Selasa, 30 Januari 2018

Asal Mula Pulau Timor Timur

Judul
:
Asal Mula Pulau Timor Timur
Penulis
:
Nevitsa Emnis Anwar
Penerbit
:
CV. Nisata Mitra Sejati
Tahun Cetak
:
1995
Halaman
:
55
ISBN
:
-
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong

Ketika Pemuda sudah siuman, ia amat terkejut. Badan Kakek buaya telah berubah menjadi sebuah pulau dengan gunung-gunungnya yang menjulang. Tanahnya berbukit-bukit mirip benar dengan sisik buaya. Konon tubuh Kakek buaya itu telah menjelma menjadi pulau. Kepalanya menjadi Pulau Timor Timur. tubuhnya menjadi Pulau Timor, sedang ekornya menjadi pulau-pulau  disekitar Kupang.

Hingga sekarang masyarakat Timor Timur masih mengagungkan buaya dan memanggilnya dengan Kakek. Gambar-gambar buayapun banyak terdapat di rumah adat Timor Timur. Penduduk Timor Timur mengukir dan memahatkan corak buaya pada hasil kerajinannya. Tanda terima kasih mereka kepada Kakek buaya yang menjelma menjadi tanah kelahiran dan kampung halamannya. 

Tuhan, Manusia, dan Sa’o Ngaza Kajian Filsafat Budaya Rumah Tradisional Orang Ngada – Flores

Judul
:
Tuhan, Manusia, dan Sa’o Ngaza Kajian Filsafat Budaya Rumah Tradisional Orang Ngada – Flores
Penulis
:
Dr. Watu Yohanes Vianey, M. Hum
Penerbit
:
PT. Kanisius
Tahun Cetak
:
2016
Halaman
:
341
ISBN
:
978-979-21-4491-8
Harga
:
Rp. 120.000
Status
:
Kosong

Fenomen kebudayaan adalah fenomen khas manusia, yang menjadi telaahan berbagai disiplin ilmu, baik ilmu empirik maupun ilmu meta-empirik. Kajian filsafat kebudayaan masuk kategori ilmu meta-empirik, dan hal yang dikaji dalam buku ini adalah dimensi ontologi dan aksiologi dari rumah tradisional orang Ngada, yang di sebut Sa’o Ngaza (‘rumah bernama’). Filsafat kebudayaan dalam konteks ini adalah bagian dari filsafat manusia, filsafat sosial, dan filsafat simbol yang memberi tempat pada iman dan keberadaan Tuhan. Dalam dan melalui aliran filsafat kebudayaan ini, manusia adalah makhluk individual, makhluk sosial, makhluk religius, dan makhluk simbolik yang menciptakan kebudayaan dan kebudayaan sebagai sistem simbol yang memiliki nilai, seperti nilai sakralitas, spiritualitas, dan moralitas, kembali “menciptakan” tipe ideal manusia dan komunitas sosial religiusnya. (Penulis)

Tulisan ini memberikan pengetahuan dan informasi yang sangat berharga kepada kalangan pembaca yang lebih luas, tentang konsep kehadiran Yang Sakral dalam konteks budaya lokal orang Ngada. Penulis telah dengan cukup jeli mengawinkan konsep kehadiran Yang Sakral dalam budaya lokal Ngada dan perjumpaannya dengan konsep Yang Sakral dalam ajaran Kristiani, yang setelah melalui perjalanan sejarah yang panjang, telah menjadi juga bagian dari budaya dan religi orang Ngada. (P. Yulius Yasinto, SVD, MA, MSc. – Rektor Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang)

Seratus Tahun Societas Verbi Divini (SVD) yang diingat, dialami, diamati

Judul
:
Seratus Tahun Societas Verbi Divini (SVD) yang diingat, dialami, diamati
Editor
:
Eduardus Dosi
Penerbit
:
Ledalero
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
339
ISBN
:
978-979-9447-90-6
Harga
:
Rp. 100.000
Status
:
Ada

Judul buku ini, Seratus Tahun Societas Verbi Divini (SVD) - Yang diingat, dialami, diamati, diangkat dan ditambahkan sedikit dari judul tulisan Bapak Ben Mboi, Societas Verbi Divini (SVD) – Yang saya ingat, saya alami, yang saya amati.

