Kamis, 26 Oktober 2023

Indonesia Indah, Kain-Kain Non – Tenun Indonesia

Judul

:

Indonesia Indah, Kain-Kain Non – Tenun Indonesia Buku ke-4 Seri Penerbitan Buku “Indonesia Indah” Mengenai Latar Belakang Kehidupan Bangsa Indonesia Adat Istiadat dan Seni Budayanya

Tim Penulis

:

H. Harmoko dkk.

Penerbit

:

Yayasan Harapan Kita – BP3 Taman Mini Indonesia Indah

Tahun Cetak

:

1995

Halaman

:

315

ISBN

:

979-8735-03-X

Harga

:

Rp. 200.000

Status

:

Ada

 

Salah satu kekayaan budaya bangsa kita adalah seni kerajinan rakyat yang terdapat diberbagai daerah di kepulauan Nusantara. Seni kerajinan rakyat ini terutama berkaitan dengan kehidupan dan kebutuhan hidup rakyat sehari-hari.

Berkenan dengan seni kerajinan rakyat kita mengenal tenunan. Masing-masing daerah mempunyai corak sendiri-sendiri. Kerajinan tenun ini sudah banyak dikenal orang. Tetapi di samping kerajinan tenun juga terdapat kerajinan bukan tenun. Tampaknya, bukan tenun ini lebih tua usianya dibanding kerajinan itu sendiri. Sebagai halnya kerajinan tenun, maka kerajinan bukan tenun inipun terdapat diberbagai daerah di Tanah Air kita. Kerajinan bukan tenun mempunyai nilai seninya sendiri. Kerajinan jenis ini perlu kita kenali lebih jauh dan kita perkenalkan kepada masyarakat (Ibu Tien Soeharto).

Pada bagian buku ini terdapat informasi terkait dengan jenis kain Sumba. Jenis kain adat yang dinilai tinggi adalah hinggi (selimut pria) dan lau (selimut wanita). Kain-kain tersebut kini dikenal pembuatannya melalui teknik tenun ikat lungsi yang diperkaya dengan pahikung (teknik lungsi tambah). Namun jauh sebelum mengenla teknik menenun, kain-kain di Sumba terbuat dari lembar-lembar kulit kayu. Bahan kain kulit kayu ini sebagian besar diperoleh dari pohon kambala, juga pohon huama. Oleh karena itu kain-kain kulit kayu ini lebih dikenal dengan nama kain kambala.

Kain-kain kulit kayu kini telah amat jarang dijumpai. Agaknya setelah kebudayaan membuat tenunan, dan kemudian tenun ikat, diperkenalkan kepada masyarakat Sumba, produksi dan penggunaan kulit kayupun lambat laun tehenti. Dewasa ini kain Kambala hanya dibuat dan di tawar-tawarkan kepada pihak-pihak tertentu, seperti para kolektor kain dan wisatawan. Salah satu daerah yang masih menghasilkan kain Kambala adalah desa Pamboatanjara, di wilayah Wairinding, Sumba Timur. 


Rabu, 25 Oktober 2023

Nusa Tenggara Timur Dalam Kancah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Judul

:

Nusa Tenggara Timur Dalam Kancah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, beberapa catatan ungkapan kenang-kenangan pribadi

Penulis

:

I. H. Doko

Penerbit

:

Masa Baru – Bandung

Tahun Cetak

:

1974

Halaman

:

260

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 150.000

Status

:

Kosong

 

Terbitnya buku ini menambah jumlah penulis/pengarang  asal Nusa Tenggara Timur yang menggali dan memaparkan Sejarah Nusa Tenggara Timur khususnya. Kami merasa bangga sebab penulis berani mengemukakan fakta dan pendiriannya kepada umum. Suatu sumbangsih yang belum banyak kita peroleh dari putera-puteri cendikiawan Nusa Tenggara Timur yang masih bersifat ‘bescheiden’.

