Jumat, 28 Oktober 2022

Don Thomas: Peletak Dasar Sikka Membangun

Judul

:

Don Thomas: Peletak Dasar Sikka Membangun

Penulis

:

E.P. Da Gomez & Oscar P. Mandalangi

Penerbit

:

Yayasan Pendidikan Thomas (YAPENTHOM)

Tahun Cetak

:

2003

Halaman

:

247

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 150.000

Status

:

Ada


“Kita menghormati Don Thomas, bukan hanya karena beliau seorang raja, tapi lebih terutama karena beliau berhasil membangun wilayah Sikka ini dalam masa pemerintahannya, yang dampaknya luas dan berlanjut untuk jangka panjang.” (Drs. Frans Seda)

“Don Thomas merupakan personifikasi simbol nilai dari pimpinan Kabupaten Sikka yang berkualitas, karena mendapat kepercayaan penuh dari raja-raja di daratan Flores untuk mewakili mereka dalam memimpin Daerah Otonomi Flores sebagai Kepala Daerah Flores yang pertama.” (Drs. Paulus Moa)

“Menghormati Don Thomas adalah menghargakan suatu karya masa lalu yang punya nilai lebih untuk masa sekarang. Makannya kita tidak boleh meninggalkan kenyataan sejarah” (Drs. Daniel Woda Pale)

“KANILIMA hanya ingin mengadakan koreksi dan berusaha merombak total sistem pemerintahan yang birokratisnepotisme itu. KANILIMA ingin mendorong proses demokratisasi dan bukan untuk merongrong kewibawaan Raja Sikka, atau anti terhadap oknum maupun kelompok suku tertentu” (F.M. Hekopung)

“Saya memberikan penghargaan yang tulus terhadap jasa beliau yang telah diciptakan melalui tugas kewajiban kepamongprajaan”. (P.S. Da Cunha

“Don Thomas adalah sosok pemimpin yang patut diteladani dan dijadikan sebagai identitas kepemimpinan Kabupaten Sikka yang berhasil.” (Drs. Alexander Longginus)

Docendo Discere: Esai-Esai tentang Pendidikan, 2009-2021

Judul

:

Docendo Discere: Esai-Esai tentang Pendidikan, 2009-2021

Penulis

:

Adrianus Ngongo

Penerbit

:

Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Tahun Cetak

:

2022

Halaman

:

120

ISBN

:

978-623-969911-0-3

Harga

:

Rp. 90.000

Status

:

Ada

 

Docendo Discere berarti belajar melalui mengajar. Pepatah tersebut diturunkan dari kalimat Seneca Muda, seorang filsuf Stoik Romawi dari abad pertama Masehi, dalam salah satu suratnya kepada Lucilius: "Homines dum docent discunt," orang-orang belajar ketika mereka mengajar. Belajar melalui mengajar adalah awasan buat kita semua, tetapi lebih spesifik buat para guru, orang-orang yang mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh selama bertahun-tahun dengan mengajar di sekolah-sekolah.

Esai-esai dalam buku ini berisi pandangan-pandangan Adrianus Ngongo, seorang guru di salah satu SMK di Kota Kupang, terhadap pendidikan pada umumnya, terutama kesejahteraan guru, pengembangan karakter para siswa, serta bagaimana pendidikan ideal mesti dijalankan di sekolah. Dalam esai-esainya tentang sistem pengupahan guru melalui skema sertifikasi, misalnya, dapat kita temukan kesadaran Adrianus tentang guru sebagai buruh yang mesti mengetahui hak dan kewajiban yang dimilikinya.

Semua esai dalam buku ini sebelumnya pernah terbit di berbagai media cetak yang ada di NTT. Karena itu, para pembaca perlu menempatkan konteks pembacaan dalam situasi pendidikan di NTT secara umum, dan Kota Kupang tempat sang penulis bekerja secara khusus. Esai-esai yang merentang sepanjang tahun 2009 sampai 2021 dalam buku ini menunjukkan berbagai fenomena pendidikan yang dihadapi para pendidik sepanjang periode tersebut, juga usaha-usaha yang ditawarkan penulis untuk mengatasi masalah yang timbul dalam berbagai fenomena tersebut.

