Rabu, 29 Mei 2019

Struktur Bahasa Tetum

Judul
:
Struktur Bahasa Tetum
Penyusun
:
Drs. Troeboes, dkk
Penerbit
:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1987
Halaman
:
138
ISBN
:
979-459-006-1
Sumber
:
Download
:




Pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa daerah dalam kaitannya dengan pertumbuhan, pengembangan, dan pembakuan , baik bahasa nasional maupun bahasa daerah itu sendiri, tidak diragukan lagi. Karena itu, bahasa daerah perlu diselamatkan, dipelihara, dibina, dan dikembangkan. Hal itu juga didukung oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara di bidang kebudayaan yang antara lain menyebutkan bahwa pengembangan nilai budaya Indonesia mempunyai tujuan memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri sebagai alat kebanggaan nasional, serta kesatuan nasional. Jadi, jelaslah bahwa masalah menyelematkan, memelihara, membina. dan mengembangkan bahasa daerah bukan hanya kepentingan masyarakat pemakai bahasa itu sendiri, melainkan juga kepentingan nasional. Untuk maksud itu, penggalian, pencatatan, dana penelitian yang efektif perlu dilaksanakan dan ditingkatkan. Melalui penelitian itu dapat dikumpulkan data dan informasi tentang bahasa daerah yang dapat dipergunakan untuk pengembangan bahasa, pengembangan ilmu bahasa, pengembangan sastra, dan pengembangan sosial budaya pada umumnya, yang sekaligus menunjang pembangunan nasional.

Bahasa Tetum adalah satu bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur. Bahasa itu dipergunakan oleh penduduk asli di Kabupaten Belu, Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Selat Ombai di sebelah utara. Bahasa Tetum Timor Timur di sebelah timur, Laut Timor di sebelah selatan, dan bahasa Dawan di sebelah barat.

Kamus Tetun-Indonesia

Judul
:
Kamus Tetun-Indonesia
Penyusun
:
Fransiskus Monteiro
Penerbit
:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1985
Halaman
:
118
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:


Sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun II (1974), telah digariskan kebijakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai seginya. Dalam garis haluan ini, masalah kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dari pengembangan bahasa Indonesia dan daerah, termasuk sastranya, dapat tercapai. Tujuan akhir pembinaan dan pengembangan itu, antara lain, adalah meningkatkan mutu kemampuan menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional, sebagaimana digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara. Untuk mencapai tujuan itu, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan, seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan; (2) penyusunan berbagai kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa daerah serta kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu; (3) penyusunan buku-buku pedoman; (4) penerjemahan karya kebahasaan dan buku acuan serta karya sastra daerah dan karya sastra dunia ke dalam bahasa Indonesia; (5) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media, antara lain televisi dan radio; (6) pengembangan pusat informasi kebahasaan dan kesastraan melalui inventarisasi, penelitian, dokumentasi, dan pembinaan jaringan informasi kebahasaan; dan (7) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian beasiswa dan hadiah penghargaan.

Cerita Rakyat Lio Flores

Judul
:
Cerita Rakyat Lio Flores
Penyusun
:
Dr. Aron Meko Mbete
Penerbit
:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1992
Halaman
:

ISBN
:
979-459213-7
Sumber
:
Download
:


Masalah kesusastraan. khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra Indonesia lama, merupakan masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan) daerah dan sastra Indonesia lama itu, yang merupakan warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia tersimpan nilai-nilai budaya yang tinggi nilainya. Sehubungan dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta berusaha melestarikan nilai-nilai budaya dalam sastra itu dengan cara pemilihan, pengalihaksaraan, dan penerjemahan sastra ( lisan) berbahasa daerah itu. Upaya pelestarian warisan budaya yang sangat beragam itu, selain akan memperkaya khazanah sastra dan budaya masyarakat Indonesia juga akan memperluas wawasan sastra dan budaya masyarakat. Dengan kata lain, upaya yang dilakukan ini dapat menguak tabir kedaerahan dan menciptakan dialog antarbudaya dan antardaerah melalui sastra sehingga kemungkinan dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mewujudkan manusia yang berwawasan keindonesiaan.

