Kamis, 28 Juni 2018

Mengenang 125 Tahun Ziarah Gereja Katolik Paroki Lahurus

Judul
:
Mengenang 125 Tahun Ziarah Gereja Katolik Paroki Lahurus
Editor
:
P. Puplius Meinrad Buru Berek, SVD
Penerbit
:
Gita Kasih
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
116
ISBN
:
978-602-9114-15-7
Harga
:
Rp.
Status
:
Kosong


LAHURUS: di sinilah sejarah gereja katolik kembali mekar dan merambah ke berbagai penjuru. Di sini berawal ssebuah peradaban baru, “adat serani”, hasil peleburan antara ajaran Kristen dan budaya lokal orang Tetun-Timor. Siapakah yang belum mengenal Lahurus? Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka nama Lahurus telah terkenal di beberapa media misi Eropa. Sang misionaris P. Wilhelm Baack, misalnya, menulis dalam satu majalah berbahasa Jerman di tahun 1914: “Lahurus di daerah pegunungan, terletak di satu lembah kesukaan, sekitar 600 m di atas permukaan laut. Ke barat terhampar pemandangan hingga lembah Talau, di ufuk timur terhampar daerah pegunungan di wilayah Portugis, di tenggara berdiri Lakaan bagai sandaran kokoh dengan ketinggian 1600 m. ke utara pandangan menanjak ke barisan perbukitan…. Sebagai pusat misi dan tempat kedudukan Raja, Lahurus menguasai semua kampong yang lebih besar di Fialaran. Lahurus adalah pusat misi Katolik di Belu-Timor…. Di sinilah di bawah naungan Lakaan, di bawah belaian pucuk-pucuk pepohonan palem yang menjulang, di dekat sumber air yang membual, saya memulai karya baru, seperti semua misionaris, sambil mengenang pembangunan menara Babel, kemudian mulai dengan rendah hati mempelajari bahasa daerah yang dinamakan Tetun. Beruntung bahwa bahasa ini sendiri tidak terlalu sulit dan P. Mathijsen meninggalkan kamus yang bagus, lagipula saya masih bersemangat muda. Dalam waktu singkat saya sudah bisa bercakap-cakap dengan orang Kristen yang datang dalam jumlah banyak untuk melihat Nai Lulik. Sebagian membawa serta seekor ayam sebagai hadiah” (Steyler Missionsbote, 1. Heft – Oktober 1914).

Waktu berlalu, zaman berganti, Lahurus tetap menjadi saksi bisu sejarah yang terus berkembang. Dasar iman yang diletakkan pada misionaris dan leluhur orang Fialaran lebih dari 125 tahun silam di atas “Foho Fatuk Lakaan” (gunung cadas, lambing keperkasaan orang Belu) tetap kokoh hingga hari ini. Dia sang Wadas Lakaan; “St. Petrus Lahurus – telah menjadi tempat di mana Kristus mendirikan Kerajaan Sorga, dan lebih dari itu, putra-putrinya pun telah turut menyebarluaskan “Mamfatin lulik” (Sabda Tuhan) tentang “Fohorai Lalean” (Kerajaan Sorga) ke segala penjuru dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...