Di dalam buku ini terekam jejak langkah dan refleksi kiprah SVD berkarya di Indonesia secara khusus di Timor Nusa Tenggara Timur. perziarahan misi SVD selama seabad diwarnai banyak karya yang mengagumkan bagi perjalanan Gereja di Indonesia. Karya-karya SVD itu dijiwai oleh spiritualitas Yesus Kristus, Sang Sabda yang menggerakkan Santo Arnold Janssen, pendiri SVD untuk menjadikan SVD sebuah tarekat religius yang berkarakter universal, berwawasan lintas waktu, lintas tempat dan budaya, lintas daerah dan suku serta ras. Menembus primodialisme dan kepentingan-kepentingan sesaat manusia.

Media Massa dalam Jaring Kekuasaan, Sebuah Studi tentang Relasi Kekuasaan di Balik Wacana

Judul
:
Media Massa dalam Jaring Kekuasaan, Sebuah Studi tentang Relasi Kekuasaan di Balik Wacana
Penulis
:
Eduardus Dosi
Penerbit
:
Ledalero
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
330
ISBN
:
979-944-710-0
Harga
:
Rp. 90.000
Status
:
Kosong

Sering media massa dipengaruhi oleh pemain-pemain kuat di bidang ekonomi. Sekarang ini, kita menemukan pemain-pemain media yang memiliki latar belakang bisnis. Dari dunia bisnis, mereka merambah dunia politik lalu media, secara bersamaan atau satu sesudah yang lain. Mereka menyadari bahwa media menjadi arena untuk menguasai wacana baik politik maupun bisnis.

Tesis dan argumentasi semacam itulah yang dikembangkan dan dibangun oleh penulis buku ini sejak awal. Buku yang semula merupakan disertasi dan dipertahankan di Universitas Indonesia ini mengkaji wacana media dalam hubungan dengan kekuasaan atau kepentingan-kepentingan yang mengitarinya. Penulisnya memakai perspektif Michel Foucault untuk membaca relasi kekuasaan yang bermetamorfosis dalam teks wacana berita media massa. (Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA)

Sosiologi Kontemporer Memotret Realitas Sosial Masyarakat NTT

Judul
:
Sosiologi Kontemporer Memotret Realitas Sosial Masyarakat NTT
Penulis
:
P. Paulus Ngganggung, SVD, M. Sc
Penerbit
:
UNWIRA Press
Tahun Cetak
:
2016
Halaman
:
204
ISBN
:
978-602-60252-0-3
Harga
:
Rp. 90.000
Status
:
Ada


Tulisan-tulisan Pater Paulus Ngganggung dalam buku ini membantu kita memahami betapa pentingnya ilmu sosiologi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antar individu, antar kelompok, maupun antar individu dan kelompok, memiliki makna dan pesan-pesan penting serta nilai-nilai yang sangat berharga. Sebagai seorang sosiolog, Pater Paul memotret realitas sosial masyarakat NTT secara objektif, terutama yang berkaitan dengan budaya, pendidikan dan kepemimpinan dengan segala permasalahannya, dan menanggapi setiap realitas sosial itu secara kritis dan rasional. Sikap kritis dan rasional itu dilandasi oleh prinsip kebenaran, kejujuran, keadilan dan perdamaian, serta etika dalam relasi antar sesama. Dengan membaca dan merefleksikan kembali pesan-pesan moral dan sosial dalam buku ini kita diajak untuk bersatu hati daln tekad dalam membangun NTT menjadi maju dan bermartabat dalam roh kebenaran, kejujuran, kedailan dan perdamaian tanpa diskriminasi.

Jumat, 26 Januari 2018

Berawal dari Tanda Salib di Rumah Sang Klerek

Judul
:
Berawal dari Tanda Salib di Rumah Sang Klerek, Buku Kenangan 50 Tahun Paroki Santa Maria Immaculata Kapan
Editor
:
Dicky Senda
Penerbit
:
Ruang Arsip Komunitas Lakoat Kujawas
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
124
ISBN
:
978-602-61928-5-1
Harga
:
Rp. 35.000
Status
:
Ada


Seorang remaja putri tanpa sengaja berjumpa dengan seorang pelajar Sekolah Rakyat di Kapan ketika ia sedang mengikuti kursus membuat kecap. Menyenangkan ada kawan baru, sama-sama perempuan dan usia tidak terpaut jauh – pikirnya. Perkenalan yang berbuah ajakan berkunjung ke rumah kawan baru tersebut. Siapa sangka, peristiwa membuat tanda salib di ruang keluarga sebelum menyantap sepiring penekuk bikinan sang nyonya rumah seperti membangunkan sel-sel yang terdiam beku dan hampir lebur. Menyibak kembali cahaya yang lama terpendam di bawah gantang dan kolong tempat tidur. Sementara kisahdemi kisah berikutnya tumbuh cepat seperti tunas pohon di pegunungan: remaja putus sekolah yang diangkat jadi guru agama, bernika dari pastor putih dan cerita pardiduk di rumah bapa Klerek. Layar tancap Pater Blas hingga mimpi-mimpi generasi muda Katolik. Ini buku tentang manusia-manusia di Mollo, sejarah yang ingin diselamatkan bersama dengan begitu banyaknya harapan untuk masa depan lebih baik di gereja tercinta ini. Menjadi pelita yang selalu ada di atas kaki dian. 

