Judul |
: |
Hutan
: Rumah Kita, Rumah Sakral, Suatu Ekoteologi Kontekstual |
Penulis |
: |
Dr. Junus E.E. Inabuy, S.T.M. |
Penerbit |
: |
BPK Gunung Mulia |
Tahun Cetak |
: |
2024 |
Halaman |
: |
356 |
ISBN |
: |
|
Harga |
: |
Rp. 100.000 |
Status |
: |
Kosong |
Buku
ini berangkat dari disertasi doktoral penulis berjudul FOREST, Our House,
Sacred House—A Contextual Ecotheology pada The SEAGST (The South East Asia
Graduate School of Theology), Jakarta, 2003. Sebagaimana tergambar dalam
judulnya, penulis membahas pokok studi Ekoteologi Kontekstual yang bertumpu
pada fakta degradasi ekosistem, khususnya ekosistem hutan.
Kerusakan
hutan terus berlanjut dan makin meningkat. Tidak bisa tidak, kita perlu melihat
sekilas pengalaman dengan hutan kita secara historis dan nasional. Dari segi
teologi, dalam rangka pengembangan suatu ekoteologi kontekstual, peran
komunitas masyarakat asli (adat) sangatlah penting. Permasalahan pokoknya
adalah bagaimana mendorong berkembangnya suatu ekoteologi (Kristen) berbasis
komunitas berkelanjutan (sustainable community-based ecotheology).
Dalam
studi ini, penulis melakukan penelitian pada komunitas adat Amarasi di Pulau
Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Amarasi adalah salah satu komunitas
adat etnik Timor (Atoni) yang sejak dulu mampu beradaptasi dengan alam
lingkungannya dan mampu menjadikan daerah mereka sebagai salah satu “lumbung”
penting bagi masyarakat Kupang dan sekitarnya, meskipun dari struktur geologis
tanah di sana tidaklah ideal untuk pertanian.
Dalam
perkembangannya, kelestarian kondisi hutan dan sumber air di lokasi-lokasi
tersebut makin terancam. Diperlukan upaya mendasar dan serius, teristimewa oleh
orang Amarasi sendiri, untuk mengatasi ancaman kerusakan hutan Amarasi. Dalam
rangka itulah, studi ini diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan. Studi ini
mencoba menemukan faktor-faktor apakah yang menjadi pendorong hidupnya perilaku
konservatif orang Amarasi. Selain itu, dalam rangka ekoteologi kontekstual, di
satu pihak studi ini hendak mencoba menjembatani ekoteologi Alkitab dan di
pihak lain hendak menjembatani ekoteologi/ekofilosofi Amarasi, termasuk
kemungkinan sinerginya (mutual enrichment).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar