Selasa, 24 Desember 2013

Potensi dan Prospek Usaha Ternak Sapi di Pulau Timor


Judul
:
Potensi dan Prospek Usaha Ternak Sapi di Pulau Timor
Penulis
:
Esthon L. Foenay
Penerbit
:
Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana
Tahun Cetak
:
2009
Halaman
:
77
ISBN
:
978-979-1098-02-9
Harga
:
Rp. 45.000
Status
:
Kosong

Kebijakan pengembangan usaha ternak sapi di NTT merupakan upaya yang sangat strategis karena berdampak langsung terhadap tingkat kesejahteraan rakyat dan berdampak positif pada perputaran roda ekonomi daerah. Mengembangkan usaha ternak sapi sebagai basis utama bagi pengembangan produksi dan pengembangan kesempatan berusaha sebagai basis usaha peningkatan total produksi. Dengan demikian, pengembangan ternak sapi potong dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani peternak sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi daerah melalui peningkatan kemampuan pemasokan ternak hidup dan produksi olahannya.

Usaha ternak sapi dapat menjadi penarik dan pendorong kegiatan ekonomi terkait lainnya seperti penciptaan kesempatan kerja, peningkatan usaha perdagangan dan jasa, mendorong industri pengolahan, industri pupuk organik dan jasa transportasi. Secara makro usaha ternak sapi potong dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi daerah karena perannya yang dominan dalam peningkatan konstribusi sub sektor perternakan pada total PDRB serta merupakan sumber ekspor utama wilayah dan sumber pemenuhan kebutuhan utama daging di daerah.

Kamis, 19 Desember 2013

Novel dan Film


Judul
:
Novel dan Film (Original)
Penulis
:
Pamusuk Eneste
Penerbit
:
Nusa Indah - Ende
Tahun Cetak
:
1991
Halaman
:
74
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 30.000
Status
:
Ada

Dari tahun ke tahun banyak bermunculan film yang didasarkan pada novel. Namun film yang dihasilkan itu sering menimbulkan ketidakpuasan para pengarang novel dan para penonton film. Mengapa hal itu terjadi?

Pamusuk Eneste berusaha menyodorkan jawaban secara panjang lebar atas pertanyaan di atas. Disodorkan uraian tentang hakikat dan seluk beluk novel, demikianpun tentang film. Kemudian dilakukan pengadaptasian (ekranisasi).

Sampai kini kita sangat sukar menemukan buku yang secara khusus membahas hubungan antara novel dengan film. Dengan terbitnya buku ini maka kekurangan itu dapat teratasi. Para pecinta novel dan film sangat penting memiliki buku bermutu ini.

Kamus Pengantar Bahasa Kupang


Judul
:
Kamus Pengantar Bahasa Kupang
Penulis
:
June Jacob dan Charles E. Grimes
Penerbit
:
Artha Wacana Press
Tahun Cetak
:
2003
Halaman
:
232
ISBN
:
0-7272-0240-5
Harga
:
Rp. 50.000
Status
:
Ada

Bahasa Kupang digunakan di Kota Kupang dan sekitarnya. Kira-kira 100.000 orang menggunakan Bahasa Kupang sebagai bahasa pertama, atau ‘bahasa ibu’. Sekitar 200.000 orang lagi menggunakan bahasa Kupang sebagai bahasa kedua, atau bahasa antar suku (B. F. Grimes 2000:510; C. Grimes, Therik, B. D. Grimes, dan Jacob 1997). Bahasa-bahasa ibu mereka merupakan bahas Rote, Sabu, Alor, Jawa, Bugis, Uab Meto dan sebagainya. Bahasa Kupang menjadi bahasa tersendiri dan patut dipakai sebagai alat komunikasi.

Kamus pengantar bahas Kupang ini telah disusun menurut prinsip-prinsip ilmiah (Coward dan Grimes 1995, 2000). Banyak orang terlibat dalam proses menggali makna bahas Kupang, baik orang ilmuan maupun orang awam, serta orang dari berbagai latar belakang suku.

Kamus ini bersifat ‘kamus Pengantar’ dan bukan kamus lengkap. Pada tahap ini, perbedaan antara bahas Kupang dan Bahasa Indonesia baku lebih diperhatikan, walaupun 19% dari 3200 kata persis sama dengan bahasa Indonesia baku.

Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores Untuk Nusantara


Judul
:
Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores Untuk Nusantara
Penulis
:
Tim Nusa Indah
Penerbit
:
Nusa Indah - Ende
Tahun Cetak
:
2006
Halaman
:
104
ISBN
:
979-429-171-4
Harga
:
Rp. 40.000
Status
:
Ada

Masa pembuangan Bung Karno di Pulau Flores berlangsung dari 14 Januari 1934 sampai dengan 18 Oktober 1938. Bung Karno menggambarkan dirinya dalam pembuangan itu sebagai “elang yang telah dipotong sayap-sayapnya. Namun, ternyata Bung Karno mampu mengatasi dan mengolah situasi krisis ini secara kreatif sehingga menghasilkan hal-hal positif dalam pembentukan karakter dan kepribadian, sifat dan jiwa perjuangannya untuk memerdekakan dan menyatukan bangsa Indonesia. Bung Karno mengatakan: “Pulau Bunga akan tetap kekal melekat dalam kenanganku!”.

Bung Karno mengakui melepaskan kepercayaannya akan takhyul di Flores, yang ia lebih senang menyebutnya Pulau Bunga. Di Flores, Bung Karno merenungkan Pancasila, yang disebutnya sebagai lima butir mutiara yang indah. Selama pembuangan di Flores, denngan sandiwara-sandiwaranya, Bung Karno telah meramalkan Indonesia akan merdeka pada 17-8-1945. Di Flores juga, Bung Karno untuk pertama kalinya di sapa dengan nuansa meramal sebagai presiden Indonesia. Kita juga dapat menelusuri peninggalan yang menggungkapkan hasil perwujudan bakat seni arsitek, seni sastra, seni rupa Bunga Karno di Flores. Dalam hati sekitar 100 orang sahabatnya di Flores terukir kesan mendalam akan sikap persahabatan yang bebas, kerakyatannya yang kental, cintanya terhadap alam lingkungan san semangat menbangun diri dari kristal keringat sendiri..

Buku ini menyajikan pelbagai hal yang berhubungan dengan masa pembuangan Bung Karno di Flores, khususnya di Ende, selama kurang lebih 5 tahun. Dilengkapi dengan foto-foto yang unik dan eksklusif, buku ini disajikan secara populer dalam gaya bahasa bercerita. Pembaca dibantu untuk dengan mudah memahami pemikiran dan perjuangan Bung Karno, Putra Sang Fajar dalam membentuk Bangsa Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...