Minggu, 30 Juli 2017

Cerita Rakyat Sumba

Judul
:
Cerita Rakyat Sumba, Pendokumentasian Cerita Rakyat Sumba berkaitan dengan Pelestarian Sumberdaya Alam
Penulis
:
Frans W. Hebi
Penerbit
:
KOPPESDA & BAPPEDA Kabupaten Sumba Timur
Tahun Cetak
:
2007
Halaman
:
141
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 65.000
Status
:
Kosong

Buku cerita rakyat Sumba ini menyajikan berbagai cerita rakyat tentang bagaimana manusia berhubungan dengan sesama dan alam sekitarnya. Pemyusunan cerita rakyat Sumba ini merupakan salah satu upaya yang untuk meransang kesadaran kritis terhadap persoalan lingkungan melalui muatan lokal di sekolah-sekolah. Disadari bahwa untuk membangun kesadaran tentang pelestarian lingkungan tidak hanya pada usia dewasa saja akan tetapi harus dimulai sejak usia dini sehingga ketika menginjak usia dewasa kesadaran akan manfaat kelestarian lingkungan itu akan diwujudnyatakan dalam hidup kesehariannya.

Penyusunan buku cerita melalui, “Kegiatan Pendokumentasian Cerita Rakyat Sumba Berkaitan dengan Pelestarian Sumber-Daya Alam dalam rangka mendukung Mulok ditingkat pendidikan dasar” ini merupakan hasil kerjasama KOPPESDA dengan BAPPEDA Kabupaten Sumba Timur.

Rabu, 19 Juli 2017

Mengurai tts di TTS Beberapa Alternatif

Judul
:
Mengurai tts di TTS Beberapa Alternatif
Penulis
:
Drs. Aleks Babys
Penerbit
:
CV. Inara
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
112
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 55.000
Status
:
Kosong

Buku ini diilhami oleh pemandangan  alam dan kondisi TTS yang penulis sempat saksikan kembali, melalui perjalanan liburan dan napak tilas antara tahun 2010-2012. Beberapa tempat seperti Fatumnasi, Nenas, Fatumnutu, Ayotupas, Ayokokleo, Hauhasi, Oinlasi, Nunkolo, Menu, Kolbano, Sei dan tentu tak lupa kampung tempat lahir penulis – Kuanfatu.

Kesan dan pengalaman diperjalanan sungguh mengasyikkan tetapi melelahkan. Banyak komentar dari isteri dan anakku Kristian yang baru kali pertama merasakan. Diantaranya keindahan alam dan kondisi jalan. Menyenangkan tetapi juga memperihatinkan.

Semua itu penulis renungkan, ditambah berbagai pengalaman puluhan tahun yang lalu serta referensi beberapa media cetak lokal, coba menganalisisnya lalu menuangkannya dalam tulisan sederhana ini “Mengurai tts di TTS”, Beberapa Alternatif.


Selasa, 18 Juli 2017

100 Tahun I. H. Doko, Mengenang Perjuangan & Pengabdian Sang Pahlawan Nasional

Judul
:
100 Tahun I. H. Doko, Mengenang Perjuangan & Pengabdian Sang Pahlawan Nasional
Penyunting
:
Paul J. A. Doko
Penerbit
:
Artha Wacana Press
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
162
ISBN
:
978-979-909-626-5
Status
:
Kosong

Penerbitan buku dalam rangka memperingati 100 tahun almarhum I. H. Doko ini, jauh dari maksud mengkultuskan sang tokoh, tapi semata-mata dimaksudkan untuk mengenang perjuangan dan pengabdian beliau semasa hidupnya, yang kiranya bisa menjadi teladan serta inspirasi bagi generasi muda bangsa ini.

Banyak kalangan di NTT yang menanggap bahwa peran dan jasa beliau dalam bidang pendidikanlah yang mengantarnya memperoleh penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasional. Pandangan yang keliru ini dapat dipahami karena 30 tahun terakhir dari hidupnya, beliau berkiprah di bidang pendidikan di tengah masyarakat Nusa Tenggara, khususnya NTT sehingga generasi kini lebih mengenalnya sebagai tokoh pendidikan. Masa muda yang dijalaninya sebagai seorang politisi yang berjuang menentang penjajahan melalui Timorsche Jongeren, Perserikatan Kebangsaan Timor (PKT) dan Partai Demokrasi Indonesia di Timor (PDI-T) yang dibentuk dan dipimpinnya, serta kegiatannya menggalang kesadaran rakyat dan raja-raja di Timor akan arti kemerdekaan, sikap tegasnya yang menuntut Timor merdeka sekarang juga bersama RI Yogya, perjuangannya sebagai utusan tetap PDI-T di GAPKI, usahanya menggagalkan pemberontakan ex-tentara KNIL di Makassar dan aksinya menggagalkan rencana memproklamirkan NIT merdeka lepas dari RI kurang diketahui masyarakat umum, karena terjadi 60-70 tahun yang lalu, dan kurangnya publikasi. Padahal kiprahnya di bidang politik inilah yang dihargai Pemerintah Pusat dan mengantranya memperoleh Bintang Mahaputra Adipradana dan gelar Pahlawan Nasional.

