2007.

Historically, Timorese were excluded from key decision-making regarding the security sector during the 4 centuries of Portuguese colonial rule until 1975. This was also the case during the Indonesian period, although highlighted by its highly predatory nature, under the Suharto military – political dictatorship. Between 1999 and the restorations of Timor-Leste’s independence in 2002 the security was dominated by the international community in the form of a peacekeeping operation tied to a Transitional Administration. It was not until 20 May 2004 that the international community transferred full powers over the security sector to the Timorese state, and its citizens.

Between 1999 and 2002 the design and direction of the Timorese security sector were the sole remit of a small number of Timorese in consultation with an equally small group of foreigners. Timorese citizens were largely left of the equation. They were not happy about this, and between 2001 and 2006 various forms of grievance and agitation were directed at the security sector, and in some cases emanating from inside the army and police themselves. This played a key roe in the security sector imploding in 2006 resulting in a near civil war in the small half island state.

Prospektif Pembangunan (Teropong Strategi dan Pola)

Judul
:
Prospektif Pembangunan (Teropong Strategi dan Pola)
Editor
:
Gregor Neonbasu, SVD, PhD
Penerbit
:
JP II Publishing House
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
463
ISBN
:
978-602-99874-1-6
Harga
:
Rp. 85.000
Status
:
Kosong


Buku Prospektif Pembangunan merupakan sebuah elaborasi berbagai pemikiran, pengalaman dan dinamika pembangunan di negara-negara berkembang justru membuktikan bahwa kebijakan sebuah praktek pembangunan selalu akan berjalan dengan optimal, hal itu sangat tergantung pada sikap responsive terhadap konteks kehidupan masyarakat. Sekali lagi konteks di sini tidak saja keadaan fisik-ekologis yang sedang dihadapi para pelaku pembangunan, melainkan terlebih kondisi kehidupan  masyarakat setiap hari dan juga feeling masyarakat berkenaan dengan sejuta satu peluang – yang mereka miliki – dalam rangka menjadikan hidup lebih baik dan semakin bermartabat.

Demikian beberapa pokok pikiran berkenaan dengan topik tulisan sebuah sketsa tentang pembangunan, ddalam rangka merefleksi secara kritis prospectus pembangunan kita ke depan. Paradigma pembangunan bangsa dan masyarakat hendaknya direfleksi dan dikaji, terlebih berkenaan dengan teropong strategi dan pola pendekatan dari sela-sela praktik dan kegiatan pembangunan itu sendiri. Dalam bingkai pengenalan hakekat manusia, karya pembangunan, baik di pusat maupun di daerah akan dengan sendirinya berjalan maju, jika ada tekad dan usaha yang serius untuk meneliti, merefleksi, menelaah serta mengkaji pelbagai kemungkinan yang ada dalam kandungan konteks tertentu untuk ditingkatkan. Dinamika refleksi dan kajian seperti ini, justru menjadi alasan bagi terbitnya buku ini.


Beloved Land, Stories, Struggles, and Secrets From Timor-Leste

Judul
:
Beloved Land, Stories, Struggles, and Secrets From Timor-Leste
Penulis
:
Gordon Peake
Penerbit
:
Scribe Publications Pty Ltd
Bahasa
:
Inggris
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
256
ISBN
:
978-192-2072-68-9
Harga
:
-
Status
:
Kosong


At the stroke of midnight on 20 May 2002, the Democratic Republic of Timor-Leste became the first new nation of the 21st century. From that moment, those who fought for independence have faced a challenge even bigger than shaking off Indonesian occupation: running a country of their own.

Beloved Land picks up the story where world attention left off. Blending narrative history, travelogue, and personal reminiscences based on four years of living in the country, Gordon Peake shows the daunting hurdles that the people of Timor-Leste must overcome to build a nation from scratch, and how much the international community has to learn if it is to help rather than hinder the process. Family politics, squabbles, power struggles, old romances, and even older grudges are woven into life in this land of intrigue and rumours in the most remarkable ways.

Yet above all, Beloved Land is a story about the one million East Timorese who speak nearly 20 different languages, and who are exuberantly building their nation. Written with verve and deep affection, the book introduces a set of colourful Timorese and international characters, and brings them to life unforgettably.

'Beloved Land is clear-eyed and critical love letter to Timor-Leste.  It's also a survival manual for bewildered Malae (foreigners) in this complex and resilient nation.' Sian Prior

Jumat, 23 Februari 2018

Keadilan dan Perdamaian di Diosis Dili, Timor Timur

Judul
:
Keadilan dan Perdamaian di Diosis Dili, Timor Timur
Penulis
:
P. Drs. Gregor Neonbasu, SVD
Penerbit
:
Komisi Komunikasi Sosial Diosis Dili Timor Timur
Tahun Cetak
:
1992
Halaman
:
207
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 100.000
Status
:
Ada


Menulis tentang usaha menegakkan ‘keadilan dan perdamaian’ di Diosis Dili Timor Timur, hal ini bukanlah suatu pekerjaan yang gampang. Soalnya karena penulis sendiri belum menetap lama di daerah ini.