Esai-esai dalam buku ini ditulis dalam bahasa yang sederhana, dengan solusi-solusi praktis, mengesankan peran edukatif dan didaktis yang ingin dijalankan oleh penulis yang juga seorang guru melalui rubrik-rubrik "Opini" koran-koran NTT. Sebagian besar esai dapat kita baca sebagai autokritik si penulis, kritik terhadap rekan-rekan seprofesi, bahkan terhadap sistem pendidikan yang berjalan selama ini, demi perbaikan berbagai persoalan yang dialami dari tahun ke tahun.


Jumat, 21 Oktober 2022

Melebur di Tanah Flores, Sembilan Puluh Tahun P. Heinrich Bollen, SVD Meniti Pematang Kehidupan

Judul

:

Melebur di Tanah Flores, Sembilan Puluh Tahun P. Heinrich Bollen, SVD Meniti Pematang Kehidupan

Penulis

:

H.S.U Monica

Penyunting

:

Maria Etty

Penerbit

:

Pohon Cahaya

Tahun Cetak

:

2019

Halaman

:

482

ISBN

:

978-602-4910-85-3

Harga

:

Rp. 140.000

Status

:

Ada

 

Paulo Coelho, seorang sastrawan, pernah berujar demikian: There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure (hanya ada satu hal yang membuat mimpi tidak mungkin tercapai: ketakutan akan kegagalan). Apabila kita mengikuti perjalanan hidup Pater Bollen, kita sungguh akan menemukan figur pemberani dalam memperjuangkan mimpinya. Ia bekerja keras agar dapat merealisasikan niatnya untuk membawa perubahan. (Mgr. Edwaldus M. sedu, Uskup Maumere)

Hidup dengan ritme sendiri di resort mewah untuk ukuran kota kecil Maumere dalam usianya yang kini 90 tahun. Kelanjutan pengelolaan asset di kemudian hari, terciptanya jarak sosial dengan komunitas SVD, yang semestinya menjadi oase untuk menemukan kembali sumber air segar bagi bangunan perjalanan misionernya, justru menjadi sebuah fatamorgana, bayang-bayang maya. (P. Agus Alfons Duka, SVD)

Pater Bollen tahu kelemahan orang yang sudah punya uang. Uang akan habis kalau tidak bisa mengelolanya. Maka, ia mendukung adanya koperasi, lalu mengirim beberapa orang untuk belajar supaya tahu mengenai koperasi. “ada beberapa diantaranya akhirnya menjadi tokoh koperasi tingkat nasional, termasuk Wakil Bupati sekarang.” (P. John Mansford Prior, SVD)

Selain orang-orang yang memfitnah, tidak sedikit pula pastor yang tidak suka dengan sikap Pater Bollen yang terkesan agar arogan. Memang karyanya luar biasa besar. Salah satunya adalah Yaspem yang bagaikan satu kerajaan yang kuat. “Ia punya alasan untuk tampil percaya diri. Sedangkan beberapa pastor lainnya hanya berkarya di paroki. Mereka tidak punya uang, lalu timbullah iri hati.” (Klaus Naumann, SVD)

Ia bukanlah tipe orang yang memilki standar ganda. Banyak orang membuat yayasan hanya untuk mengeruk uang, lalu uang dialihkan ke tempat lain demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Rizal mengetahui beberapa yayasan Katolik yang melakukan hal demikian. Ada juga yayasan yang sampai terlibat dalam masalah hukum karena kegiatan yang dilakukan Cuma kedok. (Rizal S. Gueci, Advokat)


Rabu, 12 Oktober 2022

Siklaloti

Judul

:

Siklaloti: Rubrik “Kusu-Kusu” Jurnal Sastra Santarang 2012-2020

Penulis

:

Amanche Franck Oe Ninu

Penyunting

:

Mario F. Lawi

Penerbit

:

Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

194

ISBN

:

978-623-969911-0-3

Harga

:

Rp. 85.000

Status

:

Ada

 

