Senin, 01 Agustus 2022

Islam di Nusa Tenggara Timur: Pasang Surut Kesultanan Menanga Solor Abad XVI-XVIII

Judul

:

Islam di Nusa Tenggara Timur: Pasang Surut Kesultanan Menanga Solor Abad XVI-XVIII

Penulis

:

Ruslan Kasim, M.Hum

Penerbit

:

Simaharaja

Tahun Cetak

:

2018

Halaman

:

156

ISBN

:

978-623-02-3772-0

Sumber

:

https://ecampus.unusia.ac.id/

Download

:

Di Sini

 

 

Pulau Solor, Flores Timur menjadi saksi penting masuknya tiga agama besar (Islam, Katholik, Kristen) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Keberadaan Benteng Lohayong yang dibangun Portugis (1566) menjadi awal diskusi masuknya agama di NTT. Begitu juga keberadaan Masjid alHuda dan tiga makam penting yaitu makam Imam Patiduri, makam Sultan Menanga I Sahbuddin bin Ali bin Salman alFarisi dan makam Nyai Sili Pertawi (Istri Kedua Sulatan Menanga I) menjadi bukti sejarah Kesultanan Menanga Solor itu sendiri. Penelitian ini dirumuskan untuk menjawab pertanyaan (1) Bagaimana Masa Perkembangan dan Kejayaan Kesultanan Menanga Solor; (2) Bagaimana Keruntuhan Kesultanan Menanga Solor; dan (3) Bagaimana dampak dari keruntuhan Kesultanan Menanga Solor terhadap keberlangsungan Islam?

Pendekatan kajian menggunakan pendekatan sejarah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hampir setiap wilayah yang merupakan basis masyarakat muslim merupakan hasil dari usaha Kesultanan Menanga dalam proses ekspansi wilayah kekuasaan. Karena melemahnya kekuatan federasi Solor Watan Lema mengakibatkan Belanda berhasil membumihanguskan Kesultanan ini. Oleh karena itu, keberlangsungan perkembangan Islam pun mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena setelah masa keruntuhan Kesultanan Menanga, Islam tidak diperankan dengan baik oleh rakyat kecil maupun tokoh masyarakat. Berbeda dengan rekan bergulatnya, Katolik dan Kristen yang kian bergerak ke depan karena didukung penguasa saat itu.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...