Kamis, 27 April 2023

Advokasi Inklusi Sosial: Praktik Baik Advokasi Penghayat Marapu di Sumba, Nusa Tenggara Timur

Judul

:

Advokasi Inklusi Sosial: Praktik Baik Advokasi Penghayat Marapu di Sumba, Nusa Tenggara Timur

Penulis

:

Husni Mubarok

Penerbit

:

The Asia Foundation, program Peduli, didukung oleh DFAT, Australia

Tahun Cetak

:

2021

Halaman

:

128

ISBN

:

978-623-6143-76-6

Sumber

:

https://www.paramadina-pusad.or.id/

Download

:

Di Sini

 

November 2017, dekade kedua reformasi, adalah bulan bersejarah bagi penghayat kepercayaan di Indonesia. Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan uji materi sejumlah penghayat kepercayaan terhadap pasal 61 ayat 1 dan pasal 64 ayat 1 Undang-Undang Administrasi dan Kependudukan (Adminduk) tahun 2013. Putusan MK tersebut membuka peluang penghayat kepercayaan di Indonesia mencatatkan keyakinannya pada kolom Kartu Tanda Penduduk (KTP). Putusan MK yang menguntungkan penghayat kepercayaan di atas bermula dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Barat. Yasalti, lembaga masyarakat sipil (selanjutnya disebut CSO), mengupayakan warga di Sumba Timur memperoleh dokumen kependudukan.

Gugatan ke MK adalah satu dari tiga strategi advokasi penghayat kepercayaan di bawah Program Peduli, yakni perubahan kebijakan. Dua strategi lainnya, pelayanan publik dan pengakuan sosial, secara simultan dilakukan. Donders, CSO yang mendampingi penghayat Marapu di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, berhasil membangun kepercayaan diri penganut Marapu untuk tampil dalam musyawarah formal, seperti Musrembangdes (musyawarah perencanaan pembangunan tingkat desa). Penghayat Marapu sebelumnya tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan semacam Musrembangdes karena persepsi negatif seperti primitif, tak berpendidikan, dan ajaran sesat.

Bagaimana advokasi inklusi sosial berhasil mengubah status kewarganegaraan dan relasi sosial penghayat Marapu yang selama ini termarjinalkan? Bagaimana pemahaman atas perubahan status kewarganegaraan penghayat Marapu itu menyumbang pada perdebatan literatur tentang politik kewarganegaraan?

Menggunakan metode penelitian kualitatif, monografi ini menemukan bahwa advokasi penghayat di Marapu yang dilakukan Yayasan Donders dan Yasalti berhasil mendorong perubahan layanan publik bagi penghayat Marapu. Pemerintah daerah yang semula melayani secara diskriminatif, kini membuka ruang untuk pelayanan yang setara.

Keberhasilan tersebut merupakan buah dari advokasi yang diletakkan sebagai gerakan sosial. Advokasi ini menggunakan inklusi sosial sebagai bingkai yang mampu merangkul banyak pihak untuk memperlakukan penghayat Marapu secara setara. Aktor dalam advokasi ini juga mampu memanfaatkan gerbang kesempatan politik untuk mendorong perubahan tersebut, pelayanan publik berupa administrasi kependudukan seperti Akta Perkawinan dan Akta Kelahiran setara sebagaimana penganut agama lain. Advokasi ini juga berhasil memobilisasi sumber daya tidak saja para pegiat CSO yang mendampingi, tetapi juga kekuatan kultural Marapu dan kesejarahan warga Sumba yang selalu terhubung dengan Para Marapu, walaupun menganut agama-agama dunia.

Monografi ini juga menarik temuan dan pengalaman advokasi inklusi sosial tersebut ke dalam perdebatan politik kewarganegaraan. Studi ini memperlihatkan bahwa pendekatan kewarganegaraan formal dan informal tidak memadai untuk menjelaskan advokasi penghayat Marapu. Monografi ini mengusulkan demokrasi inklusif sebagai jalan keluarnya. Monografi ini bermanfaat bagi pembuat kebijakan, pegiat CSO, akademisi, dan mahasiswa yang hendak mempelajari advokasi, gerakan sosial, dan seputar penghayat kepercayaan di Indonesia. 

