Selasa, 19 Januari 2016

Flores – Komodo, Permata Nusantara & Pesona Keajaiban Alam





Judul
:
Flores – Komodo, Permata Nusantara & Pesona Keajaiban Alam
Penulis
:
Valerianus Reku & Ron Mullers
Penerbit
:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
210 luks
ISBN
:
978-979-22-8291-7
Harga
:
Rp. 100.000
Status
:
Kosong

Komodo adalah satu-satunya spesies kadal purba yang masih hidup hingga masa kini. Habitat aslinya, Taman Nasional Komodo di ujung barat Pulau Flores, baru-baru ini dikukuhkan sebagai salah satu The New7Wonders of Nature. Sayangnya, belum banyak informasi tersedia tentang makhluk purba itu.

Untuk mengisi kekurangan tersebut, buku ini secara mendetail menyuguhkan informasi akurat mengenai komodo, termasuk pola makan, cara berkembang biak, sifat alami, ciri-ciri fisik, habitat asli dan apasaja predatornya.

Selain itu, buku ini juga menyajikan informasi tentang lebih dari 70 objek wisata di Pulau Flores. Kampung dan rumah adat yang khas, ritual dan tarian lokal, kerajinan tenun ikat dan bentang alam yang meliputi padang sabana, padang lamun, gunung api, danau, air terjun, sawah jaring laba-laba, perkebunan kopi, puluhan pulau kecil berpantai indah dikelilingi laut biru jernih, serta taman laut tak berpolusi yang paling indah di dunia – semuanya merupakan objek wisata yang memesona.

Buku ini dilengkapi informasi terperinci mengenai cara mencapai Taman Nasional Komodo dan menjelajah Pulau Flores, tempat penginapan dan rumah makan yang direkomendasikan penulis, serta rute-rute yang paling ekonomis dan efisien untuk mengunjungi berbagai objek wisata dalam sekali jalan.

Selasa, 12 Januari 2016

The Making of Middle Indonesia, Kelas Menengah di Kota Kupang 1930-an – 1980-an


Judul
:
The Making of Middle Indonesia, Kelas Menengah di Kota Kupang 1930-an – 1980-an
Penulis
:
Gerry Van Klinken
Penerbit
:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia – KITLV Jakarta
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
373
ISBN
:
978-979-461-921-6
Harga
:
Rp. 100.000
Status
:
Ada

Apa yang menjadikan Indonesia tetap bersatu padu? “Pemimpin yang kuat” adalah jawaban yang paling sering diberikan. Sebaliknya, buku ini melihat jawabannya pada tingkat menengah dalam masyarakat. Kelas-kelas menengah di kota-kota provinsi di seluruh Nusantara menjadi penghubung antara negara dan masyarakat dan turut membentuk kekuasaan negara. The Making of Middle Indonesia meneliti kebangkitan sebuah kelas menengah di sebuah kota provinsi yaitu Kota Kupang, yang letaknya jauh dari ibu kota negara. Mulai dari masa akhir kolonial hingga masa awal era Orde Baru, buku ini mengembangkan sebuah pemahaman asosiasi yang kurang lazim terhadap kekuasaan politik. Modalitas kekuasaan yang “lembut” mencakupi orang-orang nonelite di kota menengah dalam negara Indonesia yang sedang bangkit. Pada waktu waktu bersamaan, kesenjangan meningkat dan menghasilkan ketegangan kelas yang akhirnya meletus berupa kekerasan pada tahun 1965-1966.

Sabtu, 09 Januari 2016

Ringkiknya Sandel Harumnya Cendana


Judul
:
Ringkiknya Sandel Harumnya Cendana
Penulis
:
B. Michael Beding & S. Indah Lestari Beding (Rekaman Jurnalistik)
Editor
:
Frans Wora Hebi, B.A., Michael Heren Leuweheq, BA
Bahasa
Indonesia & Inggris
Penerbit
:
Pemda Kabupaten Sumba Timur Prov. NTT
Tahun Cetak
:
2003
Halaman
:
225
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 65.000
Status
:
Kosong

Ide dasar untuk ‘menggali’ dan ‘bertanya’ tentang Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama tentang kepurbakalaan, tentang kesejarahan, tentang kesenian dan kebudayaan, tentang fauna flora dan kebaharian, tentang potensi rill Nusa Tenggara Timur. Terutama oleh adanya sejumlah literatur lokal yang justru semakin memperbesar ‘tanda tanya’/’keraguan’ fakta-fakta objektif berbagai potensi/harta bumi air NTT. Simpul elementer karena semuanya itu lebih sebagai hasil ‘menggali’ atau ‘bertanya’ hanya di tempat. Tidak langsung turun ke lapangan, langsung ke lumpur permalsalahaan. Pelajaran itulah yang membulatkan sikap untuk sedapatnya turun langsung ke lumpur permasalahaan di bumi air NTT, manggali dan bertanya tentang berbagai potensi tersebut.

