Kamis, 01 Juli 2021

Etnomedisin: Pengobatan Tradisional Penyakit Malaria Masyarakat Tetun di Timor Barat

Judul

:

Etnomedisin: Pengobatan Tradisional Penyakit Malaria Masyarakat Tetun di Timor Barat

Penulis

:

Maximus M. Taek

Penerbit

:

LPHK & Unwira Press

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

268

ISBN

:

978-623-94604-0-2

Harga

:

Rp. 100.000

Status

:

Ada

Setiap kelompok masyarakat etnik memiliki pengetahuan lokal mereka sendiri dalam hal pemanfaatan bahan alam untuk mendukung kehidupan mereka. Pengetahuan lokal ini berbeda-beda sesuai dengan tempat tinggal, etnisitas, kepercayaan asli, agama, hubungan atau interaksi mereka dengan kelompok masyarakat yang lain, dan faktor lingkungan seperti ketersediaan sumber daya alam. Masyarakat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang ada di sekitar tempat tinggal mereka terutama untuk memenuhi kenutuhan akan makanan dan pengobatan. Penggunaan bahan alam tumbuhan, hewan dan mineral dalam pengobatan sudah berlangsung sepanjang sejarah hidup manusia di bumi. Berbagai gangguan kesehatan yang menyerang fisik dan psikis yang membuat lemah dan sakit, telah memaksa manusia untuk berikhtiar, mencari cara-cara yang tepat untuk mengatasinya. Pengalaman sakit telah mendorong manusia untuk mengembangkan konsep atau filosofi tentang penyebab sakit dan tanda/gejala penyakit, yang selanjutnya memicu pembentukan konsep tentang cara mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Cara pencegahan dan pengobatan penyakit biasanya khas dan berbeda antara kelompok-kelompok etnik yang interaksi satu sama lainnya sangat terbatas, tergantung pada bagaimana setiap kelompok etnik itu mengembangkan konsep mereka tentang penyakit tersebut. Pengalaman panjang interaksi masyarakat Suku Tetun di Pulau Timor (di Kabupaten Belu dan Malaka) dengan penyakit malaria sejak jaman dahulu telah mendorong nenek moyang mereka menciptakan berbagai cara untuk mencegah dan mengobati penyakit ini. Sayangnya, kekayaan budaya pengobatan tradisional suku ini hanya diwariskan secara lisan antargenerasi, sehingga keberadaannya menjadi rentan hilang dan punah. Karena itu, buku ini dihadirkan sebagai upaya untuk mengumpulkan kembali serpihan-serpihan pengetahuan masyarakat Tetun tentang budaya pengobatan tradisional (etnomedisin) yang mereka warisi dari nenek moyang, sebelum semuanya hilang ditelan jaman. Buku ini merupakan buku pertama dari satu seri buku yang sedang ditulis tentang pengobatan tradisional masyarakat suku-suku asli di Pulau Timor. Buku ini membahas banyak hal terkait filosofi dan praktik etnomedisin masyarakat Tetun dalam hubungannya dengan penyakit malaria, mencakup konsep masyarakat Tetun tentang sehat-sakit, konsep tentang penyakit malaria dan penyebabnya, serta praktik pencegahan dan pengobatan tradisional atas penyakit tersebut. Dalam buku ini juga dibahas tentang penjelasan sains moderen atas filosofi dan praktik pencegahan dan pengobatan tradisional penyakit malaria yang dilakukan oleh masyarakat Tetun. Masyarakat Tetun mengenal penyakit malaria sebagai moras isin manas (demam), dan mereka menganggap penyakit malaria adalah penyakit yang ringan dan tidak berbahaya. Konsep seperti ini tampaknya telah mempengaruhi bagaimana mereka menyikapi penyakit malaria ini. Pengobatan tradisional yang dilakukan atas penyakit ini dengan demikian didominasi oleh tindakan-tindakan medis sederhana untuk menurunkan panas/demam. Masyarakat Tetun tradisional umumnya menganggap penyakit malaria disebabkan karena makan-minum manis, lama berada di bawah terik matahari, lama kehujanan atau berada di tempat berair dingin, dan akibat kelelahan. Mereka tidak memiliki konsep tentang nyamuk ber-Plasmodium sebagai penyebab penyakit malaria. Tampaknya konsep seperti ini telah ikut pula menyumbang pada masih belum berhasilnya pemberantasan malaria di Belu dan Malaka. Walaupun demikian, berdasarkan konsep tentang malaria yang mereka konstruksikan sendiri, masyarakat Tetun juga telah mengembangkan cara-cara yang menurut mereka efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit ini. Cara tradisional pencegahan malaria yang utama adalah pantang dan menghindari faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab malaria: kurangi makan-minum manis, jangan terlalu lama terpapar panas atau hujan, jangan terlalu lelah. Makan makanan dari tumbuhan berasa pahit dianggap sangat berguna untuk mencegah malaria. Masyarakat Tetun menggunakan metode pengobatan luar dan dalam untuk menangani pasien malaria. Pengobatan luar terdiri atas metode pijat, mandi, tapel dan sunu kok (menyundut limpa dengan bara api). Pengobatan dalam meliputi minum ramuan obat dan hirup uap rebusan tumbuhan obat. Pengobatan luar dimaksudkan terutama untuk menurunkan panas/demam. Biasanya menggunakan tumbuhan obat yang dianggap bersifat “dingin” untuk menyerap kelebihan panas tubuh, atau tumbuhan “panas” untuk memaksa tubuh mengeluarkan keringat. Pengobatan dalam biasanya menggunakan tumbuhan yang berasa pahit, karena rasa pahit dianggap sebagai lawan atau penawar makanan-minuman manis yang mereka anggap sebagai penyebab malaria tersebut. Terdapat sekitar 96 jenis tumbuhan digunakan dalam pengobatan malaria, di antaranya ada 50 jenis yang digunakan dalam berbagai ramuan obat minum. Yang paling banyak digunakan dan dianggap lebih berkhasiat adalah kayu ular (Strychnos ligustrina), pule hitam (Alstonia spectabilis), pule (Alstonia scholaris), biduri (Calotropis gigantea), pepaya (Carica papaya), bobokan (Cleome rutidosperma), ceplukan (Physalis angulata), jarak pagar (Jatropha curcas), pare hutan (Momordica balsamina), kamboja (Plumeria alba), Fatuoa pilosa, dan Neoalsomitra podagrica. Kajian sains moderen berdasarkan hasil-hasil penelitian kandungan kimia tumbuhan dan eksperimen aktivitas farmakologi menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu terbukti mengandung senyawa-senyawa yang bersifat antimalaria, dari golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenol, dan sebagainya. Hasil kajian ini bisa digunakan sebagai dasar untuk mengkombinasikan cara-cara pencegahan dan pengobatan konvensional (moderen) dan cara cara tradisional untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan penyakit malaria. Buku ini berisi hasil penelitian tentang kearifan lokal pengobatan tradisional masyarakat Tetun, salah satu suku asli di Pulau Timor. Buku ini membahas tentang bagaimana orang Tetun mengobati penyakit malaria, dan tentang tumbuhan obat tradisional dan ramuan yang digunakan. Buku ini sangat menarik karena membahas pula bagaimana penjelasan ilmiah atas filosofi dan praktik pengobatan tradisional tersebut. Bagus sebagai bahan bacaan umum dan referensi bagi dosen/mahasiswa/peneliti bidang Biologi, Kimia, Farmasi, Kedokteran, Antropologi, Etnobotani, dll. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...