Buku yang berjudul Cerita Rakyat Lio, Flores ini merupakan karya sastra Indonesia lama yang berbahasa Lio di daerah Flores. Pengalihaksaraan dan penerjemahan dilakukan oleh Dr. Aron Meko Mbete dan penyuntingan dilakukan oleh Drs. Farid Hadi.

Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Propinsi Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Propinsi Nusa Tenggara Timur
Penyusun
:
-
Penerbit
:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1993
Halaman
:
87
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:


Pencanangan semboyan "Gunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar" dalam upaya pembinaan bahasa Indonesia mendapat tanggapan positif dari warga Indonesia. Semboyan yang sederhana tetapi cukup berat dilaksanakan itu berisikan anjuran kepada masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik--sesuai dengan lingkungan dan keadaan yang dihadapi dan benar--sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal itu tentu saja tidak akan terlepas dari tujuan pembinaan bahasa Indonesia yang, antara lain (1) menumbuhkan dan membina sikap  bahasa yang positif, (2) meningkatkan kegairahan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan (3) meningkatkan mutu serta disiplin penguasaan bahasa Indonesia dalam segenap lapisan masyarakat.

Bahan Penyuluhan Bahasa di Timor Timur, Pembinaan Bahasa Indonesia Ejaan, Pemakaian Kalimat, Surat Menyurat

Judul
:
Bahan Penyuluhan Bahasa di Timor Timur, Pembinaan Bahasa Indonesia Ejaan, Pemakaian Kalimat, Surat Menyurat
Penyusun
:
Caca Sudarsa, dkk
Penerbit
:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1990
Halaman
:
87
ISBN
:
979-459-056-8
Sumber
:
Download
:


Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia di dalam warga masyarakat Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia perlu ditingkatkan sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Hal ini sejalan dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1966, yaitu "Meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu yang ampuh" (MPRS; 1966: 121) dan upaya pembinaan bahasa nasional seperti yang dirumuskan secara jelas dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1978 dan tahun 1983, yaitu "Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar (MPR; 1978 dan 1983 Butir 3, Bidang Kebudayaan). Selain itu, dalam Ketetapan MPR dinyatakan, "Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia perlu makin ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas." Demikian pula dalam Garis-Garis Besar Haluan ·Negara Tahun 1988 semakin jelas diarahkan "Usaha pembinaan bahasa Indonesia akan ditingkatkan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. Dalam hubungan itu, akan ditingkatkan usaha memasyarakatkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Selain itu, akan ditingkatkan kemampuan dan keterampilan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan petugas Pemerintah, khususnya yang berhubungan dengan masyarakat. (GBHN, 1988; Bab 21).

Selasa, 28 Mei 2019

Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Belu, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur dan Timor Tengah Utara

Judul
:
Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Belu, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur dan Timor Tengah Utara
Penyusun
:
Buha Aritonang, dkk
Penerbit
:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Tahun Cetak
:
2002
Halaman
:
390
ISBN
:
979-685-212-8
Sumber
:
Download
:


Salah satu kegiatan Tim Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia adalah meneliti kosakata dasar Swadesh. Kegiatan itu telah dimulai sejak tahun 1999 dengan terlebih dahulu meneliti kosakata dasar Swadesh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Beberapa terbitan yang berkaitan dengan hal itu adalah Monografi Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Flores Timur (Aritonang, el aI, 2000); Monografi Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Ende (Astar, et ai, 2000), Monografi Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Kupang (Kurniawati, et al, 2000); dan Monografi Kosakata Dasar Swadesh di Kabupaten Alor (Martis, et aI, 2000). Hal-hal yang dimuat dalam buku itu meliputi (1) titik pengamatan, (2) usia dan letak geografis desa, (3) penamaan bahasa menurut pengakuan penduduk dan situasi kebahasaan, (4) jumlah, agama, dan mata pencaharian penduduk, (5) situasi dan sarana pendidikan, (6) hubungan dan sarana transportasi, (7) informan dan pengumpuJ data, dan (8) 200 kosakata dasar Swadesh.

