Senin, 31 Agustus 2020

Ladang Jagung di Lahan Kering: Peradaban Agraris di Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Ladang Jagung di Lahan Kering: Peradaban Agraris di Nusa Tenggara Timur
Penulis
:
Kasijanto & Vera Budi Lestari Sihotang
Penerbit
:
Direktorat Sejarah - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
120
ISBN
:
978-602-1289-99-0
Sumber
:
Download
:

Membicarakan peradaban agraris di wilayah Indonesia cakupannya cukup beragam. Peradaban agraris secara historis dapat dirunut dari munculnya kerajaan-kerajaan besar yang awalnya bertumpu pada perdagangan hasil bumi, mulai dari rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, hingga tanaman pangan beras dan kemungkinan juga sagu yang menjadi makanan pokok hampir sebagaian besar suku-suku bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya setelah suku-suku bangsa di kepulauan Indonesia bersentuhan dengan Bangsa Eropa perkembangan agraris juga mengalami perkembangan pesat, baik pengenalan varietas tanaman pangan, obat-obatan, maupun holtikultura lainnya yang didatangkan dari daratan dan benua lainnya oleh Bangsa Eropa. Seperti halnya tanaman pangan yang dibawa dari daratan Afrika dan Amerika Latin. Salah satunya tanaman jagung yang dibawa bangsa Eropa dan diperkenalkan di kepulauan Nusantara, seperti di Pulau Timor.

Buku ini memberi gambaran bagaimana sejarah tanaman jagung di Kepulauan NTT pada perjalanannya menjadi bagian dari sejarah peradaban masyarakat NTT. Tanaman jagung yang kemudian dikenal masyarakat Nusa Tenggara Timur rupa-rupanya sangat cocok dengan kondisi geografis Pulau Timor. Buku ini diharapkan dapat menambah wawasan sejarah kewilayahan dari peradaban-peradaban agraris yang belum banyak dibahas sehingga dapat memperkaya khazanah pengetahuan sejarah tentang Indonesia.

Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur
Penyunting
:
M. Widiajatmika dkk
Penerbit
:
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1980
Halaman
:
158
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam tahun anggaran 1977I1978 telah berhasil menyusun naskah Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur. Selesainya naskah ini terutama karena adanya kerjasama yang baik dari semua pihak baik di pusat maupun di daerah, terutama dari pihak Perguruan Tinggi, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah serta Lembaga Pemerintah/swasta yang ada hubungannya.
Naskah ini adalah suatu usaha permulaan dan masih merupakan tahap pencatatan yang dapat disempurnakan pada waktu yang akan datang. Usaha menggali, menyelamatkan, memelihara serta mengembangkan warisan budaya bangsa seperti yang disusun dalam naskah ini masih dirasakan sangat kurang, terutama dalam penerbitan. Oleh karena itu saya mengharapkan bahwa dengan terbitnya naskah ini akan merupakan sarana penelitian dan kepustakaan yang tidak sedikit artinya bagi kepentingan pembangunan bangsa dan negara khususnya pembangunan kebudayaan.

Kamis, 27 Agustus 2020

Forbidden Memories: Women's Experiences of 1965 in Eastern Indonesia

Judul
:
Forbidden Memories: Women's Experiences of 1965 in Eastern Indonesia
Penyunting
:
Mery Kolimon, Liliya Wetangterah and Karen Campbell-Nelson
Bahasa
:
Inggris
Penerbit
:
Monash University Publishing
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
352
ISBN
:
9781925523843, 9781922235909
Sumber
:
Download
:


This is the first book to consider the experiences of women survivors of the 1965 anti-communist violence in the majority Christian region of Eastern Indonesia. So far, most studies of the 1965 violence have focused on the Muslim majority population of Java and the Hindu majority population of Bali. Forbidden Memories presents stories from across the regions of Sumba, Sabu, Alor, Kupang and other parts of West Timor of women who were imprisoned and tortured or whose husbands were murdered. The book comprises a critical examination of the role of the Protestant Church at the time of the violence and, in its aftermath, the ongoing sanctions and political purges against those considered to be supporters of the Indonesian Communist Party. The writers argue that religious and state institutions failed to care for this vulnerable community in the face of state terrorism and a culture of fear.