Senin, 17 Juli 2017

Kamus Istilah Sastra Indonesia

Judul
:
Kamus Istilah Sastra Indonesia
Penulis
:
Nyoman Tusthi Eddy
Penerbit
:
Nusa Indah
Tahun Cetak
:
1991
Halaman
:
229
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 40.000
Status
:
Ada

Bila kita renungkan secara hakiki, apa sesungguhnya yang kita harapkan dari sebuah karya sastra, maka jawabannya sudah pasti yaitu hikmah yang tersirat didalamnya. Untuk itu tindakan yang paling tepat dalam mendekati dan menggauli sastra ialah apresiasi sastra. Sejarah dan teori sastra hanyalah faktor pelengkap. Namun demikian apresiasi sastra tidak mungkin dilepaskan dari teori dan sejarah sastra. Pemahaman karya sastra dari sudut tema dan makna tidak mungkin tanpa bantuan teori dan sejarah sastra, termasuk berbagai istilah sastra. Hal inilah yang menjadi motivasi utama penulisan buku ini.

Kita sering mendengar atau menjumpai berbagai istilah sastra, tetapi makna dan seluk beluknya kurang jelas karena istilah itu dijumpai pada konteks yang tidak utuh. Karena itu istilah-istilah dalam buku ini diuraikan sejelas-jelasnya secara sederhana, sehingga mudah dipahami. Latar belakang dan contoh-contohnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat membantu pembaca sebaik-baiknya.


Minggu, 16 Juli 2017

The Voyage To Marege’, Pencari Teripang dari Makassar di Australia

Judul
:
The Voyage To Marege’, Pencari Teripang dari Makassar di Australia
Penulis
:
C. C. Macknight
Penerbit
:
Ininnawa
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
301
ISBN
:
978-602-71651-9-9
Harga
:
Rp. 105.000
Status
:
Ada

The Voyage to Marege’ menyediakan kita sebuah pintu baru terkait sejarah orang-orang Australia. Hampir seabad sebelum Kapten Cook melayari pantai timur laut Australia, pelaut dari Asia rutin mendatangi Marege’, sebutan mereka pada kawasan ini, dan bahkan merintis industri di sana. Para laki-laki dari Makassar itu menempuh pelayaran panjang dan berbahaya demi mengumpulkan dan mengawetkan teripang yang dihargai mahal oleh penduduk Tiongkok.
Kajian C. C. Macknight ini menjadi klasik, bertahan hingga 40 tahun, sejak diterbitkan pertama dalam bahasa Inggris 1976 silam hingga diindonesiakan dan terbit pada 2017. Penyigian panjang Macknight ini menjadi salah satu sumber utama studi terkait sejarah Nusantara, terutama industri dan dunia perdagangan maritim abad ke-17 di Indonesia.
Sudah jelas bahwa karya Macknight berkontribusi sangat besar bagi pembaca umum dan para pengkaji dunia maritim dan sejarah perdagangan. Dengan kejelian mata tinjauan dari ragam disiplin ilmu dan mengandalkan bahan melimpah–mulai dari dokumen yang kaya (bukti administratif sampai sketsa/lukis/gambar), temuan arkeologis, catatan etnografis, dan wawancara dengan orang-orang sepuh, yang pada masa mudanya melakoni pelayaran tersebut–Macknight membentangkan pada kita sebuah cakrawala baru yang indah tentang cerita tentang pelayaran-pelayaran epik ini.
Dilengkapi gambar, sketsa, dan foto-foto bersejarah, narasi-narasi lengkap dan berwarna yang disusun, Macknight menjadikan The Voyage to Marege’ menjelma sebagai hadiah yang menggembirakan pembacanya.

Sabtu, 15 Juli 2017

Soekarno Kuantar Ke Gerbang

Judul
:
Soekarno Kuantar Ke Gerbang
Penulis
:
Ramadhan K. H.
Penerbit
:
Bentang
Tahun Cetak
:
2014
Halaman
:
416
ISBN
:
978-602-8811-95-8
Harga
:
Rp. 55.000
Status
:
Ada

Ingatan itu masih tertera jelas. Sosok mungil dengan sekuntum bunga warna merah tersunting di sanggulnya. Hingga bertahun-tahun, sosok itulah yang hidup dalam benak Soekarno. Inggit bukan sekadar kekasih. Dalam dirinya, Soekarno menemukan kawan sekaligus ibu. Di dalam rengkuhan perempuan sederhana itu, dia tumbuh menjadi seorang pejuang yang tangguh.