Lagu Daerah Nusa Tenggara Timur

Judul

:

Lagu Daerah Nusa Tenggara Timur

Penerbit

:

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTT

Tahun Cetak

:

2010

Halaman

:

20

ISBN

:

-

Harga

:

NFS

Status

:

Ada

 

Salah satu nilai yang terkandung dalam seni budaya adalah lagu-lagu daerah yang dimiliki di setiap wilayah kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur, yang memiliki corak dan ragamnya, serta nilai seni yang tinggi. Lagu merupakan ekspresi jiwa dalam kehidupan sosial dan religi yang mencerminkan situasi dan suasana batin masyarakatya. Namun, dari berbagai macam lagu daerah yang mempunyai keunikan dan kekhasannya, belum banyak dikenal oleh khalayak umum, khususnya wisatawan nusantara maupun mancanegara. Sebagian besar belum digali dan dikemas menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal khususnya, masyarakat Nusa Tenggara Timur umumnya.

Sadar akan pentingnya nilai yang terkendung di dalam setiap lagu daerah, maka sudah selayaknya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, menghimpun semua lagu-lagu daerah agar dikemas sebagus mungkin dalam bentuk buku untuk dipromosikan secara luas melalui berbagai media promosi pariwisata. 


Rabu, 26 April 2023

Samuel Ratoe Oedjoe: Dari Seba Sabu Memimpin Operasi Merebut Pantai Nangarembo Kecamatan Riung Kabupaten Ngada

Judul

:

Samuel Ratoe Oedjoe: Dari Seba Sabu Memimpin Operasi Merebut Pantai Nangarembo Kecamatan Riung Kabupaten Ngada

Editor

:

Rachman Jamal

Penerbit

:

Suara Harapan Press

Tahun Cetak

:

2022

Halaman

:

146

ISBN

:

978-979-709-885-7

Harga

:

Rp. 55.000

Status

:

Kosong


Memori membuat diri seseorang terasa berkesinambungan yang mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang dialami sekarang. Berkaitan dengan riset biografis seorang Samuel Ratoe Oedjoe, maka ingatan otobiografis ini mengandung informasi biografis. Oleh karena itu memori otobiografis (autobiographical memories) adalah memori yang dimiliki seseorang mengenai masa lalunya. Meskipun memori pribadi telah sejak lama menjadi minat kaum awam. Memori pribadi berkaitan dengan individu yang bersangkutan beserta seluruh sejarah hidupnya yang unik. Isi memori pribadi Samuel tidaklah terdiri dari sekumpulan impresi sensorik yang merata. Selanjutnya memori autobiografis adalah ingatan tentang lingkungan dan episode dalam kehidupan seseorang. Memori autobiografis juga mencakup kenanagan episodik yang disimpan tentang seseorang. 

Menantikan Loro Sae: Refleksi Peziarahan Gereja bersama Masyarakat Timor Timur

Judul

:

Menantikan Loro Sae: Refleksi Peziarahan Gereja bersama Masyarakat Timor Timur

Editor

:

Martinho G. Da Silva Gusmao

Penerbit

:

Studi Group Fratres Timor Timur

Tahun Cetak

:

1997

Halaman

:

174

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 100.000

Status

:

Ada

 

Buku ini merupakan hasil tinjauan dan refleksi teologis atas pengalaman empiris Gereja Partikular Timor Timur dalam konteks rill masyarakat Timor Timur yang bergumul dalam proses sejarah perziarahan iman…

Semoga kaum awam Katolik Timor Timur dapat membaca dan mencerna isi buku agar hati nurani Kristiani yang tertidur pulas dapat dibangkitkan kembali, dan dengan nurani yang bening mampu memahami secara rasional dan obyektif tanda-tanda zaman yang sedang menghiasi lembaran sejarah Gereja di Timor Timur. 


Senin, 17 April 2023

Nyanyian Savana

Judul

:

Nyanyian Savana

Penulis

:

Yogen Sogen

Penerbit

:

Lovrinz Publisher

Tahun Cetak

:

2018

Halaman

:

83

ISBN

:

978-602-6330-69-7

Harga

:

Rp. 55.000

Status

:

Ada

 

“Membaca Nyanyian Savana, seperti lirih seruling gembala. Ada getir mengaduk-aduk jiwa. Sebuah pencapaian bahasa yang sungguh bernas dan puitik. Yogen Sogen, meramu setiap bait dengan apik”. (Bara Pattyradja, Penyair Indonesia)