Pasola

Judul
:
Pasola
Penulis
:
Drs. Munanjar Widyatmika & Prof. Dr. Hudiono
Penerbit
:
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
182
ISBN
:
978-602-17497-3-9
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong

Dalam kosmologi Sumba, ada oposisi bipolar yang menempatkan segala hal dalam posisi berlawanan: panas-dingin, lelaki-perempuan, sakral-profan, banar-salah, dan seterusnya. Sebagai contoh: langit, sungai, air hujan, cangkul dan tugal dianggap mewakili unsur lelaki yang panas. Bumi, lahan, bibit tanaman, dan lubang tanam mewakili unsur wanita dan bersifat dingin. Bertani dianalogikan dengan konsep perkawinan dimana dua unsur yang bertentangan tetapi saling diperlukan yakni laki-laki dan perempuan disatukan. Bertani adalah proses penyatuan itu. Sebagai kegiatan yang akan menghasilkan kehidupan baru, bertani, sebagaimana perkawinan adalah sesuatu yang sakral. Penuh dengan aturan adat yang mengatur hubungan manusia dengan marapu.

Pasola yang menjadi pokok pembicaraan buku ini adalah suatu etnografi tentang rangkaian upacara untuk meminta berkah kesuburan lahan pertanian pada para leluhur atau marapu. Dengan runtut, Widiyatmika bertutur mengenai siapa orang Sumba dan bagaimana mereka bisa menjadi seperti sekarang. Melalui data sejarah, bahasa dan arkeologi, Widiyatmika menancapkan argumentasi mengenai asal usul orang Sumba yang kemungkinan berasal dari bagian barat Indonesia khususnya Melayu. Meskipun demikian, dengan keluasan referensinya, Widiyatmika dapat menjelaskan pada saya mengenai aneka ras yang mengaliri darah orang Sumba sekarang, termasuk posisi budaya dan ras Melanesia di Sumba.


Kamis, 25 Januari 2018

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nusa Tenggara Timur Tahun 2015

Judul
:
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nusa Tenggara Timur Tahun 2015
Penerbit
:
Pemerintah Provinsi NTT, DKP Kementerian Pertanian & WFP
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
174
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:

Pemerintah Indonesia dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memprioritaskan penanganan masalah kurang gizi dan ketahanan pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT. Untuk mendukung pemerintah NTT dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2015 (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA NTT 2015) telah mengidentifikasi kecamatan-kecamatan yang paling rentan terhadap kerawanan pangan dan gizi. Peta ini merupakan alat yang sangat baik untuk memastikan bahwa kebijakan dan sumber daya yang dikeluarkan dapat memberikan dampak yang maksimal.

FSVA NTT 2015 ini tidak akan mungkin diselesaikan tanpa kerjasama antara anggota Dewan Ketahanan Pangan NTT, Kelompok Kerja FSVA, dan staff dari Badan Ketahanan Pangan, Kantor/Dinas lainnya di tingkat provinsi dan kabupaten. Atlas ini merupakan hasil investasi dari Pemerintah Indonesia serta bantuan dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia.

Sejak Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi NTT pertama diluncurkan pada tahun 2010, telah terjadi peningkatan signifikan pada seluruh aspek ketahanan pangan. Tidak ada lagi kecamatan yang di klasifikasikan sebagai kecamatan sangat rentan terhadap rawan pangan (atau Prioritas I), dibandingkan 38 kecamatan pada tahun 2010. Tiga dari empat kecamatan meningkat status ketahanan pangannya sejak tahun 2010. Telah terjadi peningkatan signifikan pada aspek ketersediaan pangan di tingkat provinsi. Pendapatan dan angka harapan hidup meningkat. Listrik dan jalan telah menjangkau wilayah yang lebih luas. Meskipun demikian, resiko untuk ketahanan pangan masih ada. Walaupun kemiskinan berkurang, tetapi penurunannya makin melambat dan NTT masih tergolong sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia.