Malam-malam pas ayam dong nae di pohon ko kukuru’u, beta dengar Mam Dorce batarea takuju. Mansia satu kampong lari kaluar, kira mamatua ada kerasukan ko apa. Padahal dia pung ana Titus kasi takuju dia. Karmana ko sonde takuju, ini ana pi gagunting dia pung rambut mirip ke’ babi ada kana cukur tu. Mau tipis kiri na, mau tipis kanan na, tarus dia pung belakang ada gambar ular Liuksaen. Beta dengar bilang Titus ada iko itu kalompok bagoyang, dia pung nama safel. Bilang itu kelompok manari yang siklaloti sana, siklaloti sini. (Amanche Franck Oe Ninu, “Siklaloti”)

“Talalu untung kalau orang bisa tulis dalam bahasa Melayu Kupang ke “kusu-kusu” ini. Keuntungan bahasa dituliskan adalah orang bisa telusuri dia pung perkembangan dari masa ke masa. Menulis bukan sa jadi sarana untuk komunikasi, tapi ju jadi sarana untuk menghargai dan melestarikan. Kotong harus tulis apa yang kotong omong, bukan omong laen tulis laen.” (Matheos Viktor Messakh)

Ini tulisan basong bisa anggap sama ke naskah stand up, karena banyak cerita lucu di dalam ini buku yang besong bisa pake jadi bahan maen gila deng besong pung kawan. Ma sebenarnya ini buku ni isinya Romo Amanche pung kumpulan esai bahasa Kupang di rubrik “Kusu-kusu” Jurnal Santarang. Romo omong tentang banyak hal di itu tulisan dong, mulai dari masalah sosial, pendidikan, sampe masalah kesenian. Romo sering pake tokoh-tokoh biar dia pung tulisan model cerita, biar ko dari itu cerita dong besong bisa tangkap Romo pung jalan pikiran.


Nadus dan Tujuh Belas Pasung

Judul

:

Nadus dan Tujuh Belas Pasung

Penulis

:

Marto Rian Lesit, dkk.

Penyunting

:

Mario F. Lawi

Penerbit

:

Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

220

ISBN

:

978-623-91779-6-6

Harga

:

Rp. 95.000 (Baru), Rp. 45.000 (Bekas)

Status

:

Ada

 

Buku ini berisi 17 cerpen karya para cerpenis Nusa Tenggara Timur dengan tema ODGJ. Para cerpenis ini berasal dari latar belakang usia, suku, tempat tinggal, pendidikan yang berbeda-beda, serta memiliki bermacam-macam cerita kisah, cara penulisan (pengungkapan), yang semoga dapat memberi gambaran yang kaya tentang kehidupan ODGJ di wilayah NTT.

Kisah-kisah unik yang hadir di dalam buku ini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat NTT. Melalui latar cerita tentang roh halus, perempuan-perempuan sederhana, orang-orag marginal, kemiskinan dan lain-lain, kita dipaksa masuk untuk memahami kompleksitas kehidupan ODGJ yang adalah juga seorang manusia.


Rumah Kertas, Toko Buku dan Punica

Judul

:

Rumah Kertas, Toko Buku dan Punica: Catatan-Catatan Peristiwa

Penulis

:

Mario F. Lawi

Penerbit

:

Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

156

ISBN

:

978-623-96911-1-0

Harga

:

Rp. 80.000

Status

:

Ada

Ada “arma” (baris pertama) dan “viros” (baris kelima) di pembukaan Punica, yang dengan pasti merujuk “arma virumque” yang menjadi pembuka Aeneis: dua kata yang sekaligus meletakkan Vergilius dan epiknya dalam posisi rival. “virum” (tunggal) dalam Aeneis diubah menjadi “viros” (jamak) dalam Punica, mengindikasikan penambahan jumlah tokoh pahlawan dari tradisi epik yang dilanjutkan oleh Silius. Perang Punisia kedua memang melibatkan banyak tokoh historis penting, baik dari pihak Karthago maupun dari pihak Romawi. Tokoh-tokoh utama dalam Punica seperti Marcellus, Fabius Maximus, Scipio Africanus Maior dan Hannibal adalah tokoh-tokoh historis, yang juga dikenal para bangsawan Romawi melalui pendidikan retorika. Kita ingat, Silius adalah juga seorang orator. Lihat juga kata “Aenaedum” di baris kedua, kata yang mengindikasikan pengakuan Silius atas hubungan epiknya dengan tradisi Vergilian. Punica adalah epik historis, dan tema tersebut membedakan Silius dari pada penulis epik sezaman yang menulis epik mitologis. Statius, menulis dua epik mitologis berjudul Thebais dan Achilleis. Epik mitologis lain berjudul Argonautica ditulis oleh Velarius Flaccus. Meski banyak jejak Vergilian bisa kita temukan dalam Punicia, tema perang historisnya juga menampakkan pengaruh De Bello Civili karya Lucanus, epik historis tentang Perang Sipil pada tahun 48 SM antara Julius Caesar dan Senat Roma yang dipimpin oleh Pompeius Magnus. “Bella”, kata pertama dalam epik De Bello Civili, di gunakan Silius di baris keempat Punica. Selain kaya dari sisi historis, Punica juga dengan baik menampilkan penguasaan si penyair terhadap aspek etnografis dan geografis dari kelompok-kelompok dan daerah-daerah yang dibahas di dalam epik.

Itulah kutipan salah satu catatan peristiwa dalam buku ini. Mario F. Lawi menyinggung Punica, epik Latin dari abad pertama Masehi yang ditulis oleh penyair Silius Italicus, diakhir catatannya tentang toko-toko buku di Roma. Pengalaman di Roma adalahsalah satu dari sejumlah pengalaman yang dicatat Mario sejak Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate, akhir Oktober 2011, sampai Siklon Tropis Seroja yang menghantam NTT, awal April 2021. Benang merah catatan-catatan dari berbagai situasi dan periode dalam buku ini adalah sastra dan hal-hal yang berkaitan dengannya.  

 

Aku Mengenangmu dengan Pening yang butuh Panadol: Kumpulan Puisi

Judul

:

Aku Mengenangmu dengan Pening yang butuh Panadol: Kumpulan Puisi

Penulis

:

Berto Tukan

Penerbit

:

CV. Pustaka Anagram

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

80

ISBN

:

978-623-91617-9-8

Harga

:

Rp. 75.000

Status

:

Ada

 

[…]

 lalu dia menghapus senja

digantinya

pada matahari

rebah di horison

laptop itu teringat pada majalah sastra

menggali kuburnya sejak detik pertama

dilahirkan

(Perumpamaan pada Rindu Sebiji Nagka QQ)

 

[...]

dia menggaruk punggungnya

di balik kaos partai warna biru

anjiiiing, keselek guwah!!!

tangan yang sama

mencedok nasi tadi

ke piringku

kini

sudah sendokan kelima

dimulutku

(Kali Ini Lelaki Tua Penjaga Warteg Menggaruk Pantatnya)


Rusuk Sepi Adam

Judul

:

Rusuk Sepi Adam

Penulis

:

Derry Saba

Penerbit

:

Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

84

ISBN

:

978-623-96911-3-4

Harga

:

Rp. 70.000

Status

:

Ada


Pada kumpulan sajak Rusuk Sepi Adam, rupanya rekam jejak kepenyairan Derry Saba telah disamarkan demi kesinambuangan posisi para puisi. Tidak selesai sampai di sana, letupan tajam nan reflektif di beberapa puisi pun, secara perlahan, memosisikan pembaca sebagai seorang pemburu harta karun. (Ilda Karwayu, penyair)

Puisi-puisi dalam Rusuk Sepi Adam digerakkan dengan siasat ad intra: alusi-alusi biblikal dan pengalaman-pengalaman personal dibimbing ke dalam kesadaran puitik si Aku-lirik. Pada beberapa puisi, tubuh dan segala yang melekat padanya menjadi pintu masuk bagi perjalanan pembaca menikmati kejutan-kejutan sederhana yang dekat sekaligus berjarak. (Giovanni A. L. Arum, Penyair)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...