Jumat, 23 Februari 2018

Cumbuan Sabana

Judul
:
Cumbuan Sabana
Penulis
:
Gerson Poyk
Penerbit
:
Nusa Indah
Tahun Cetak
:
1979
Halaman
:
85
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong


Kurang lebih satu jam keduanya bergulung-gulung di atas kulit kambing itu dan untunglah tiada seorangpun yang melihat mereka, kecuali keduanya sendiri dan atap rumah berbentuk kukusan itu. Keduanya sadar kembali, dalam keadaan lemas, penuh bahagia, dan ketika angin dingin berhembus dari entah benua Australia atau gunung Mutis, tiba-tiba Irma menjadi cemas, sedangkan Niko merasa puas dan rasa-rasanya harga dirinya kembali, harga diri yang hilang tertekan oleh feodalisme ampas sirih ayah Irma. Keduanya adalah mahluk Tuhan yang sama di atas kulit kambing itu. Yang satu bukan ampas sirih untuk yang lainnya.

Demikianlah! Niko Benfinit baru saja mengadakan pemberontakan yang tidak ekstrim. Tidak ada yang kalah. Keduanya sama-sama menang. Tidak ada yang hancur. Kalau ada yang hancur, maka adalah hanya piring aluminium yang peot kena lutut Niko, dan buah-buah appel yang bergulingan dan pecah kena badan keduanya yang bergulingan pula. Niko Benfinit membereskan piring peot dan appel-appel pecah itu dan…. tiba-tiba ketika matanya terangkat memandang Irma, anak gadis itu duduk meletakkan kepalanya ke lutut sambil terisak-isak.

Niko mendekatinya, lalu merangkulnya dengan ramah, kemudian menyeka airmatanya. Niko mengerti bahwa gadis itu sekarang menyesal atas perbuatan yang baru mereka lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...