Minggu, 31 Maret 2024

Etnologi Gerbang Memahami Kosmos

Judul

:

Etnologi Gerbang Memahami Kosmos

Penulis

:

Gregor Neonbasu SVD, PH.D.

Penerbit

:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

389

ISBN

:

978-623-321-111-6

Harga

:

Rp. 130.000

Status

:

Ada

 

Buku ini pada awalnya merupakan bahan kuliah untuk mahasiswa S-1 Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan (IPM), FISIP Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, yang kemudian dijadikan salah satu mata ajar untuk Bahan Kuliah Konsentrasi kepada mahasiswa S-3 calon Doktor Teologi di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang. Setelah mengalami revisi, dikaji lagi oleh GAG (Gregor Anthropological Group) dengan penulis sebagai ketuanya. Hasil dari semua proses tersebut adalah buku ini.

Sebelum diterima di kampus FISIP UNWIRA, ada diskusi sangat panjang mengenai perlunya “mata kuliah Ilmu Etnologi” diajarkan. Apalagi, Etnologi tidak diajarkan lagi di kampus-kampus. Kami selaku dosen yang mengampunya memberi alasan historis kultural mengenai urgensi mempelajari Etnologi, yakni Etnologi memberi peluang kepada mahasiswa untuk lebih dalam mengenal citra sejarah kehidupan para bangsa di dunia. Dalam sketsa pemahaman masa lampau (reinventing yesterday), Etnologi membantu untuk memahami kehidupan para bangsa yang multidimensional.

Dengan demikian, Ilmu Etnologi memberi perspektif kepada pembaca untuk memperkaya mindset pembaca, dalam kerangka lebih memahami konstruksi kehidupan para bangsa dan koridor pergaulan dunia yang lebih luas. Pembaca dibantu untuk mengenal masyarakat, sesame, dan diri sendiri. Etnologi juga memberi panduan untuk mengenal lebih mendalam struktur kehidupan masyarakat. Di dalam ilmu inilah tersaji berbagai keterangan mendalam mengenai relasi antarmanusia, relasi antarwarga masyarakat, dan relasi antarsesama dalam kelompok sosial untuk membentuk kehidupan bersama yang semakin bermartabat.

Pada sisi lain, ilmu etnologi juga membantu pembaca untuk lebih memahami dinamika perubahan masyarakat. Perubahan masyarakat yang dipelajari di sini, tidak saja terdiri atas masyarakat tunggal atau hanya sebatas kelompok eksklusif tertentu. Dinamika yang dimaksud merangkum kepentingan semua masyarakat secara umum. Karena itu, Etnologi memberikan panduan dan sketsa pemahaman strategi, model, sistem, dan prinsip kehidupan masyarakat (para bangsa) dalam bingkai dinamika perubahan yang dialami manusia dalam dinding sejarah.

Buku ini dengan demikian bisa menjadi pintu gerbang untuk membaca kosmos, dan terutama sebagai pintu bagi setiap pelanglang buana, untuk berlangkah dalam pilgrim principle yang pluralistik. Berbagai keberagaman yang tengah dialami dalam aneka peristiwa dapat diidentifikasi dalam perspektif Ilmu Etnologi. 


Strategi Human Capital di Lingkungan Birokrasi: Membangun Organisasi yang Responsif

Judul

:

Strategi Human Capital di Lingkungan Birokrasi: Membangun Organisasi yang Responsif

Penulis

:

Deford Nasareno Lakapu

Penerbit

:

Ruang Karya

Tahun Cetak

:

2024

Halaman

:

370

ISBN

:

978-623-353-603-5

Harga

:

Rp. 110.000

Status

:

Ada

 

Buku ini membawa pembaca dalam perjalanan eksplorasi yang mendalam ke dalam dunia strategi human capital di lingkungan birokrasi. Dengan pandangan yang tajam dan solusi yang inovatif, penulis merinci bagaimana pengelolaan sumber daya manusia yang cerdas dapat menjadi kunci kesuksesan bagi setiap organisasi di era modern ini.