“Seseorang di usia muda, anak kuliahan berani menerbitkan karya itu keren. Saya katakan keren karena berani dan percaya diri bahwa karyanya bisa dinikmati penikmat puisi karena di sinilah hakikat penciptaan, berbagi dan bukan buat diri sendiri. Kalau kita membaca karya-karya Yogen, kita diajak masuk ke dalam kesunyian dalam rinai hujan berteman kopi manis. Saat itu rindunya membuncah pada ayah dan ibu. Kesunyian yang dia usung ternyata muaranya adalah doa mencari Tuhannya dan begitulah, semua pencaraianya dia maknai dengan menjadi ‘ketika kita’ yang dalam hening. ‘tenang dan kaku’ seolah dia tidak rela ada rinai gerimis nakal yang akan mengaburkan rindunya. Lalu kembali dia ingat sahabat diajak pulang ke Larantuka menjemput rindu ayah dan ibu. Sungguh, anak muda yang romantis dan iman bagus. Selamat dan teruslah berkarya”. (Julia Daniel Kotan, Guru SMP Santa Ursula, #penyairkereta)

“Nyanyian Savana, puisi kaya akan diksi. Membacanya membuka cakrawala kata dan rasa. Saya tak henti menikmati bait demi bait”. (Wildan Fauzi Mubarock, dosen, novelis)

“Membaca puisi-puisi karya Yogen Sogen, seperti membedah rasa yang tersirat pada penggalan-penggalan kata, ada yang lebur ke dalam waktu, ada yang cair bersama alam, dan ada juga yang beku dalam jiwa, tarikan-tarikan perasaan yang begitu ketat, menjadikan karya puisi-puisi ini seperti mengalir lalu membeberkan dunia yang begitu kompleks dalam pikiran penulisnya”. (Abdy Keraf, Dosen, Penikmat Sastra dan Monolog Tubuh Palsu)  


Berpastoral di Tengah Badai: Potret Gereja Maumere 1956-1969

Judul

:

Berpastoral di Tengah Badai: Potret Gereja Maumere 1956-1969

Penulis

:

Ignas da Cunha, Viator Parera, Hendrik Djawa & John Prior

Penerbit

:

Lembaga Pembentukan Berlamjut Arnold Janssen (LPBAJ) dan Penerbit Celesty Hieronika-Jakarta

Tahun Cetak

:

1999

Halaman

:

247

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 110.000

Status

:

Ada

 

Para editor membatasi diri pada karya pastoral di bawah pimpinan pastor dan Deken Hendrik Djawa pada tahun lima puluhan (1956-63) dan dalam kemelut sejarah tahun enam puluhan (1966-69). Pada masa itu tokoh muda seperti Viator Parera dan Ignas dan Vcunha yang turut menulis buku ini, mulai bekerja sama dengan beliau. Bukan “pengikut P. Hendrik”, kata mereka, melainkan “penerus karya P. Hendrik”. Ini sungguh menarik. Pastor muda bekerja sama dan menghasilkan banyak dalam waktu yang singkat bersama dengan sekelompok anak muda.

Para pengisah kenangan ini mengungkapkan pengalaman hidup mereka. Kenang-kenangan ini ditulis antara 30 dan 40 tahun sesudah kejadian-kejadian itu dialami. Kejadian itu merupakan bagian dari riwayat hidup orang Maumere. Kisah-kisah ini merupakan gambaran diri sejumlah umat awam dan pastor, gambaran diri yang hendak mereka sampaikan kepada sidang pembaca. Kisah-kisah ini bukan sembarangan ingatan, melainkan bagian dari kenanagan yang teratur, dibentuk dan dibentuk ulang sesuai gambaran diri si pengisah. 

Wehali: The Female Land, Traditions of a Timorese Ritual centre

Judul

:

Wehali: The Female Land, Traditions of a Timorese Ritual centre

Penulis

:

Tom Therik

Penerbit

:

ANU Press

Tahun Cetak

:

2023

Halaman

:

415

ISBN

:

9781760464851

Sumber

:

https://press.anu.edu.au/

Download

:

Di Sini

 

Wehali defines itself as the ritual centre of the island of Timor. As a ritual centre, Wehali continues to be the residence of a figure of traditional authority on whom, in the 18th century, the Dutch conferred the title of Kaiser (Keizer) and to whom the Portuguese gave the title of Emperor (Imperador). At one time, Wehali was the centre of a network of tributary states, which both the Dutch and Portuguese regarded as paramount to the political organisation of the island. This book is a study of Wehali in its contemporary setting as it continues to maintain its rituals and traditions.

Significantly, Wehali is a ‘Female’ centre and its ‘Great Lord’ is considered to be a ‘Female’ lord. Whereas other Timorese societies are organised along male lines, in Wehali, all land, all property, all houses belong to women. Men are exchanged as husbands in marriage. Wehali is thus considered to be the ‘husband-giver’ to the surrounding realms on the island that look to its inner power as their source of life.

