Selasa, 29 Maret 2022

Membangun Kesadaran: Kisah-Kisah Gerakan Tolak Tambang di Manggarai Raya dengan Memanfaatkan Pengetahuan Lokal

Judul

:

Membangun Kesadaran: Kisah-Kisah Gerakan Tolak Tambang di Manggarai Raya dengan Memanfaatkan Pengetahuan Lokal

Penulis

:

Simon Suban Tukan, SVD, dan Mirisa Hasfaria

Penerbit

:

Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace and Integrity of Creation/JPIC) SVD Ruteng-Manggarai dan INSISTPress

Tahun Cetak

:

2018

Halaman

:

52

ISBN

:

978-602-0857-60-2

Harga

:

Rp. 35.000

Status

:

Kosong

Cerita perubahan ini adalah sebuah pembelajaran bersama terkait perjuangan masyarakat mendorong pemerintah untuk memenuhi dan menegakkan hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat akan pembangunan yang menyejahterakan dan berkeadilan sosial. Pulau Flores selalu mengalami perubahan iklim, di mana kemarau selalu lebih panjang dibandingkan musim hujan. Sehingga kesulitan mendapatkan air minum dan kegagalan panen sering terjadi. Pulau Flores juga merupakan daerah ring api serta mengalami letusan gunung berapi dan guncangan akibat gempa yang sering. Keberlanjutan masyarakat yang sangat bergantung pada daya dukung lingkungannya untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bisa lenyap, jika perizinan tambang dibiarkan menggerus lahan-lahan produktif warga.


Selasa, 22 Maret 2022

Kekerasan Berbasis Gender & Instrumen Hukum

Judul

:

Kekerasan Berbasis Gender & Instrumen Hukum

Penulis

:

Veronika Ata, SH, M.Hum

Penerbit

:

YKBH Justitia Kupang

Tahun Cetak

:

2009

Halaman

:

99

ISBN

:

978-602-97419-1-9

Harga

:

Rp. 65.000

Status

:

Ada


Kekerasan berbasis gender merupakan kekerasan yang melestarikan pengkotak-kotakan (stereotip) peran gender yang mengingkari nilai seorang manusia serta menghambat kemajuan manusia. Kekerasan ini terjadi karena perbedaan peran gender. Peran gender ini melahirkan ketidakadilan: subordinasi, stereotype/cap negatif, marginalisasi/peminggiran, kekerasan dan beban kerja yang banyak.


Perempuan dan anak yang menjadi korban terbesar. Untuk itu perlu pendampingan dan layanan yang responsif terhadap perempuan dan anak. Sehingga mereka dapat dilindungi sebagai seorang warga negara. Demi melindungi hak-hak perempuan dan anak, telah dibentuk instrumen hukum antara lain DUHAM, Konvensi Anti Diskrimasi Perempuan, Konvensi Hak Anak. Sementara itu, terdapat hukum nasional antara lain UUD 1945, UU HAM, UU PKDRT, UU Perlindungan Anak, UU Traficking, dan beberapa regulasi lainnya.


Kamis, 10 Maret 2022

Antologi Puisi Ina Tani Tenane (Perempuan Pemintal Benang)

Judul

:

Antologi Puisi Ina Tani Tenane (Perempuan Pemintal Benang)

Penulis

:

Komunitas Sastra Ina Bao Puken

Penerbit

:

Deepublish

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

120

ISBN

:

978-623-02-0749-5

Harga

:

Rp. 65.500

Status

:

Kosong


Puisi lahir dari imaji-imaji yang berkeliaran, juga lahir dari realitas-realitas sekitar yang diwarnai dengan khayal. Kata-katanya, kadang kaku walau tidak beku, kadang cair meskipun tidak mencair. Ia selalu hadir dalam lintasan sejarah, menjadi juang walau tidak pernah berjuang, menjadi senjata walau tidak mampu mematikan, atau hanya menjadi teman dalam sepi bagi yang selalu merasa kesepian. Ia selalu unik dalam kehadirannya.