Demikian, Ringkihnya Sandel Harumnya Cendana tidak jatuh begitu saja dari langit. Via doloroso: tentang Sumba khususnya Sumba Timur yang terus bergerak, berubah, berkembang. Sumba khususnya Sumba Timur yang terus berubah tetapi tetap sebagai Sumba, seperti patung dewa dari batu pualam yang dilukiskan Aristoteles. Betapa perubahan itu sejak kedatangan leluhur sembahan dari seberang dan atau dari langit. Sejak Sumba bernama dalam mitos sebagai atol di samudra raya, sampai hari ini. Dan akan terus berubah ke masa depan yang membentangkan sejuta kemungkinan.  

Selasa, 05 Januari 2016

Mozaik Sumba Barat (Rekaman Jurnalistik – Edisi Revisi)


Judul
:
Mozaik Sumba Barat (Rekaman Jurnalistik – Edisi Revisi)
Penulis
:
B. Michael Beding & Indah Lestari Beding
Editor
:
Frans Wora Hebi, B.A.
Bahasa
:
Indonesia & Inggris
Penerbit
:
Nusa Indah – Yayasan Sabana Sumba Barat
Tahun Cetak
:
-
Halaman
:
268
ISBN
:
979-429-287-7
Harga
:
Rp. 75.000
Status
:
Ada

Manusia itu sendiri jadi generasi demi generasi. Dunia itu sendiri tidak membeku lalu jadi tiada. Dunia itu sendiri jadi sangat dinamis, progresif dan evolutif. Dunia berkembang jadi lembaran sejarah kemungkinan demi kemungkinan. Living dangerously: kenyamanan – kesejukan – kesentosaan – dan kepastian telah berganti jadi kegelisahan – kecemasan – kecurigaan dan ketidakpastian. Tanda seru telah berubah jadi tanda tanya; tentang dunia dan bumi hunian, tentang manusia itu sendiri.

Dalam buku Mozaik Sumba Barat, ‘tanda tanya’ itu adalah masalah kepurbakalaan, masalah kesejarahan, masalah kesenian dan kebudayaan, masalah fauna-flora dan kebaharian, masalah pariwisata dan masalah potensi rill Sumba Barat. Harusnya bagi orang Sumba Barat, semuanya itu adalah tanda seru, yang sudah diketahui – dipahami dengan pasti. Tetapi tidak, semuanya jadi tak jelas, jadi kemungkinan-kemungkinan. Jadi tanda tanya.

Inilah semacam dasar idea untuk menggali dan bertanya tentang Nusa Tenggara Timur – NTT, tentang kepurbakalaan, tentang kesejarahan, tentang kesenian dan kebudayaan, tentang fauna flora dan kebaharian dan tentang potensi rill Nusa Tenggara Timur. Terutama oleh adanya sejumlah literatur lokal yang justru pada sisi-sisi tertentu semakin memperbesar ‘tanda tanya’ ini hanya karena upaya ‘bertanya’ dan ‘menggali’ hanya di tempat. Pelajaran inilah yang membulatkan sikap untuk sedapatnya ‘menggali’ dan ‘bertanya’ dengan cara langsung turun ke lapangan.

Jumat, 01 Januari 2016

Timor Leste Top Profile Picture on Facebook


Judul
:
Timor Leste Top Profile Picture on Facebook, Kisah-Kisah Pengungsi 1999 Timor Leste Mewujudkan Impian
Penulis
:
Ary Andreas Toelle
Penerbit
:
Toelle Event Management Service (TEMS)
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
159
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 55.000
Status
:
Ada

Sebuah buku yang terinspirasi dari kisah-kisah pengungsi 1999 Timor Leste dengan nilai-nilai kehidupan yang berlaku universal yang dijalani saat berusaha mewujudkan impian. Dihiasi dengan ajang hiburan pemilihan Top Profile Picture di Facebook. Membuat intisari “dansa dan lagu kehidupan” yang bernuansa kejujuran, damai, cinta kasih, kebebasan, kerendahan hati, kebahagiaan, kesederhanaan, menghargai, tanggung jawab, kerjasama, persatuan dan toleransi.

“Manusia itu seperti jendela kaca berwarna. Hanya bersinar dan berkilau ketika matahari keluar. Ketika kegelapan tiba, keindahan sejati hanya terungkap dari cahaya di dalam hati.” (Elizabeth Kubler Ross)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...