Tak banyak yang menyoroti kisah cinta antara Inggit Garnasih dan Soekarno. Disusun berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Inggit, Ramadhan K.H. menyampaikan sebuah kisah menyentuh. Lewat novel ini, kita akan tahu episode-episode penting dalam hidup Soekarno sebelum masuk ke istana dengan sosok yang selalu melekat di sana: Inggit Garnasih.

Mereka melewati beragam peristiwa. Masa-masa pembuagan di Ende dan Bengkulu menjadi saksi ketabahan Inggit. Perempuan yang tak bisa baca tulis ini memompa semangat Soekarno dalam caranya sendiri. Tiada jemu bibirnya melontarkan kata-kata yang menyejukkan hati sang kesatria muda tatkala putus asa menyerang. Tiada lelah pula dia mengingatkan akan mimpi besar yang harus dikejar tatkala kecemasan membayangi.

Jumat, 14 Juli 2017

Chic Mengolah Wastra Indonesia Tenun NTT

Judul
:
Chic Mengolah Wastra Indonesia Tenun NTT
Penulis
:
Stephanus Hamy & Debbie S. Suryawan
Penerbit
:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Cetak
:
2009
Halaman
:
69
ISBN
:
978-979-22-5182-1
Status
:
Kosong

Selain batik, Indonesia juga memiliki kekayaan wastra lainnya berupa kain tenun yang tak hanya unik tapi juga cantik dengan beragam corak etnik yang khas. Itulah sebabnya selain berisi sekilas cerita tentang keindihan kain tenun dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri atas berbagai pulau, suku, dialek bahasa, juga beragam adat istiadat dan ragam hias kain tenun, buku ini juga member inspirasi kreatif agar setiap individu dapat mengolah kain tenun NTT menjadi busana modern yang tak sekedar seirama dengan tren yang sedang berlaku, tetapi juga mudah dipadupadankan serta berdaya pakai tinggi.

Isi buku berupa deretan busana untuk berbagai kegiatan wanita modern, diantaranya adalah busana kerja, busana resmi serta busana kasual. Untuk menunjukkan bahwa kain tenun NTT bisa diolah menjadi busana untuk wanita dari berbagai golongan usia, buku ini juga menampikan berbagai padupadan chic yang sesuai untuk wanita usia 20-an, 30-an, dan 40-an tahun ke atas. Buku ini juga dilengkapi dengan beragam tip pemilihan motif, padupadan warna dan motof, perawatan busana, serta permaianan tata letak motif kain tenun untuk menciptakan busana masa kini yang atraktif.

Jadi jika Anda punya sehelaian kain tenun NTT yang unik, apakah itu kain panjang, selimut, sarung atau bahkan selendang, namun Anda tidak puny aide untuk mengolahnya, buku kreasi desainer Stephanus Hamy dan fashion stylist Debbie Suryawan ini bisa membantu member solusi yang tepat dan chic!

The Stranger-Kings of Sikka

Judul
:
The Stranger-Kings of Sikka
Penulis
:
E. Douglas Lewis
Penerbit
:
KITLV Press – Leiden
Bahasa
:
Inggris
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
432
ISBN
:
978-90-6718-328-4
Status
:
Kosong

One custom in ethnographic writing is to begin with the name of the people about whom one writes. But ethnonyms, we anthropologists have discovered, can be a problem, in Indonesia no more than in other places on the planet, but certainly there. This book is about the Ata Sikka: ata meaning ‘people’ in Sara Sikka (‘the way or language of Sikka’) and it is as the Ata Sikka – the people of Sikka – that I shall identify the people who are the subject of this book, with an occasional regression to the term Sikkanese. The –ese in Sikkanese means ‘of, relating to, or originating in (a certain place or country)’ (where the –n- comes from is another matter). However, just where the Ata Sikka came from and who they are problems that conjure themselves at the outset of any inquiry into the ethnology of Flores. Indeed, the name Sikka is wrapped in ambiguities. Among the people generally referred to as the Ata Sikka are those whose ancestors ruled east central Flores until the 1950s. their traditions identify them as immigrants, newcomers, to the island  who arrived by ship after a voyage from the west. These former rulers use the autonym Ata Sikka, yet their own traditions distinguish their origins from those ao the autochthonous people of the district, who are also Ata Sikka.