Antologi puisi karya Komunitas Sastra Ina Bao Puken SMP Negeri 1 Nubatukan (Spensa) ini hadir di kala kata-kata lagi gersang, kalimat-kalimat lagi germercik, bait-bait puisi menyepi, menepi, entah karena tak ada seonggok emas untuk dijual, atau memang rasa sudah tak puitis, atau memang tak lagi butuh puisi untuk mengalunkan rindu, cinta, benci, dan kekaguman. Betapa indah karya-karya insan Spensa yang tertuang lewat puluhan judul puisi, yang lagi menguapkan hasrat untuk bertingkah

Kumpulan puisi ini menceritakan tentang beragam fenomena hidup yang dialami para penulis. Kepekaan terhadap situasi sosial, kekaguman terhadap guru, rasa cinta dan bakti kepada orang tua, semangat kepahlawanan, persahabatan sejati, problematika pendidikan, motivasi diri, kritik sosial serta pesona alam, merupakan sekelumit ungkapan hati yang tertuang lewat buku antologi puisi ini. Buku ini adalah guratan hati dan ekspresi diri para penulis terhadap berbagai fenomen hidup yang sedang mereka geluti.

Hadirnya buku kumpulan puisi ini dapat menjadi motivasi untuk lebih berimajinasi dan arahan untuk membentuk kepribadian yang lebih baik. Buku kumpulan puisi ini juga dapat menambah perbendaharaan sastra budaya Lamaholot, suatu warisan berharga nenek moyang kita yang patut kita jaga dan teladani. Bagi para pembaca puisi, ini adalah hasil karya yang menjadi motivasi  untuk mengapresiasi karya seni, renungan untuk instropeksi diri, menjadi lebih eksis dalam berkarya, dan membangkitkan semangat untuk lebih peka terhadap fenomena sosial melalui lariknya yang indah.


Leko Leles Perspektif Pada Pilkada Manggarai Timur 2018

Judul

:

Leko Leles Perspektif Pada Pilkada Manggarai Timur 2018

Penulis

:

Alfred Tuname

Penerbit

:

Deepublish

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

239

ISBN

:

978-623-02-3729-4

Harga

:

Rp. 136.000

Status

:

Kosong

 
“History has been writen by the victors”-Winston Churcill.


Sejarah selalu dicatat rapi dan dikisahkan kembali oleh para pemenang. Tujuan pertamanya adalah mengenang perjuangan (memorial). Kedua, mempertahankan kemenangan (politik). Itulah historia docet!


Dalam usaha mempertahankan kemenangan, orang mengais “napak-tilas” atas perjuangan yang pernah dilakukan. Di sana, tangis dan tawa diingat kembali; kecerdikan dan kecerobohan diunduh ulang. “History is the memory of thing said and done”, meminjam ungkapan Carl Becker.


Semua memori itu diseduh kembali demi menyatukan emosi dan spirit bertahan: menjaga serta mempertahankan apa yang sudah diraih. Cukup berat memang! Tetapi atas dasar itulah sejarah (kemenangan) menjadi penting.


Sejarah kemenangan tentu memuat kenangan. Bukan itu saja, sejarah itu berisi harapan. Dari sejarah, orang ingin melihat masa depan. Kadang, sejarah itu bisa terulang kembali. Semua tragedi yang pernah terjadi lantas menjadi lelucon dalam kenangan. “L’histoire se répète, tout d’abord comme une tragédie, après comme une farce”, kata filsuf Karl Marx.


Tetapi kisah yang sama tak mungkin terjadi lagi. Kisah dalam selalu bersifat einmalig, meskipun maknanya dapat diingat dan diungkap lagi. Karena itu, selalu ada historical value dan historical fact. Sebagai fakta, sejarah bersifat original. Sebagai nilai, sejarah itu berisi pikiran-pikiran. C. P. Scott menyebutkan, “fakta itu sakral, opini itu bebas”. 

Tanaman Obat Tradisional Dokumentasi Pemanfaatan Tanaman Obat Masyarakat Suku Dawan (Amanuban) Kabupaten Timor Tengah Selatan

Judul

:

Tanaman Obat Tradisional Dokumentasi Pemanfaatan Tanaman Obat Masyarakat Suku Dawan (Amanuban) Kabupaten Timor Tengah Selatan

Penulis

:

Meti O. F. I Tefu, S.Pd., M.Si. &Dian R Sabat, S.Si., M.Pd.