Dengan pendekatan yang menggugah pemikiran, buku ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang dinamika kompleks di dalam birokrasi, tetapi juga memberikan strategi praktis untuk membentuk dan mengelola tim yang produktif. Pembaca akan diperkenalkan pada konsep-konsep terkini dalam pengembangan sumber daya manusia, serta disajikan dengan studi kasus yang menginspirasi.

Dengan sentuhan ringan dan jargon yang mudah dipahami, buku ini merangkai kisah-kisah sukses di balik implementasi strategi human capital yang efektif, menyoroti peran kunci pemimpin dalam membentuk budaya kerja yang dinamis dan berorientasi pada hasil. Dari pengembangan keterampilan hingga menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, pembaca akan mendapat wawasan mendalam tentang bagaimana strategi human capital yang terarah dapat mengubah birokrasi menjadi mesin mesin kreativitas dan keunggulan. 


Rabu, 13 Maret 2024

Emilie Jawa 1904

Judul

:

Emilie Jawa 1904

Penulis

:

Catherine van Moppés

Penerbit

:

Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun Cetak

:

2010

Halaman

:

481

ISBN

:

978-979-91-0233-1

Harga

:

Rp. 65.000

Status

:

Ada

 

Emilie lahir di kota kecil Langon pada ujung abad ke-19. Dia dibesarkan ayahnya, seorang saudagar kaya, berhaluan politik Republikan-Radikal, yang memihak apa dipandangnya sebagai universalisme. Sang ayah adalah pengagum Emile Zola, yang memperjuangkan penghapusan diskriminasi anti Yahudi. Namun, mencerminkan semangat zamannya, dia meyakini bahwa, melalui kolonialisme, humanisme akan terwujud di belahan negeri manapun. Paradoks zaman itu menjadi sumber pertanyaan yang membayang-bayangi Emilie sepanjang pengalamannya di Hindia Belanda, ketika mendampingi suaminya, Lucien, yang ditugaskan sebagai asisten keamanan pada pemerintah kolonial di Batavia.

Ketika Emile mulai merasakan bahwa cara Lucien menyikapi tanah jajahan semakin jauh dari pemahaman dirinya, dia menjadikan seksualitas sarana pemberontakan politiknya. Perlahan tanah jajahan bukan lagi tanah janjian sebagaimana pada masa remajanya, melainkan tanah perjuangan bagi humanisme yang sesungguhnya, meski untuk itu ia harus rela mengorbankan cinta utuh yang ditemuinya di Batavia. Maka Anendo mewakili sisa impian masa mudanya tentang tanah janjian eksotis, dan sekaligus terbitnya kesadaran baru yang bersifat politik.

Terjepit antara kedua kecenderungan itu, Lucien memilih status-quo: apapun humanisme acuan masa mudanya, dia semakin berpihak pada sistem kolonial, hingga menjadi semakin reaksioner dan represif. Emilie mengalami evolusi yang sebaliknya. Selaras dengan kian meluas hubungannya dengan masyarakat umum, dia kian menyadari betapa hampa selubung humanis-universalis yang melekat pada ideologi kolonial. Semakin Emile sadar atas manipulasi ideologis itu, dan semakin dirinya menyadari Lucien buta terhadap keadaan sesungguhnya, semakin pula ia merasa tak salah mengkhianatinya. Oleh karena itu pengkhianatan seksual Emilie, dengan Anendo yang pribumi itu, sejatinya berarti tercapainya puncak kesadaran politiknya.

Emilie bertemu secara kebetulan dengan aktivis pelarian dari Tiongkok itu. Dia segera menyadari bahwa idealisme mereka sejatinya jauh lebih radikal daripada “humanisme” burjuis yang diyakininya. Keterpikatan dengan gagasan mereka memaksanya melanggar aneka tabu sosial: tabu yang melarangnya untuk bergaul secara leluasa dengan orang-orang di luar kalangan Eropa. Setiap pelanggaran Emilie disertai oleh rasa pembebasan baru dan sekaligus peningkatan kesadaran politiknya. Meskipun masih kerap dipandang “kulit putih”, Emilie semakin nekat hingga pada akhirnya melakukan pelanggaran yang terberat: alias pengkhianatan atas pernikahannya, yang dilakukannya dengan Anendo, seorang “Inlander” dari sebuah pulau nun jauh di Timur sana, pulau Solor. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...