Angka malnutrisi kronis dan akut yang sangat tinggi merupakan salah satu dari tantangan utama. Pada tahun 2013, laporan resmi Kementerian Kesehatan mengindikasikan bahwa lebih dari separuh (51,73 persen) anak usia di bawah lima tahun (balita) di NTT mengalami stunting - pendek untuk usia mereka. Angka stunting ini merupakan angka tertinggi di Indonesia dan jauh di atas angka nasional yang juga tinggi sebesar 37,20 persen. Laporan ini juga mengindikasikan angka wasting atau anak kurus (malnutrisi akut) mencapai 15,44 persen, dan berada pada situasi sangat buruk menurut kriteria dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization). Hal ini mungkin berhubungan dengan akses air bersih dan sanitasi yang rendah, dimana NTT cukup tertinggal dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

World Food Programme dan Pemerintah Provinsi NTT telah bekerjasama untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi bagi masyarakat yang paling rentan di NTT selama bertahun-tahun. Dengan menggunakan data dari atlas ini dan bukti dari program yang dilaksanakan, jelas terlihat bahwa terjadi kemajuan situasi ketahanan pangan dan gizi masyarakat. WFP berharap dapat terus bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan memperbaiki gizi selaras dengan tujuan pemerintah dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan. (Anthea Webb, Perwakilan dan Direktur United Nations World Food Programme, Indonesia)

Lontar: Pohon Kehidupan Masyarakat Rote

Judul
:
Lontar: Pohon Kehidupan Masyarakat Rote
Penulis
:
Paul. A. Haning
Penerbit
:
CV. Kairos
Tahun Cetak
:
2009
Halaman
:
86
ISBN
:
978-979-1443-08-1
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong

Pohon lontar termasuk rumpun (bangsa) palma. Dalam bahasa Melayu umum, semua palma setempat yang menghasilkan cairan untuk minuman keras, disebut tuak. Tuak juga berarti nira atau nira yang diragikan. Sedang dalam bahasa Rote dan Timor, lontar disebut tua, Sabu (duwe), Solor (tuak pokang), Jawa (siwalan), Madura (manjangan ‘pohon jantan’ dan ta’al ‘pohon betina), Lombok (tal), Bima (ta’a), Makassar (tola), Flores (kori/koli), Seram (kolir watan), bahasa Kupang (tuak), Sansekerta (tala), Portugis (palmeira), Inggris (palmyr), Belanda (jagerboom) dan Latin (borassus).

Dalam buku “The Natural History of Palm (1966)” karangan Prof. E. Y. H Cormer, Fox mengutip sebagai berikut: “Di antara semua tanaman, pohon palma adalah yang paling khusus. Batangnya yang lurus dimahkotai dengan daun-daun raksasa adalah gambaran yang sempurna, secara umum atau filsafat dari suatu pohon. Tidak menjadi aus karena percabangan. Di semua bagian dunia yang panas bentuk itu terpancang dengan sederhana yang agung dalam suatu pemandangan alam. Terwujud dalam lebih dari 2000 macam dan beberapa ratus jenis, masing-masing dibatasi oleh iklim, daerah dan sejarah geografi”.

Selanjutnya Fox mengatakan (1996-263) bahwa beberapa janis palma mempunyai peran yang tampak penting dalam sejarah kehidupan manusia. Selama berabad-abad jenis-jenis palma itu telah memenuhi kebutuhan berbagai suku bangsa di dunia dan kadang-kadang merupakan mata pencaharian pokok.

Rumah Adat Masyarakat Rote-Ndao

Judul
:
Rumah Adat Masyarakat Rote-Ndao
Penulis
:
Paul A. Haning
Penerbit
:
CV. Kairos
Tahun Cetak
:
2009
Halaman
:
98
ISBN
:
978-979-1443-07-4
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong

Pada mulanya, sebelum terciptanya rumah, manusia tinggal dalam gua-gua. Namun, kerohanian dan spiritualitas manusia menjadi unsur yang terutama di dalam kebudayaan yang menjadi dasar atau pendorong terciptanya berbagai benda kebudayaan.

asal mula terciptanya kebudayaan, bersumber dari kehadiran makluk manusia di tengah alam sebagai makluk rasional juga biologis. Eksistensinya diliputi aneka ragam kebutuhan dan alam adalah bahan metahnya. Manusia lalu bekerja, memanfaatkan potensi bahan mentah yang tersedia dalam alam untuk memenuhi kebutuhannya, baik material maupun spiritual. Maka kebudayaan adalah aktivitas manusia dalam mendayagunakan potensi alam lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.

Rumah adalah salah satu bentuk bendawi/material kebudayaan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan akan perlindungan dari rasa nyaman. Hal ini muncul ketika manusia ‘nomaden’ (kebudayaan gembala yang berpindah-pindah) masuk ke dalam kebudayaan ‘sedentar’ (hidup menetap).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...