Jumat, 29 Mei 2020

Een pionier op Flores. Jilis Verheijen [1908-1997] missionaris en onderzoeker: Jilis Verheijen 1908-1997, missionaris en onderzoeker

Judul
:
Een pionier op Flores. Jilis Verheijen [1908-1997] missionaris en onderzoeker: Jilis Verheijen 1908-1997, missionaris en onderzoeker
Penulis
:
M.A.Th. Willemsen
Penerbit
:
De Walburg Pers
Bahasa
:
Belanda
Tahun Cetak
:
2006
Halaman
:
-
ISBN
:
978-905-730-40-3-3
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong


Jilis Verheijen (1908-1997) is een van de vele jonge mannen die zich in zijn tijd geroepen voelen om naar de missie te gaan. Hij meldt zich in 1921 aan bij de Societas Verbi Divini en wordt na dertien jaar studie benoemd voor Flores. Vrijwel vanaf het begin verdiept Verheijen zich - naast de zielzorg - in de inheemse talen en doet hij etnografisch onderzoek. In de loop van de jaren breidt zijn belangstelling zich uit naar flora en fauna.

Na de Japanse inval in 1942 wordt Verheijen geïnterneerd en naar verschillende kampen op Sulawesi getransporteerd. Daar komt hij in aanraking met andersdenkenden, die ertoe bijdragen dat hij met een nieuwe blik gaat aankijken tegen zijn eigen overtuigingen op zowel missionair als wetenschappelijk gebied. Tijdens een herstelverlof in 1948 studeert Verheijen enkele semesters etnologie en algemene taalwetenschap in Utrecht. Mede door de veranderde politieke omstandigheden en nieuwe ideeën over de aanpak van het missiewerk voelt hij na terugkeer in Indonesië steeds sterker de behoefte zich uitsluitend te richten op onderzoek en publicatie. Vanaf 1959 kan hij worden vrijgesteld van zijn pastorale werk en schrijft hij een veertigtal boeken en artikelen, waarvan het belangrijkste het Manggarai-Indonesia woordenboek is. Zijn grote verdienste is dat hij op verschillende terreinen van wetenschap uniek materiaal verzamelde, lang voordat academici West-Flores als onderzoeksgebied zagen. Met zijn publicaties en verzamelingen legde Verheijen - naast lexicograaf ook etnograaf, ornitholoog en botanicus - de basis voor verder diepgaand onderzoek.

De keuze voor de wetenschap stelde Verheijen voor verschillende dilemma's. Hij moest zijn positie bepalen in het spanningsveld tussen geloof en wetenschap, tussen zijn opdracht om in de samenleving in te grijpen en zijn groeiende neiging tot distantie. Deze biografie plaatst zijn persoonlijke motieven en doelstellingen binnen de wijdere missionaire beweging, waarvan Verheijen - wiens leven bijna de hele twintigste eeuw omspande - de opkomst, bloei en neergang meemaakte.

Alor en Timor, 1953-1956: brieven van een artsen-echtpaar

Judul
:
Alor en Timor, 1953-1956: brieven van een artsen-echtpaar
Penulis
:
Guus de Jonge & Baukje de Jonge-Veenland
Penerbit
:
Indische Bibliotheek
Bahasa
:
Belanda
Tahun Cetak
:
2000
Halaman
:
199
ISBN
:
978-905-730-12-3-0
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong


Het doktersechtpaar Guus en Baukje de Jonge-Veenland vertrok in 1953 naar de Alor-eilanden in Indonesië. Onder primitieve omstandigheden en vrijwel afgesneden van de buitenwereld, waren ze er enkele jaren werkzaam als gouvernementsartsen. In de wijde omgev.

Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia

Judul
:
Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia
Penyunting
:
Endjat Djaenuderadjat
Penerbit
:
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
352
ISBN
:
978-602-17497-5-3
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Sebagai negara dengan luas laut lebih dari dua per tiga dari luas daratannya, Indonesia merupakan negara maritim. Dengan demikian sebetulnya ada banyak aspek kemaritiman yang sangat mempengaruhi kehidupan penduduknya. Sumber sejarah dan karya-karya sejarah sudah menunjukkan tentang begitu ramainya dunia kurun niaga yang sudah terjadi di kawasan perairan Nusantara. Dinamika pelayaran dan perdagangan sejak awal abad masehi sudah berkembang sangat pesat dan ramai. Bahkan Indonesia waktu itu juga sudah menjadi daerah yang ramai dikunjungi oleh para pedagangdari macanegara untuk mendapatkan rempah-rempah, kapur barus, kayu cendana dan lain-lain komoditas yang dibutuhkan di luar negeri. Dalam dinamika pelayaran dan perdagangan tersebut, kapal dan perahu dagang dari seluruh Nusantara dan mancanegara hadir dan singgah di banyak pelabuhan di Nusantara. Di sinilah letak arti penting pelabuhan-pelabuhan di Indonesia di masa lalu dalam mendukung dinamika pelayaran dan perdagangan, karena dengan mengikuti sistem waktu itu kapal-kapal dan perahu dagang membutuhkan tempat persinggahan.

Atlas Sejarah Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia ini berisi gambaran tentang dinamika sejarah pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sejak masa kuno (Periode Hindu-Budha) hingga masa colonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Buku ini menyajikan sejarah dinamika pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sekaligus juga memuat pemetaan lokasi-lokasi pelabuhan tersebut, sekaligus juga pemetaan tentang jaringan pelayaran dan perdagangan yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesiadan dengan kawasan dunia.

Di antaranya adalah Perebutan Kawasan Perdagangan Maritim dan Pelabuhan-Pelabuhan di Kawasan Laut Sawu sejak Abad XVII-XIX.

Amaenudu

Judul
:
Amaenudu
Penulis
:
Vivi Suryanitta
Penerbit
:
Laksara Publishing
Tahun Cetak
:
2020
Halaman
:
68
ISBN
:
978-139-379-051-8
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong


Ini adalah untaian kisah nyata, 'side story' yang memperlihatkan sisi patriotik kehidupan manusia. Bahwa hidup, sekeras apapun ... segetir apapun ... tetap harus diperjuangkan ... hingga titik darah nan penghabisan. 
Coba lihat, ada Lalu Slamet yang gigih membelah batu gunung dan dilakoni bertahun-tahun hingga dijuluki orang gila, demi memperjuangkan air untuk dipersembahkan pada warga Kelurahan Ijo Balit, Lombok Timur. Ada pria asal Perancis, Chanee, yang gigih memberikan perlindungan pada satwa owa di pedalaman Kalimantan. Andre Graff, yang mengabdikan diri sebagai tukang gali sumur di Sumba Barat sebagai langkah simpati pada warga yang harus berjalan kaki berjam-jam untuk mendapatkan seember air, atau Sri, ibu rumah tangga di Lombok Tengah, yang berjibaku mengubah nasib dengan memelihara puluhan kambing. 
Inilah hidup, tidak untuk diratapi ... tidak untuk dirutuki, tetapi jalani. Melangkah dengan sepenuh hati, niscaya lentera alam akan menuntun pada arah yang kita tuju.

De jacht op sandelhout: de VOC en de tweedeling van Timor in de zeventiende eeuw

Judul
:
De jacht op sandelhout: de VOC en de tweedeling van Timor in de zeventiende eeuw
Penulis
:
Arend de Roever
Penerbit
:
Walburg Pers
Bahasa
:
Belanda
Tahun Cetak
:
2002
Halaman
:
383
ISBN
:
978-905-730-23-3-6
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong


Tijdens de beginperiode van de VOC was de intra-Aziatische handel een onmisbare bron van inkomsten voor de financiering van het Aziatische netwerk. Sandelhout, waarvan afgeleide producten gebruikt werden in het dagelijks ritueel van oosterse godsdiensten, speelde daarin een belangrijke rol. De kostbare sandelbomen, die vrijwel alleen op Timor groeiden, waren onderdeel van een handelscyclus. IJzer uit Japan werd omgesmeed tot messen. Deze messen werden dan op Timor geruild voor sandelhout, dat in Batavia weer tegen Chinees zijde werd verhandeld. De zijde werd dan naar Japan geëxporteerd, waar vervolgens met zilver betaald werd. Aan de hand van schaarse bronnen van de tijd voor de komst van de Europeanen en daarna de meer uitgebreide correspondentie van de VOC-hoofden op Solor en Timor wordt in deze uitgave nagegaan hoe dit proces zich voltrok en wat het volume van de handel was. Er wordt een levendig beeld geschetst van de lokale samenleving en hun diplomatieke verkeer met een voortdurend van beleid veranderende Hoge Regering in Batavia. Nadat de VOC in 1613 een Portugees fort op Solor had veroverd, ontstond een strijd tussen de beide Europese naties, die vele duizenden Timorezen het leven kostte. Uiteindelijk leidde dit tot een verdeling van Timor in een oostelijk Portugees en een westelijk Hollands gebied. De avonturen van deze pioniers, die vele gevaren op voor hen onbekende eilanden moesten overwinnen, zijn nooit eerder beschreven. Deze unieke geschiedenis bevat dan ook veel nieuwe inzichten in het harde leven van de Compagniedienaren in een weinig populair deel van de archipel.

Kamis, 28 Mei 2020

Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia: Provinsi Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia: Provinsi Nusa Tenggara Timur
Editor
:
Fauzi dkk
Penerbit
:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan – Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional – Kementerian Kesehatan RI
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
76
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:


Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia, yang selanjutnya disebut Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA), merupakan riset pemetaan pengetahuan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan obat berbasis komunitas yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2017. Riset ini dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan informasi terkait data tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang digunakan oleh setiap etnis di Indonesia. RISTOJA bertujuan mendapatkan data dasar pengetahuan etnofarmakologi, ramuan obat tradisional (OT) dan tumbuhan obat (TO) di Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi : karakteristik Informan, gejala dan jenis penyakit, jenis-jenis tumbuhan, kegunaan tumbuhan dalam pengobatan, bagian tumbuhan yang digunakan, ramuan, cara penyiapan dan cara pakai untuk pengobatan, kearifan lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan TO dan data lingkungan.

RISTOJA 2017 dilaksanakan di 11 provinsi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi di masing-masing wilayah. Provinsi Nusa Tenggara Timur yang pada pelaksanaan meliputi 15 etnis yaitu : Alor, Atoin Meto, Bajawa, Blagar, Ende, Flores, Helong, Kabola, Kedang, Kemak, Kolana, Krowe Muhang, Marai, Mela dan Muhang.

Pengobat tradisional yang tinggal di masing-masing etnis dipilih 5 orang sebagai informan yang diwawancara, 66 orang tinggal di pedesaan dan 9 orang tinggal di perkotaan. Usia informan yang paling banyak beusia 41-60 tahun yaitu 42 orang, yang berusia lebih dari 61 tahun 25 orang, tidak mengenyam pendidikan formal sebanyak 25 orang dan 36 orang belum memenuhi program pendidikan dasar 9 tahun. Melihat kecenderungan ini tampak bahwa pengetahuan informan merupakan pengetahuan yang masih asli, sedikit terpengaruh pengetahuan luar, hal ini ditunjang dengan tempat tinggal informal di pedesaan dengan keterbatasan akses dan informasi.

Terdapat 807 ramuan, ramuan yang terbanyak untuk perawatan pra/pasca persalinan , ramuan penyakit menceret dan sakit pinggang, Sebagian hattra memiliki ramuan penyakit tumor/kanker (9,97%). Tumbuhan obat yang digunakan dalam pengobatan berjumlah 1874 spesies, dimana 1316 berhasil diidentifikasi sampai tingkat spesies. Tumbuhan obat yang sulit diperoleh menurut hattra sejumlah 122 spesies, 95 spesies sulit diperoleh karena foktor musim kemarau. Usaha untuk melestarikannya dilakukan dengan cara menanam sebanyak 24 spesies tumbuhan obat.

Rabu, 20 Mei 2020

Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste: Volume V Lampiran

Judul
:
Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste: Volume V Lampiran
Penulis
:
Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CaVR) di Timor-Leste
Penerbit
:
Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
644
ISBN
:
978-979-91-0248-5
Harga
:
Rp. 1.000.000 (1 Set, 5 Buku)
Status
:
Ada


Chega! Merupakan sebuah kesaksian yang meresahkan. Laporan ini akan menyentak para pembaca Indonesia yang mengira bahwa di bawah rezim Soeharto semuanya berjalan damai di provinsi Indonesia ke-27 saat itu. Halaman demi halaman kita dapat membaca cerita-cerita korban pembantaian, pemerkosaan, penghilangan paksa, penyiksaan, dan berbagai kejahatan yang tidak terbayanngkan. … Masyarakat di Indonesia dapat belajar dari Chega! Berkat penerbitan laporan ini oleh KPG, pembelajaran tersebut menjadi dimungkinkan. Laporan ini adalah suatu kontribusi penting kea rah demokratisasi di Indonesia dan reformasi sektor keamanannya.. (Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM)

Laporan CAVR adalah ensiklopedi sejarah kita, yang kaya baik dalam hal ajaran juga penderitaan. Kita harus memanfaatkan ajarannya yang luar biasa untuk … mencegah krisis di masa depan. (Jose Ramos-Horta, Penerima Anugrah Nobel Perdamaian, Presiden Timor Leste)

Sosialisasi Chega! Penting sekali bagi rakyat Timor-Leste maupun Indonesia agar rakyat kedua belah pihak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. (Ade Rostina Sitompul, Pejuang Hak Asasi Manusia)

Laporan CAVR menandakan sebuah titik tonggak… Harapan tulus saya adalah agar (laporan) ini menjadi kontribusi tanpa henti untuk membangun bangsa Timor dan akan mencegah berulangnya peristiwa tragis di Timor-Leste dan tempat lain. (Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB)

Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste: Volume IV

Judul
:
Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste: Volume IV
Penulis
:
Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CaVR) di Timor-Leste
Penerbit
:
Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
410
ISBN
:
978-979-91-0247-8
Harga
:
Rp. 1.000.000 (1 Set, 5 Buku)
Status
:
Ada


Chega! Merupakan sebuah kesaksian yang meresahkan. Laporan ini akan menyentak para pembaca Indonesia yang mengira bahwa di bawah rezim Soeharto semuanya berjalan damai di provinsi Indonesia ke-27 saat itu. Halaman demi halaman kita dapat membaca cerita-cerita korban pembantaian, pemerkosaan, penghilangan paksa, penyiksaan, dan berbagai kejahatan yang tidak terbayanngkan. … Masyarakat di Indonesia dapat belajar dari Chega! Berkat penerbitan laporan ini oleh KPG, pembelajaran tersebut menjadi dimungkinkan. Laporan ini adalah suatu kontribusi penting kea rah demokratisasi di Indonesia dan reformasi sektor keamanannya.. (Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM)

Laporan CAVR adalah ensiklopedi sejarah kita, yang kaya baik dalam hal ajaran juga penderitaan. Kita harus memanfaatkan ajarannya yang luar biasa untuk … mencegah krisis di masa depan. (Jose Ramos-Horta, Penerima Anugrah Nobel Perdamaian, Presiden Timor Leste)

Sosialisasi Chega! Penting sekali bagi rakyat Timor-Leste maupun Indonesia agar rakyat kedua belah pihak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. (Ade Rostina Sitompul, Pejuang Hak Asasi Manusia)

Laporan CAVR menandakan sebuah titik tonggak… Harapan tulus saya adalah agar (laporan) ini menjadi kontribusi tanpa henti untuk membangun bangsa Timor dan akan mencegah berulangnya peristiwa tragis di Timor-Leste dan tempat lain. (Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...