Penerbit

:

Deepublish

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

193

ISBN

:

978-623-02-3664-8

Harga

:

Rp. 186.500

Status

:

Kosong

 

Tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, dimana  dalam pemanfaatannya menggunakan sebagian, seluruh dan atau eksudat (isi sel) tanaman tersebut sebagai bahan obat tradisional/jamu. Tanaman obat yang diulas dalam buku ini merupakan rangkuman data yang  diperoleh dari hasil riset etnobotani yang dilakukan pada suku dawan (Amanuban). Suku dawan (Amanuban) adalah salah satu suku yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil yang diperoleh dari riset ini adalah ditemukannya 103 jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarkat suku dawan (Amanuban) antara lain : Alang-Alang, Andong, Anggrek Pohon, Anggrek Tanah, Asam, Avokad, Bambu, Bandotan, Bawang Sabrang, Bawang Merah, Bawang Putih, Bayam Merah, Beluntas, Beringin, Biduri, Binahong, Blustru/ Batol, Bunga Pukul Empat, Bunga Tongkeng, Cendana, Ceremai, Cincau Rambat Cincau Rambat, Daun Dewa, Daun Kentut, Daun Salam, Delima, Dlingo, Faloak, Gewang, Gletang, Gulma Kaustik Merah, Hahapaan, Inggu, Jagung, Jahe, Jambu, Jarak Kaliki, Jarak Pagar, Jeruk Nipis, Johar, Kacang Gude (Turis), Kacang Tunggak Merah, Kanna, Kapas, Kapok Randu, Kecubung, Kelapa, Kelor, Kemangi, Kembang Sepatu, Kemiri, Kencur, Kersen, Kirinyuh, Kitolod, Krokot, Kulit Pahit, Kumis Kucing, Kunyit, Kesambi, Labu Kuning, Labu Siam, Liana, Lidah Buaya, Lontar, Lumut Kerak, Mahoni, Mangga, Mara, Markisa, Mengkudu, Meniran, Mentimun, Murbei Liar, Paku, Pare/ Paria, Pata Tulang, Patikan Kebo, Pecut Kuda, Pegagan, Pepaya, Pilang /Kabesak, Pinang, Pisang Susu, Pisang Tembaga Merah, Pokok Lipan, Pulai, Sambiloto, Serai Wangi, Sesawi Langit, Siri Hutan, Siri Wangi, Sirsak, Srikaya, Tali Putri, Tapak Liman, Tebu Merah, Tembakau, Tembelekan, Tempuyung, Temulawak, Tomat, dan Turi Merah. Pada setiap jenis tanaman disertai gambar, nama Indonesia, nama Latin, nama daerah, morfologi tanaman, taksonomi tanaman, bagian yang digunakan, kandungan senyawa kimia dan farmakologi, khasiat tanaman, dan cara penggunaannya.

Hasil ini merupakan sebagian kecil pengetahuan masyarakat suku dawan (Amanuban) yang diperoleh penulis dengan cara wawancara kepada dukun/ tabib dan masyarakat yang pernah menggunakan tanaman sebagai obat di empat lokasi penelitian yaitu Desa Napi (Kecamatan Kie), Desa Lakat (Kecamatan Kuatnana), Desa Pusu (Kecamatan Amanuban Barat) dan Desa Kiufatu (Kecamatan Kualin). Secara keseluruhan buku ini sangat bermanfaat dan informatif sebagai referensi penelitian, ataupun hanya sekedar memperkaya informasi mengenai tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.


Jumat, 04 Maret 2022

Insiden Balibo 1975, Terbunuhnya Lima Wartawan Itu

Judul

:

Insiden Balibo 1975, Terbunuhnya Lima Wartawan Itu

Penulis

:

James Dunn

Penerbit

:

Institut Studi Arus Informasi (ISAI) & Forum Solidaritas untuk Timor Lorosae (Fortilos)

Tahun Cetak

:

1999

Halaman

:

76

ISBN

:

979-8933-17-6

Harga

:

Rp. 100.000

Status

:

Ada

 
Kota Balibo ini, dengan benteng Portugis di atas bukit, telah dicatat oleh sejarah sebagai pusat dua kebohongan yang sengaja disebarluaskan oleh rezim Orde Baru, untuk membenarkan pembantaian demi pembantaian anak-anak manusia dari berbagai bangsa di “negeri matahari terbit”, Timor Lorosae, semenjak rezim kediktatoran Soeharto itu memutuskan untuk mencaplok negeri itu.

Apa saja kedua kebohongan itu? Kebohongan pertama menyangkut nasib lima orang wartawan televisi Australia, yang tiba-tiba kedapatan meninggal dunia di Balibo, tanggal 16 Oktober 1975. Sedangkan kebohongan kedua menyangkut sebuah petisi yang meminta penggabungan Timor Lorosae ke dalam wilayah Republik Indonesia, yang konon ditandatangani di benteng Balibo itu pada tanggal 30 November 1975. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...