  

Rabu, 12 April 2023

Kamus Bahasa Rote: Dialek Thie – Bahasa Indonesia & Bahasa Indonesia – Dialek Thie

Judul

:

Kamus Bahasa Rote: Dialek Thie – Bahasa Indonesia & Bahasa Indonesia – Dialek Thie

Penulis

:

Paul A. Haning

Penerbit

:

Inara

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

394

ISBN

:

978-623-7760-16-0

Harga

:

Rp. 100.000

Status

:

Ada


Di Kabupaten Rote Ndao terdapat 19 subetnis. Tiap subetnis mendiami sebuah wilayah genealogis yang disebut “Nusak”. Delapan belas nusak terdapat di Rote Daratan (Pulau Rote) dan sebuah nusak yang lainnya yaitu Nusak Ndao, merupakan pulau tersendiri. Sebenarnya subetnis Ndao, adalah sebuah etnis tersendiri dengan bahasanya tersendiri pula, disebut Bahasa Ndao (Dede’a Ndao).

Bahasa dari ke-18 subetnis yang terdapat di Pulau Rote/Rote Daratan itu, disebut  Bahasa Rote (Dede’a Rote). Walaupun disebut Bahasa Rote (Dede’a Rote), namun masing-masing substnis/nusak mempunyai perbedaan atas sejumlah kata dan ungkapan sehingga menganggap mempunyai bahasa {dede’a (K)} tersendiri pula. Jadi setiap subetnis/nusak mempunyai dialeknya sendiri-sendiri, di antaranya adalah “Dialek Thie” (Dede’a Thie).

Kini Bahasa Rote, termasuk dialek Thie, sudah terdapat pergeseran dan salah satu penyebabnya ialah karena pengaruh bahasa Indonesia. Sebenarnya penggunaan Bahasa Indonesia tidak merupakan masalah. Yang menjadi masalah ialah persepsi pemakai bahasa ibu yang menganggap Bahasa Indonesia lebih ‘keren’ dari bahasa ibu, dalam hal ini Bahasa Rote dan/atau Dialek Thie.

Memang masyarakat masih menggunakan bahasa ibu, tetapi ada yang mencampuradukkan dengan Bahasa Indonesia sehingga merupakan ‘bahasa gado-gado’. Bahkan ada yang meremehkan bahasa ibu (Bahasa Rote dan/atau Dialek Thie) dan dianggap sudah kuno. Akibatnya banyak kata dan ungkapan yang bermakna dalam Bahasa Rote dan/atau Dialek Thie sudah dilupakan. Bila hal ini dibiarkan, maka lama-kelamaan Bahasa Rote dan/atau Dialek Thie akan punah.

Untuk mencegah kepunahan Bahasa Rote dan/atau Dialek Thie, maka penulis menyusun “Kamus Dialek Thie” ini sehingga dapat digunakan, terutama bagi yang setengah mengerti bahasa/dialek Thie atau bagi yang ingin belajar bahasa/dialek Thie. Kamus ini terdiri dari dua bahasa, yaitu Bahasa Rote – Bahasa Indoensia dan Bahasa Indonesia – Bahasa Rote.

Walaupun masih terdapat kekurangan di sana sini, namun penulis harapkan agar para pecinta dan pemerhati bahasa/dialek Thie dapat menerima kamus ini dengan senang hati. Soda Molek, Lamatuak Ba’e Bati! 


Kumpulan Cerita Rakyat dari Pulau Timor

Judul

:

Kumpulan Cerita Rakyat dari Pulau Timor

Penulis

:

Tine Agustin

Penerbit

:

Tiara Aksa – Surabaya

Tahun Cetak

:

2008

Halaman

:

31

ISBN

:

978-979-012-140-9

Harga

:

Rp. 22.000

Status

:

Ada

 

Cerita- cerita rakyat dari daerah merupakan kekayaan budaya yang mengandung beberapa pesan moral. Tentunya, cerita-cerita rakyat dari daerah di Pulau Timor ini. Dengan penyajian yang jelas. Adik-adik dapat menyimak cerita sekaligus mendapat pesan nilai-nilai moral yang ingin disampaikan leluhur kita. Selamat membaca!

Buku cerita ini terdiri dari lima cerita yaitu: Legenda Terjadinya Pulau Timor, Asal Usul Nama Kota Dili, Asal Usul Nama Kota Liquica, Terjadinya Danau Garam di Laga dan Kacang Hijau Menjadi Manusia.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...