Selasa, 25 April 2017

Kicauan Tak Terdengar, Penggalan Memoar Seorang Aktivis

Judul
:
Kicauan Tak Terdengar, Penggalan Memoar Seorang Aktivis
Penulis
:
Bernadus Barat Daya
Penerbit
:
WR
Tahun Cetak
:
2016
Halaman
:
364
ISBN
:
978-602-6934-25-3
Harga
:
Rp. 50.000 -
Status
:
Ada

“Saya mengenal penulis cukup lama. Dus Daya adalah sosok yang memiliki semangat juang tinggi. Dan itulah yang saya kagumi darinya. Saya yakin ia masih memiliki sejuta mimpi yang ingin diwujudkannya entah untuk kampung halaman maupun bagi Indonesia. Saya kira, sekarang ini Dus Daya sedang menyusun langkah itu setapak demi setapak. Bagi saya, Dus Daya adalah aset bagi Manggarai Barat sekaligus aset Indonesia. Hanya orang tangguh yang dapat memenangkan persaingan dan hanya orang yang setia pada integritas dirilah yang akan selalu mendapat kepercayaan baik untuk perkara besar. Selamat berjuang Dus, sukses selalu untukmu.” (Sebastian Salang, Koordinator FORMAPPI-Jakarta)

“Bernadus Barat Daya, ternyata bukan hanya seorang politisi, tetapi juga seseorang dengan ragam talenta. Sebanjaran penamaan berikut bisa menjelaskan sikap, posisi epistemic dan perannya: Dus adalah seorang penulis, sekaligus intelektual, tokoh adat, aktivis gereja, penikmat sastra, budayawan, pendidik, tokoh muda, petualang dan bahkan juga seorang petani. Dus adalah seorang kreator. Seorang penyulut sekaligus penjaga api idealisme perubahan. Ia ditentang oleh kemapanan dan dibungkam secara berulang kali. “Kicauan Tak Terdengar” dengan demikian adalah eufemisme yang cerdas untuk melukiskan bahwa di hadapan dan dalam kebobrokan, kebenaran biasanya disalahkan bahkan ditendang keluar gelanggang. Tetapi sekali lagi, jika cara hadir, cara berada dan berke-ada-an seorang Dus begitu menggerakkan. Memberi daya dan energi kepada siapapun, mulai dari lingkup yang terkecil sampai ke pentas sosial dan politik (ruang publik). Jika demikian halnya, masihkah kicauan ini tak terdengar.?” (Kris da Somerpes, Sunspirit)

“Bung Bernad bergerak aktif dan memimpin perjuangan pemekaran Kabupaten Mabar, bahkan dengan ongkos yang tak ringan yakni masuk penjara. Buat saya, yang mengenal cukup intens perjalanan hidup bung Bernad, sikap politik yang gagah demikian terus kita butuhkan, pada skala lokal maupun nasional, dalam membangunkan bangsa ini dari siuman panjang yang terlelap dalam dekap kekuasaan despotik, korup dan angkuh. Bung Bernad, pada titik ini, saya kira masih sangat dibutuhkan komitmen lanjutan untuk kembali berjuang. Bagi seorang pejuang, ilmu tinggi dan amal besar hanya bisa dibuktikan di medan laga nyata sebagaimana yang selama ini sudah dirawat dan ditekuni sebagai rangkaian inti dari titik-titik kisar perjalanan seorang Bernadus Barat Daya. Sebagai seorang kawan, saya menyambut dengan antusias dan penuh apresiasi atas terbitnya “risalah politik” ala aktivis sejati ini.” (Robert Endi Jaweng, Direktur Eksekutif KPPOD-Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...