Rabu, 11 Desember 2019

Kuda Merah di Sabana (Sehimpunan Puisi dan Esai untuk Umbu Landu Paranggi)


Judul
:
Kuda Merah di Sabana (Sehimpunan Puisi dan Esai untuk Umbu Landu Paranggi)
Penulis
:
Rama Prambudhi Dikimara
Penerbit
:
Dewantara Institute
Tahun Cetak
:
2019
Halaman
:
300
ISBN
:

Harga
:
Rp. 150.000
Status
:
Kosong


“Sejumlah puisi Rama Prambudhi Dikimara menempuh strategi tekstual yang berani vis-à-vis puisi Umbu Landu Paranggi, jika diumpamakan sebagai rangkaian dialog. Rama adalah sosok yang tekun menyimak Umbu.” (Kris Budiman/Penulis dan Dosen di Program Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada)

“Rama Prambudhi sengaja menciptakan puisi untuk ULP dan menerbitkannya justru ketika “Sang Guru” sudah genap 75 tahun, menginjak angka 76. Mengapa peristiwa ini terjadi di akhir tahun 2018? Mengapa tidak kemarin-kemarin atau nanti sekian waktu lagi? Kejadian ini jadi mengingatkan saya pada sebuah peribahasa Sunda yang berbunyi: “Dihin pinasti anyar pinanggih” artinya segala sesuatu yang kita alami sebenarnya sudah ditentukan sebelumnya oleh Sang Pencipta.” (Imam Budhi Santosa, Sastrawan, bersama Umbu Landu Paranggi menghidupi Persada Studi Klub/PSK)

“Pengabdian Umbu yang tanpa pamrih pada dunia puisi yang membuat banyak orang salut dan terharu. Baginya, puisi adalah kehidupan. Dan, kehidupan adalah puisi, keyakinan pada puisi seperti angin sabana.” (Wayan Jengki Sunartu, Sastrawan tinggal di Bali)

Meskipun banyak dipuji sebagai penempa penyair-penyair muda bebakat, bukan berarti keberadaan Umbu sebagai seorang penyair terabaikan. Apalagi dalam kenyataannya Umbu memiliki karya, dia terus menulis puisi, hanya memang publikasi atas karya-karyanya tidak seintensif penyair-penyair lain.” (I Made Sujaya. Dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Bali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...