Selasa, 18 April 2017

Ekonomi-Uma, Penerapan Adat dalam Dinamika Ekonomi Berbasis Kekerabatan

Judul
:
Ekonomi-Uma, Penerapan Adat dalam Dinamika Ekonomi Berbasis Kekerabatan
Penulis
:
Jacqueline Vel
Penerbit
:
HuMa-Jakarta, Van Vollenhoven Institute-Leiden University, KITLV-Jakarta
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
386
ISBN
:
978-602-8829-00-7
Harga
:
Rp. 150.000
Status
:
Ada

Ekonomi-Uma adalah sebuah sistem ekonomi tradisional berbasis kekerabatan. Kata ‘uma’ berarti rumah dalam bahasa daerah di Sumba, dan kerabat yang berasal dari satu rumah merupakan ‘Uma’ dalam arti kesatuan sosial yang inti buku ini relevan dibaca sehubungan dengan makin mencuatnya kesadaran akan identitas lokal sejak reformasi dan otonomi daerah. Sudah tiba waktunya memunculkan sebuah buku mengenai budaya dan ekonomi lokal yang menjelaskan bagaimana kegiatan untuk meningkatkan ekonomi lokal dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga menjawab cara berpikir lokal tradisional. Buku ini penting bagi penentu kebijakan dan peneliti yang ingin mengerti prilaku, cara berpikir, peraturan dan kewajiban masyarakat perdesaan dan dampak sosial dari intervensi yang dibawa oleh pihak luar, bukan saja di Sumba, tetapi juga didaerah lain.

Buku ini adalah terjemahan baru dari buku asli The Uma-Economy: Indigenous economics and development work ini Lawonda, Sumba (Eastern-Indonesia) yang didasarkan pada penelitian pada tahun 1980-an, dan telah 12 tahun diterbitkan dan beredar. Ekonomi-Uma itu telah berakar di dalam cara berpikir dan perilaku budaya yang masih ada sekarang, meskipun dalam bentuk yang lebih modern sehingga buku ini tetap relevan untuk menjelaskan situasi kekinian di Sumba. Ekonomi-Uma menjelaskan penerapan hukum lokalsebagai pencapuran antar hukum adat, hukum agama dan hukum negara, serta menunjuk jangkauan hukum dan akses keadilan bagi warga masyarakat yang tercermin di dalam sistem ‘moralitas pertukaran’, jejaring sosial, tatanan peringkat pertukaran barang dan jasa, dan transaksi  berdasarkan resiprositas. Di tengah-tengah keunikan kekayaan budaya dan adat-istiadat ‘tana Humba’, tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Sumba adalah peliknya kemiskinan dan pemiskinan. Berdasarkan pengalamannya melakukan kegiatan bersama masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat di Sumba (1984-1990), penulis menggambarkan kiat-kiat serta upaya tradisional maupun kontemporer masyarakat lokal menghadapi tantangan ini. Ia juga menggugah kepedulian pembaca untuk ‘apa yang dapat kita kerjakan bersama’ demi menggulirkan pemberdayaan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...