Di dalam buku ini kita melihat tampilnya para pejuang asal Nusa Tenggara Timur yang tidak kalah dengan kawan-kawan seperjuangan lainnya dalam usaha memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam bidang ilmu-ilmu Sosial masih sangat kurang diadakan penelitian, sehingga terdapat bahaya, bahwa harta warisan kulturil leluhur kita ditelantarkan dan akan hilang melenyap untuk selama-lamanya.

Dengan ini pula kami mengajak para calon penulis/pengarang untuk tidak ‘bescheiden’ lagi tampil di atas panggung Sejarah Indonesia pada umumnya dan Sejarah Nusa Tenggara Timur pada khususnya melalui penelitian dan penulisan.

Penampilan harta warisan kulturil leluhur dalam bentuk-bentuk tulisan merupakan pula satu perjuangan di bidang pembangunan Bangsa dan Negara, karena peranan Ilmu Sosial itu sendiri turut serta menentukan sukses tidaknya Pembangunan Nasional. (Kolonel Polisi Drs. Titus Uly/Kepala Perwakilan Dep. P dan K Dati I Nusa Tenggara Timur) 


Jangan Takut Berpolitik

Judul

:

Jangan Takut Berpolitik

Penulis

:

Kanis Pari

Penyunting

:

Jannes Eudes Wawa

Penerbit

:

Bank Naskah Gramedia & Pusat Edukasi dan Kajian Masyarakat (Pakem)

Tahun Cetak

:

2004

Halaman

:

342

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 160.000

Status

:

Kosong

 

Demokrasi tidak pernah tanpa perjuangan. Di mana-mana di dalam sejarah, demokrasi harus diletakkan, harus diusahakan. Demokrasi bukan hadiah. Demokrasi adalah hasil kesabaran dan ketekunan dan ketelatenan.

Membibitkan kader bangsa hari ini? Bertahun-tahun tidak bertumbuh, tidak kelihatan bertumbuh. Tetapi sekali ia bertumbuh, sekali ia bisa bertumbuh. Ia akan bertumbuh terus, bertumbuh terus-menerus. Sambil bertumbuh, sambil berkembang. Sambil berkembang, sambil berbiak. Sambil berbiak, beranak pinak. Kaderisasi adalah proses bertahun. Kaderisasi adalah proses pematangan seorang manusia muda. Maka mulailah hari ini, esok akan kau petik hasilnya.

Seorang pemimpin harus punya prinsip moral. Harus integre. Harus terampil. Sebab seorang pemimpin itu harus bijaksana. Pemimpin yang tidak bijaksana adalah malapetaka. Kebijaksanaan tidak pernah berasal dari Cuma latihan. Kebijaksanaan tidak pernah bersumber dari birokrasi. Kebijaksanaan juga bukanlah resultante dari aspirasi-aspirasi rakyat. Kebijaksanaan mutlak berakar di dalam kepribadian. Bermuara di dalam moral individu. Kebijaksanaan adalah sungai keadilan, dan kesejahteraan. Mata airnya:keseimbangan! (Pesan Bung Kanis, dalam buku Jangan Takut Berpolitik, 2004) 


Senin, 16 Oktober 2023

Pasola: Permainan Ketangkasan Berkuda Lelaki Sumba Nusa Tenggara Timur – Indonesia

Judul

:

Pasola: Permainan Ketangkasan Berkuda Lelaki Sumba Nusa Tenggara Timur – Indonesia

Penulis

:

Paulus Lete Boro

Penerbit

:

Obor

Bahasa

:

Indonesia & Inggris

Tahun Cetak

:

1995

Halaman

:

34

ISBN

:

979-565-028-9

Harga

:

Rp. 120.000

Status

:

Kosong


Menurut keyakinan masyarakat setempat, Pasola mempunyai kaitan erat dengan upacara keagamaan Marapu. Didalamnya terungkap penghayatan keyakinan religi masyarakat Sumba. Upacara ritual ini selalu bermula dari hal-hal yang profan dan berakhir dengan hal-hal yang sakral. Makna dan hakikatnya tidak saja ditemukan di dalam ketangkasan para pelaga di atas kudanya dan darah mereka yang mengucur keluar karena tombakkan lawan sewaktu berlaga dalam perang tanding, melainkan juga di dalam sikap dan praktek hidupnya di dunia. Oleh karena itu sebelum penulis menguraikan sejarah dan tatacara penyelenggaraan upacara adat Pasola, pembaca akan diajak sejenak merenungkan Sapta Mantra yang masih mempunyai kaitan erat dengan upacara sakral Marapu, agar bisa menangkap makna dan hakikat upacara adat Pasola secara utuh dan menyeluruh. 


Minggu, 15 Oktober 2023

Sumba: Forgotten Island, Vergeten Eilan, Pulau yang terlupakan


Judul

:

Sumba: Forgotten Island, Vergeten Eilan, Pulau yang terlupakan

Penulis

:

Robert Ramone, C.Ss.R.

Penerbit

:

Uitgeverij Bert Post

Bahasa

:

Inggris, Belanda & Indonesia

Tahun Cetak

:

2011

Halaman

:

208

ISBN

:

978-90-70376-76-5

Harga

:

Rp. 250.000

Status

:

Kosong


Sumba – Pulau yang Terlupakan adalah sebuah buku yang menampilkan keragaman dan keindahan Indonesia, khususnya Pulau Sumba. Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari kira-kira 12.000 buah pulau; dikenal sebagai negara kepulauan Nusantara. Pulau-pulau ini tersebar luas dan berjalak satu sama lain dan banyak diantara pulau-pulau tersebut tidak berpenghuni manusia.

Sumba adalah sebuah pulau yang indah permai dengan ragam budaya dan tradisi warisan leluhur yang bernilai tinggi; sudut-sudut pulaunya mempesona, pantai-pantainya indah alamiah, laut biru bebing bagaikan rumah kediaman yang luas, padang saban yang garang dan hutan rimba sebagai tempat hunian binatang liar.

Sumba memang indah tapi juga menjadi salah satu pulau termiskin di Indonesia. Mayoritas penduduknya hidup di rumah-rumah yang sangat sederhana dengan sedikit makanan dan kekurangan air bersih. Banyak anak usia sekolah tidak dapat ke sekolah karena orang tua mereka miskin. Gizi buruk dan kurang tersedianya pendidikan dan makanan, penyakit menular dan banyak anak meninggal dunia sebelum mencapai usia balita.

Indonesia memiliki sejarah pergolakan; pernah dijajah Belanda dari tahun 1799 sampai 1945. Sebagai sifat bawaan kaum penjajah, bayak wilayah yang dirampas kekayaan alamnya dan sejak kemerdekaan (1945), Indonesia telah berupaya untuk mengatasi kemiskinannya. Untuk mencapai sebuah kemajuan, setidak-tidaknya semua pelaku perubahan harus mengutamakan akuntabilitas dan transparansi terkait berbagai kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat karena masyarakat pada prinsipnya adalah subjek dan objek dari sebuah perubahan.

Ibukota negara dan kedudukan pejabat pemerintahan Indonesia ialah Jakarta (Jawa) kira-kira dua ribu km dari Sumba. Dan nampaknya pulau-pulau bagian timur Indonesia terlupakan dalam peta pemerintahan pusat, Jakarta. Telah terjadi pergantian presiden, juga pemimpin dan tokoh politik dari waktu ke waktu tetapi kemajuan, khususnya Sumba, bergerak sangat perlahan dan lamban.

Melalui buku ini, saya ingin memperkenalkan Sumba dengan harapan dan mimpi-mimpi untuk suatu masa depan yang lebih baik. Melalui halaman-halaman buku ini saya menampilkan kepada anda suatu panorama serta keunikan budaya dan tradisi yang ada dan hidup di Sumba. Kepada anda para pembaca, saya berharap, dengan membaca buku ini dapat memberikan inspirasi kepada anda untuk mengunjungi Sumba, pulau yang indah dan mempesona. Dan itulah pulau kediamanku yang saya cintai! (Pengarang)

Ana Do Hawu, Ikuti Jejak Nabi Ibrahim AS

Judul

:

Ana Do Hawu, Ikuti Jejak Nabi Ibrahim AS

Penulis

:

