Jumat, 01 Juli 2016

Pelabuhan Ende

Judul
:
Pelabuhan Ende Dalam Perdagangan di Nusa Tenggara Abad Ke-19
Penulis
:
Nuryahman
Penerbit
:
Ombak
Tahun Cetak
:

Halaman
:

ISBN
:
602-258-151-6
Harga
:
Rp. 45.000
Status
:
Kosong
Buku karya Nuryahman ini dapat dilihat sebagai satu usaha yang penting dalam rangka mengungkapkan keberadaan pelabuhan tua di Indonesia. Tidak banyak dilakukan penelitian atau penulisan tentang hal semacam itu di Nusa Tenggara, menyebabkan buku kecil ini menarik. Dalam buku ini Nuryahman mengungkapkan peranan Pelabuhan Ende, yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dalam perdagangan di kepulauan selama abad ke-19. Abad ke-19 dilihat sebagai satu zaman, periode yang penting dalam mendukung Ende sebagai pelabuhan dagang yang ramai. Bersama Solor dan Sumba, Ende merupakan pelabuhan penting yang merupakan daerah rebutan antara Portugis dan Belanda, yang selanjutnya terhubung dengan jaringan dagang internasional di abad ke-19.
Abad ke-19 merupakan masa krusial bagi pelabuhan Ende. Kehadiran Portugis dan Belanda di kepulauan membawa Ende menjadi rebutan antarkekuatan asing tersebut. Belanda memenangkan persaingan untuk menguasai wilayah Nusa Tenggara. Setelah sebuah benteng (poshouder) dibangun di Ende (pertengahan abad ke-19), maka Ende berada di bawah kontrol pemerintahan asing (Belanda). Akhir abad ke-19 (1891) Ende masuk jalur pelayaran internasional KPM (De Koninkijke Paketvaart Maatschappij), sebuah perusahan pelayaran partikulir Belanda, membawa kontrol yang semakin ketat atas keadaan wilayah dan perdagangan di Ende.
Paparan Nuryahman dalam buku ini menunjukkan betapa kekuatan Kontrol pribumi yang besar sebelumnya, jatuh ke tangan kekuatan pengaruh luar dalam proses kolonisasi di Nusa Tenggara. Ende termasuk Nusa Tenggara secara keseluruhan jatuh ke tangan kontrol Kolonial Belanda di abad ke-19. 

Demikian buku kecil ini menjadi menarik dan penting dibaca—meskipun dalam tingkat belum mendalam—dalam rangka memahami fenomena kesejarahan terkait dengan eksistensi pelabuhan-pelabuhan tua di Nusa Tenggara. (Prof. I Gde Parimartha, Fakultas Sastra Universitas Udayana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...