Kamis, 09 Februari 2017

Klen, Mitos dan Kekuasaan

Judul
:
Klen, Mitos dan Kekuasaan
Penulis
:
F.A.E. van Wouden
Penerbit
:
PT. Grafiti Pers
Tahun Cetak
:
1985
Halaman
:
174
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 100.000
Status
:
Kosong

Diangkat dari disertasi Dr. F.A.E van Wouden, buku ini secara detail menguraikan bagaimana sifat pengorganisasian sosial pada suku-suku yang mendiami pulau-pulau di kawasan Indonesia bagian Timur dan Tenggara, seperti Tanimbar, Kai, Timor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Seram, Buru dan Ambon. Di dalamnya dengan cermat dibandingkan sistem klen yang ada, bentuk satuan-satuan politik asli dan mitos-mitos di kawasan pengkajiannya.

Sebagaimana lazimnya setiap studi etnografis, Van Wouden pun memperbincangkan aspek totemisme. Diungkapkan, misalnya, sampai tahun 1953 masih ada keluarga yang menggangap diri mereka “berkerabat” dengan kerang, ikan atau hewan tertentu lainnya. Bahkan di Ahiolo hidup anggapan bahwa manusia berasal dari pisang kapok.

Franciscus Antonius Evert van Wouden lahir pada 11 Januari 1908 di ‘s-Hertogenbosch. Semula mengikuti pendidikan pangreh praja bagi Hindia Belanda di Universitas Leiden. Tatkala selesia, ternyata jumlah pegawai baru sangat dibatasi karena depresi ekonomi pada akhir tahun 20-an. Ia lalu meneruskan studinya di Leiden dengan mempelajari berbagai bahasa daerah dan antropologi Indonesia. Pada tahun 1936, di bawah bimbingan Prof. J.P.B de Josselin de Jong, Van Wouden dianugerahi gelar doctor berdasarkan disertasi ini – yang judul aslinya Sociale Structuurtypen in de Groote Oost.

Segera sesudah itu, ia ditugasi sebagai pegawai-bahasa (taalambtenaar) di Hindia Belanda, dan selanjutnya lama bermukim di negeri ini. Sempat mengajar di Universitas Indonesia, Jakarta, 1951-1954, ia kemudian menghabiskan masa tuanya di Spanyol.

Buku yang diwariskannya ini tergolong salah satu bacaan klasik dalam lapangan antropologi Indonesia. Seperti dikatakan Prof. Dr. T.O. Ihromi dalam kata pengantarnya, “Para peminat antropologi budaya, khususnya yang menekuni struktur sosial yang tradisional, akan dapat memanfaatkan buku ini. Untuk perkuliahaan antropologi budaya, buku ini juga dapat dianggap sebagai perkayaan kepustakaan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...