Meskipun demikian, berdasarkan satu dua pengalaman kecil selama menjadi Pastor Pembantu di Paroki selama 19 bulan: yakni 7 bulan di Paroki Nossa Senhora do Rosario de Oecusse, Ambeno; dan 12 bulan di Paroki Nossa Senhora do Rosario de Fatima Uatolari, Viqueque, penulis memberanikan diri untuk merampungkan sebuah tulisan sederhana dengan judul: KEADILAN DAN PERDAMAIAN, URGENSI KARYA PASTORAL DI DIOSIS DILI TIMOR TIMUR. Tulisan ini sebagai hasil refleksi pribadi, dalam rangka memeriahkan hari jadi Diosis Dili, yang ditutup secara resmi tanggal 4 September 1991 di Kota Dili.

Sasaran tulisan ini, penulis ingin mengatakan bahwa ‘keadilan dan perdamaian’ sesungguhnya merupakan satu bidang karya pastoral yang amat urgen di kawasan Diosis Dili. Pernyataan penulis ini akan didukung oleh sejumlah analisis situasi dan kondisi rill yang sedang tumbuh di atas bumi Timor Timur.

Sebagai catatan kecil, pada mengemukakan secuil pengalaman pastoral selama 19 bulan sebagai pastor pembantu yang ternyata masih amat hijau, penulis akan mengkonfirmasi tulisan ini dengan sejumlah informasi yang diperoleh lewat media-media yang sempat mengurai situasi Timor Timur.

Supaya memudahkan sidang pembaca siapa saja, pada tempat paling pertama akan diberikan sejumlah data geografis dan data-data kependudukan secara garis besar sebagai perkenalan konteks dasar. Kemudian keadilan dan perdamaian di wilayah Diosis Dili, lalu sejumlah perlukisan urgensi pastoral, sekilas spekulasi, menyusul bagaimana sikap Gereja Katolik di Timor Timur. ikutilah uraiannya, kiranya bermanfaat bagi pembaca siapa saja, khususnya dalam rangka pengembangan metode dan pola pewartaan Kerajaan Allah di seluruh kawasan Diosis Dili ini.

The People of Alor

Judul
:
The People of Alor, A Social-Psychological Study of an East Indian Island
Penulis
:
Cora Du Bois
Penerbit
:
The University of Minnesota Press, Minneapolis
Tahun Cetak
:
1944
Halaman
:
654
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 350.000
Status
:
Kosong


A trained psychologist and anthropologist, DR. Du Bois spent a year and a half on Alor, a Netherlands East Indies island, collecting the material presented in this volume. On her arrival on Alor Dr. Du Bois, already equipped with a working knowledge of Dutch and Malay, quickly learned the language of the Alorese and, by administering simple medical aid, gained the confidence and interest of the vilagers. An important feature of Dr. Du Bois’ work is the use of modern psychological techniques, among which are the Porteus Maze tests and the Rorschach test.

“A landmark in the development of methods of cultural research,” says Dr. Ralph Linton, noted anthropologist, “The People of Alor describes  a piece of research which is unique in the range and variety of psychological techniques applied to the study of a primitive group.”

During her stay on Alor, Dr. Du Bois obtained detailed autobiographies of eight Alorese men and women – filling what Dr. Kardiner calls “the lamentable gap in the study of the relationship between personality and culture.”

“The People of Alor,” says Ruth Benedict of Colombia University, “offers a pioneering contribution to the study of personality in an alien culture,”

Aided by grants from both the American Council of Learned Societies and the Coolidge Foundation, the publication of Dr. Du Bois study represents a contribution not only to anthropology but to psychology and, less directy but significantly, to economics and political science.

Enlightened administrators of the postwar era will also find study of value, offering as it does background for the better understanding, psychologically, of primitive people.

Miss Du Bois, professor of anthropology at Sarah Lawrence College, ia a native of New York City. She took her doctorate at the University of California, and did much field work among the West Coast American Indians.

Dr. Du Bois has written several scientific monographs, among them “Anthropological Perspectives on Psychoanalysis,” which has direct bearing on this book. Articles about her experiences on Alor have appeared in Asia.


Cumbuan Sabana

Judul
:
Cumbuan Sabana
Penulis
:
Gerson Poyk
Penerbit
:
Nusa Indah
Tahun Cetak
:
1979
Halaman
:
85
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong


Kurang lebih satu jam keduanya bergulung-gulung di atas kulit kambing itu dan untunglah tiada seorangpun yang melihat mereka, kecuali keduanya sendiri dan atap rumah berbentuk kukusan itu. Keduanya sadar kembali, dalam keadaan lemas, penuh bahagia, dan ketika angin dingin berhembus dari entah benua Australia atau gunung Mutis, tiba-tiba Irma menjadi cemas, sedangkan Niko merasa puas dan rasa-rasanya harga dirinya kembali, harga diri yang hilang tertekan oleh feodalisme ampas sirih ayah Irma. Keduanya adalah mahluk Tuhan yang sama di atas kulit kambing itu. Yang satu bukan ampas sirih untuk yang lainnya.

Demikianlah! Niko Benfinit baru saja mengadakan pemberontakan yang tidak ekstrim. Tidak ada yang kalah. Keduanya sama-sama menang. Tidak ada yang hancur. Kalau ada yang hancur, maka adalah hanya piring aluminium yang peot kena lutut Niko, dan buah-buah appel yang bergulingan dan pecah kena badan keduanya yang bergulingan pula. Niko Benfinit membereskan piring peot dan appel-appel pecah itu dan…. tiba-tiba ketika matanya terangkat memandang Irma, anak gadis itu duduk meletakkan kepalanya ke lutut sambil terisak-isak.

Niko mendekatinya, lalu merangkulnya dengan ramah, kemudian menyeka airmatanya. Niko mengerti bahwa gadis itu sekarang menyesal atas perbuatan yang baru mereka lakukan.

Kamis, 22 Februari 2018

Flobamora Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Flobamora Nusa Tenggara Timur
Penyusun
:
Suhardi & Sri Guritno
Penerbit
:
Direktorat Tradisi dan Kepercayaan Deputi Bidang Pelestarian dan pengembangan Budaya Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata - Jakarta
Tahun Cetak
:
2002
Halaman
:
76
ISBN
:
-
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Seri Pengenalan Budaya Nusa Tenggara Timur merupakan bacaan anak-anak untuk memperkenalkan kekayaan negara Indonesia, baik alam maupun budayanya. Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sering pula disebut “Tanah Flobamor”, atau “Nusa Cendana” atau “Provinsi Seribu Wajah” merupakan bukti dari kekayaan negara tercinta ini.

Naskah Seri Pengenalan Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur ini terdiri dari atas beberapa bagian. Bagian pertama adalah “Flobamora”. Bagian ini menguraikan tentang letak dan kondisi daerah Nusa Tenggara Timur, baik alam, penduduk maupun kehidupan sosialnya. Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar 566 pulau yang umumnya relatif kecil. Penduduknya terdiri atas berbagai suku dengan latar belakang budaya yang berlainan sehingga seperti memiliki seribu wajah. Di Nusa Tenggara Timur hidup binatang komodo yang diyakini sebagai species binatang purba yang masih ada. Gambar binatang itu terpampang pada lambang Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bagian kedua adalah “Paraingu, Kampung orang Sumba”. Masyarakat di pulau Sumba menyebut kampungnya dengan istilah paraingu. Perkampungan ini biasanya berada di tempat ketinggian di punggung bukit atau pegunungan. Bentuk perkampungannya seperti perahu. Menurut masyarakat setempat, perahu merupakan kendaraan para leluhur atau nenk moyang orang Sumba.

“Mimpi Leu” pada bagian ketiga adalah cerita rakyat yang berasal dari masyarakat Suku Dawan, di Pulau Timor. Cerita rakyat ini menggambarkan tentang seseorang yang ingin memproleh keuntungan dengan cara mudah, bahkan merugikan orang lain. Tindakan demikian tentu tidak benar. Sesuatu yang diperoleh dengan tanpa bekerja, tidak dapat dinikmati hasilnya. Cerita ini memberikan pesan bahwa seseorang perlu bekerja keras jika mendapatkan kehidupan yang layak.

Herman Yohanes adalah putra dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. dia lahir di Pulau Rote. Pulau kecil di sebelah barat Pulau Timor. Pulau berbukit-bukit dan kurang subur. Ternyata, dari pulau kecil yang kurang subur dan sangat terbatas fasilitasnya ini melahirkan seorang pahlawan Nasional yang cukup disegani. Herman Yohanes adalah ahli atom pertama di Indonesia.

Danau Kelimutu di Pulau Flores disebut pula “Danau Tiga Warna”. Di puncak Gunung Kelimutu, Pulau Flores ada tiga danau yang letaknya berdekatan. Warna ketiga danau itu tidak sama sehingga disebut “Danau Tiga Warna”. Keajaiban ketiga danau ini adalah warna airnya sering berubah-ubah. Menurut keterangan, di dunia ini tidak ada keajaiban seperti ketiga danau di kelimutu tersebut.

Naif adalah sebutan kakek pada masyarakat Sumba. Sementara itu, ainaf adalah sebutan ibu. Setiap kelompok masyarakat memiliki kebiasaan yang tidak selalu sama. Masyarakat Sumba memiliki berbagai istilah tersendiri untuk menyebut anggota keluarga atau kerabatnya. Semua itu akan digambarkan dalam buku Seri Pengenalan Budaya ini.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...