Budaya Sumba Jilid 1

Judul
:
Budaya Sumba Jilid 1
Penulis
:
B. Soelarto
Penerbit
:
Ditjen Kebudayaan Departemen P & K
Tahun Cetak
:
-
Halaman
:
108
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:


Di Sumba Timur, rangkaian upacara-upacara kelahiran diawali dengan pemberian sesajian sirih pinang dan korban binatang (ayam, babi atau kerbau menurut kemampuan masing-masing). Lalu dipanjatkan do'a syukur, pernyataan terima kasih kepada marapu, segenap arwah leluhur dan kepada Sang Maha Pencipta. Yang dirangkapkan secara resitatif dengan methapora. Yaitu tidak menyebutkan nama Sang Maha Pencipta melainkan dengan Methapora, seperti "Yang Membentuk Kehidupan. Yang menjadikan mata, telinga, tangan, kaki dan sebagainya."

Setelah itu dilanjutkan dengan upacara memotong rambut. Upacara ini ada yang dilakukan sesaat setelah ari-ari bayi dipotong, ada pula yang menunggu sampai umur bayi sudah 3 - 4 hari. Kemudian dilanjutkan dengan upacara pemberian nama, istilah Sumba Timur Dekangu tamu. Upacara ini dapat dilaksanakanbila bayi telah lahir. Dapat pula menunggu sampai bayi sudahberumur beberapa bulan. Bahkan ada yang menunggu sampai bayi sudah mulai merangkak. Selama bayi belum diberi nama, ia disebut Dapat ngara, (istilah lokal Gaura, Sumba Barat).

Monumen Perjuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Monumen Perjuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Penyusun
:
M.M. KoEhuan, F.R Lobo, M.J Tokoh & A.M Zesi
Penerbit
:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1986
Halaman
:
49
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:



Nusa Tenggara Timur adalah "provinsi kepulauan" yakni provinsi yang wilayahnya terdiri atas pulau-pulau. Beberapa pulau di antaranya ialah Pulau Timor, Pulau Sumba, Pulau Flores, Pulau Pantar, Pulau Solor, Pulau Adonara, Pulau Sabu, dan Pulau Roti. Hampir di setiap pulau tersebut telah dibangun berbagai monumen, ·tetapi beberapa di antaranya ada yang tidak mempunyai kontek peristiwa ataupun tokoh sejarah.

Meskipun bentuk serta ukurannya berbeda, namun pembangunan monumen pada dasamya mempunyai tujuan yang sama, yakni sebagai suatu tanda bagi terjadinya suatu peristiwa sejarah yang dianggap penting serta patut dikenang. Di samping itu juga sebagai tanda terima kasih .atas jasa-jasa seorang tokoh terhadap daerah, bangsa dan negaranya. Monumen itu sendiri merupakan bangunan atau benda mati yang biasanya berbentuk tugu, patung, makam ataupun bentuk lainnya.

Rabu, 22 Mei 2019

NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera: Perspektif Lima Misi Pembangunan NTT 2018-2023

Judul
:
NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera: Perspektif Lima Misi Pembangunan NTT 2018-2023
Editor
:
Valeri Guru
Penerbit
:
CV. Sejahtera Mandiri Teknik Indonesia
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
269
ISBN
:
-
Harga
:
-
Status
:
Kosong