Kamis, 13 Juli 2017

Rote Ndao Mutiara dari Selatan

Judul
:
Rote Ndao Mutiara dari Selatan, Falsafah dan Pandangan Hidup Suku Rote tentang Lontar
Penulis
:
Andre Z. Soh & Maria N. D. K. Indrayana
Penerbit
:
Yayasan Kelopak
Tahun Cetak
:
2008
Halaman
:
294
ISBN
:
978-979-15415-1-0
Harga
:
-
Status
:
Kosong

Buku Rote Ndao Mutiara dari Selatan ini memperkenalkan sejarah Rote dengan keberadaan leo-leo (marga) dalam konteks hubungan kekerabatan masyarakat Rote. Kemudian menguraikan kebudayaan lontar di Pulau Rote yang dikaitkan dengan kehidupan seni dan sastra, benda-benda kebudayaan yang dihasilkan serta falsafah yang ada pada setiap proses dan hasil dari setiap interaksi masyarakat Rote dengan pohon lontar. Sehingga buku ini dapat membuka cakrawala berpikir lebih luas tentang kebudayaan masyarakat Rote dan problematika kehidupannya yang berakar dari kebudayaan leluhur.  

Dalam buku ini memaparkan berbagai macam istilah dari setiap proses penyadapan seperti edan yang berarti memasang tangga buatan dengan membuat takik pada batang pohon lontar. Ada juga maolen yang artinya membersihkan bulir-bulir mayang lontar, sedangkan mengiris bulir-bulir mayang untuk menyadap disebut dengan soen atau sada dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan proses pembuatan nira (tuak) menjadi gula air (tua nasu), kemudian menjadi gula lempeng atau gula batu (tua batu) hingga menjadi gula pasir lontar (tua batu meni). Dengan demikian dari cara menyadap, alat-alat yang digunakan, pantangan dan cara mengelola nira menunjukkan sebuah tradisi turun temurun dari masyarakat Rote Ndao.

Menarik juga dalam buku ini yang sedikit menjelaskan konsep kekeluargaan dalam istilah to’o bagi masyarakat Rote. Ternyata sebutan bagi saudara laki-laki dari pihak ibu ini begitu magis dan sakral. Begitu pentingnya kedudukan sebagai paman atau om, dikarenakan seorang to’o akan menjadi perantaraan penting bagi keponakannya, terutama dalam hal perkawinan, kematian, pembagian warisan hingga urusan adat lainnya. Bahkan di kehidupan modern seperti ini panggilan to’o bagi masyarakat Rote adalah sebuah penghargaan.

Rabu, 12 Juli 2017

Operasi Seroja di Timor-Timur Dahulu Kami Berjuang untuk Negara

Judul
:
Operasi Seroja di Timor-Timur Dahulu Kami Berjuang untuk Negara, Sebuah Kisah dari Kolonel Infantri (Purn) Michael Roderick Ronny Muaya, Pejuang Veteran Eks Timor-Timur Desember 1975 – Desember 1978
Penulis
:
Bobby Revolt
Penerbit
:
Matapadi Presindo
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
134
ISBN
:
978-602-1634-22-6
Harga
:
Rp. 62.000
Status
:
Ada

Tidak banyak buku yang mendalami pengalaman personal dari para prajurit yang berkeringat dan bersimbah darah di tengah medan perang. Suara mereka lebih banyak tenggelam di balik riuh analisa para analis dan pemimpin yang jauh dari bau mesiu. Yang mereka tahu hanyalah menjalankan perintah dan berusaha bertahan di tanah yang asing, di antara kepungan musuh yang terus mengancam, tanpa sepenuhnya mengerti latar dari misi mereka dalam Operasi Seroja yang penuh arah tersebut.

Tulisan tentang Kolonel Infantri (Purn) Michael Roderick Ronny Muaya adalah catatan intim dari pengalaman yang ia hadapi di tengah medan pertempuran yang membuatnya harus kehilangan lengan kirinya, jauh dari riuh perdebatan politik dan kontroversi para sejarawan, ia hanya menulis hari-hari panjang yang dilalui bersama sejawatnya di medan perang, kawan-kawan seperjuangan yang tidak semuanya bisa kembali pulang ke kampung halaman dengan selamat. Bahkan ketika ia akhirnya kembali dari Timor-Timur akibat luka parah yang dideritanya, perang tidak sepenuhnya berakhir bagi seorang prajurit Micha. Cacat tubuh yang dideritanya membuatnya harus bergelut dalam perang personal yang menghantui; keberadaannya yang canggung di dunia militer yang menuntut kesempurnaan fisik dan tanggung jawabnya untuk menghidupi keluarga sebagai seorang ayah dan suami. Namun, dengan segala beban yang harus dijalaninya, ia adalah seorang prajurit yang telah membuktikan baktinya terhadap negara dan keluarga.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...