HM. Charis Radjaratu

Penerbit

:

Smart Institute – Yogyakarta

Tahun Cetak

:

2006

Halaman

:

88

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 80.000

Status

:

Ada

 

Cerita tentang masa kecil di Pulau Sabu (Nusa Tenggara Timur), sekolah menengah di Sala Tiga (Jawa Tengah), sempat menjalani tes calon Taruna Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, pindah ke Jakarta, menikah secara Islam, menjadi wartawan di LKBN Antara, hingga melaksanakan kewajiban menunaikan haji, adalah rangkaian perjalanan hidup Pak Charis, perjalanan itu berliku dan berbuah nikmat. (Asro Kamal Rokan, Pemimpin Umum LKBN Antara)

Sebagai sesama wartawan dan anggota Keluarga Besar LKBN Antara, saya menyambut baik terbitnya otobiografi Bung Charis ini, baik secara personal, buku ini menceritakan pengalaman spiritual penulisnya yang dapat menjadi rujukan bagi orang lain. Secara personal pula, buku ini menjadi dokumen atau warisan bagi keluarga penulisnya. Secara profesional, buku ini dapat menjadi contoh bagi wartawan lainnya. Wartawan itu dihargai dari karya atau tulisannya. Dan, puncak dari karya tulis wartawan adalah dalam bentuk buku. Saya berharap semua wartawan menulis buku, termasuk otobiografi. (Parni Hadi, mantan PU LKBN Antara, kini Direktur Utama RRI Pusat) 


Selasa, 10 Oktober 2023

Wonakaka

Judul

:

Wonakaka

Penulis

:

Djoko Dwinanto

Penerbit

:

Balai Pustaka

Tahun Cetak

:

2011

Halaman

:

102

ISBN

:

979-407-578-7

Harga

:

Rp. 45.000

Status

:

Ada

 

Wonakaka adalah seorang pejuang di daerah Kodi dan Pulau Sumba. Ia adalah seorang yang amat gigih berjuang membela rakyatnya. Kendatipun bekal utamanya hanyalah keberanian dan keahliannya menembak jitu dengan senjata api. Hatinya tersentuh untuk memimpin rakyat Kodi melawan Belanda. Kepandaiannya bersiasat teruji sewaktu pasukannya berhasil membunuh ratusan serdadu Belanda. Ketangguhan dan kegigihannya pun teruji ketika pasukan Belanda tidak mampu menangkapnya. Hanya tipu muslihat gaya khas Belandalah yang akhirnya mampu membawanya ke penjara.

Kisah ini hanya dimaksudkan untuk mengungkapkan kepahlawanan Wonakaka sebagai bukti bahwa di setiap daerah di belahan bumi Indonesia ini selalu saja muncul orang yang siap mengorbankan nyawa demi rakyat dan bangsanya. Semoga kisah kepahlawanan dan keberanian Wonakaka ini bisa menjadi bacaan segar sekaligus penambah pengetahuan anak-anak tentang pahlawan-pahlawan  yang pernah dilahirkan di negeri tercinta ini. 


Bendera, Kisah Perjalanan Butterfly Goes to Timor Leste

Judul

:

Bendera, Kisah Perjalanan Butterfly Goes to Timor Leste

Penulis

:

Mujadi

Penerbit

:

Kattakota

Tahun Cetak

:

2006

Halaman

:

156

ISBN

:

979-1032-00-9

Harga

:

Rp. 40.000

Status

:

Ada

 

Melewati Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor Barat dan berakhir di Watu Gedhe-Timor Leste. Menyeberangi selat demi selat, menyusuri daratan. Birunya laut, birunya langit. Hijau rimbunnya hutan, coklat padang gersang-rumput mati, mudah terbakar. Ingus bocah sekolah dasar tanpa alas kaki. Tatap mata bersahaja kadang penuh curiga.

Diangkat dari kisah perjalanan Butterfly Goes to Timor Leste, 20 Agustus -16 September 2004. Menggunakan motor Honda C-70 berkapasitas mesin 70cc buatan 1978. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...