Ketika menyimak dan membaca buku ini; fantasi dan imajinasi alam berpikir kita semua, diajak untuk berpikir serta bekerja lebih keras lagi, untuk mengeuarkan dan mengurai sejuta problema yang masih melilit masyarakat dan daerah Nusa Tenggara Timur tercinta. NTT masih dihadapkan pada persoalan kemiskinan, kebodohan, stunting, perdagangan orang, rendah dan lemahnya pengelolaan sumber daya alam, belum optimalnya pengurusan asset-aset milik Pemerintah Provinsi NTT; baik asset bergerak maupun asset tak bergerak yang memiliki potensi untuk Peningkatan Pendapatan Asli Rakyat (PAR) yang berdampak kepada Pendapatan Asli Daerah).
Karena itu, sejak dilantik Presiden Joko Widodo, pada 5 September 2018 di Istana Negara Jakarta, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi (JNS) telah menetapkan visi NTT lima tahun ke depan yakni NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera. Tead Gubernur VBL yang sangat kuat untuk memposisikan Provinsi NTT sebagai daerah yang memiliki harkat dan martabat yang sama dengan provinsi lain yang ada di Indonesia, haruslah didukung dan mendapat apresiasi yang tulus dari seluruh stakeholder (pemangku kepentingan). Yang ada di daerah ini.
Serentak menjadikan pariwisata NTT sebagai prime mover (penggerak utama) untuk menarik dan menggerakkan misi kesejahteraan, infrastruktur, sumber daya manusia dan reformasi birokrasi untuk peningkatan pelayanan publik; sangatlah tepat dan strategis untuk diimplementasikan oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Pemerintahan Provinsi NTT.
Pemerintah, masyarakat, sektor swasta yang ada di daerah ini harus memiliki roh/spirit yang sama dan sebangun dengan Gubernur VBL. Yang harus diingat ialah: pariwisata bukan lagi sebuah rekreasi semata tetapi telah menjadi hak dasar setiap manusia. Dengan pariwisata tercipta kesejahteraan dan dapat meningkatkan hubungan dengan sesame, lingkungan sekitar serta hubungan spiritualitas dengan Sang Pencipta. Atmosfer pariwisata di NTT harus mampu menjadi alat mengatasi kemiskinan karena dibangun inklusif berdasarkan komunitas masyaralat lokal.

Mencerna Makna di Balik Narasi Gubernur VBL (Untuk Mewujudkan NTT Sejahtera)

Judul
:
Mencerna Makna di Balik Narasi Gubernur VBL (Untuk Mewujudkan NTT Sejahtera)
Editor
:
Valeri Guru
Penerbit
:
CV. Sejahtera Mandiri Teknik Indonesia
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
200
ISBN
:
-
Harga
:
-
Status
:
Kosong


Pernyataan Gubernur Laiskodat ada benarnya juga. Apa yang diharapkan terhadap menumbuhkan budaya literasi jika mama-mama di rumah lebih suka menonton sinetron? Jika sinetron menjadi fokus maka sulit berharap budaya literasi itu bertumbuh dalam keluarga. Dengan kata lain, sulit mengajak anak-anak membaca buku jika pada saat yang sama mama-mama lebih suka nonton sinetron. (Isidorus Lilijawa, S.Fil, MM; Tenaga Ahli DPR RI)
Gaya bicaranya terkesan meledak-ledak dan blak-blakan sampai pada tahapan yang sangat kasar sekalipun, sehingga membuat banyak kalangan menjadi gerah, simpati, empati dan terkadang tidak suka  dengan gaya bicaranya yang kasar sampai harus membencinya. Pernyataan-pernyataan yang kasar dari seorang gubernur itu, disiarkan secara bebas oleh media massa, dan Viktor Bungtilu Laiskodat pun merasa biasa-biasa saja, seperti ketika ia mengatakan orang bodoh dan orang miskin tidak akan masuk surge, kecuali orang cerdas (Lorens Molan; Kabiro Perum LKBN ANTARA NTT)
Bung Viktor dan Kak Jos, jelas pemimpin yang dipilih rakyat NTT secara demokratis sesuai aturan main. Rakyat memilih Bung Viktor dan Kak Jos jelas karena rakyat menduga keduanya cocok untuk konteks NTT sekarang ini. Untuk urusan ini tidak perlu didebatkan. Siapapun, menerima hasil keputusan rakyat (bani) NTt dengan puas, karena proses demokrasi berlangsung damai dan kita mendukung dan mencermati perjalanan kepemimpinan Viktor Jos. Mencermati perjalanan kepemimpinan Viktor Jos, merupakan keniscayaan politik. Gaya kepemimpinan Viktor Jos, jelas berbeda jauh dengan gaya kepemimpinan sebelumnya. Sebelumnya (10 tahun) bani NTT mengalami kepemimpinan Frans Lebu Raya. Frans itu soft, lembut, gemar menyiran senyum dikulum, dia dililit lingkungan para tukang puji yang melambungkan pujian dan menaburinya setiap waktu, sementara di sisi lain indeks kemiskinan NTT tak beranjak jauh (Pius Rengka, SH, M.Sc; Politisi NTT)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...