Komunisme di Indonesia Jilid IV: Pemberontakan G. 30 S / PKI dan Penumpasannya

Judul
:
Komunisme di Indonesia Jilid IV: Pemberontakan G. 30 S / PKI dan Penumpasannya
Editor
:
Saleh As’ad Djamhari
Penerbit
:
Pusjarah TNI bekerjasama dengan Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), Jakarta
Tahun Cetak
:
2019
Halaman
:
372
ISBN
:
978-602-95565-2-0
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong  


Peristiwa G.30 S/PKI di tahun 1965 merupakan salah satu tragedi nasional dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan telah direncanakan sedemikian rupa oleh sekelompok orang yang ingin berkuasa secara tidak sah. Mereka mencoba merambah ke segala bidang kehidupan bernegara dan berpemerintahan dengan berlindung di balik kekuasaan Presiden RI pertama.

Sejak kegagalan pemberontakan PKI Madiun 1948, mereka mencoba kembali dengan cara baru, pemikiran baru, maupun taktik baru. Pada intinya mereka tidak lagi menentang presiden langsung, tapi malah merangkulnya seolah kawan “seiring sejalan”. Mereka menuntut perubahan politik secara signifikan demi revolusi yang dicanangkan oleh presiden sang pemimpin besar revolusi. Sesungguhnya sasaran dari tuntutan itu adalah menjadi lemahnya kelompok politik maupun militer yang selalu menentang eksisnya PKI, khususnya kelompok Islam dan TNI, sehingga nantinya PKI akan menjadi mudah meraih kekuasaan.

Sejak tanggal 27 September 1965, CDB PKI Nusa Tenggara telah mengadakan persiapan pembentukan Dewan Revolusi untuk Daerah Tingkat I dan II. Adapun konseptor dari kegiatan tersebut adalah Th. P. Rissi, Sekretaris CDB PKI. Konsep untuk Dewan Revolusi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur berhasil diselesaikan dengan susunan sebagai berikut :
Ketua: Th. P Rissi; Wakil Ketua: S.N. Pirry; Sekretaris: R. Amir Ciptoprawiro; Anggota: J. Mbuik, H. Ngotov, A. Samin, Sutarman, B. Lawa dan 14 orang lainnya dari anggota PKI.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 konsep tersebut diserahkan kepada Letkol Sutarmadji, perwira yang sudah lama dibina oleh PKI melalui R. Amir Ciptoprawiro, Kepala Studio RRI Kupang. Ia menilai konsep itu terlalu menyolok bahwa PKI pembuatnya, sehingga dipastikan tidak akan mendapat sambutan dari masyarakat. Kemudian Letnan Kolonel Sutarmadji merubah konsep itu dengan komposisi sebagai berikut :
Ketua: Letnan Kolonel Sutarmadji; Wakil Ketua: AKBP Drs. Hardono; Wakil Ketua II: W.J. Lalamentik; Wakil Ketua III: Moh. Salim SH; Sekretaris I: Th. P Rissi; Sekretaris II: R. Amir Ciptoprawiro; Anggota: S.N. Pirry, Wakil Sekretaris CDB. PKI, E.R. Herewina, Ketua DPP PNI NTT, dan beberapa tokoh daerah lainnya.
Tokoh-tokoh daerah yang dimasukkan dalam susunan Dewan Revolusi tersebut sebagian besar tidak mengetahui bahwa mereka duduk menjadi anggota, karena tidak pernah dihubungi, kecuali para anggota PKI dan simpatisannya. Hanya AKBP Drs. Hardono selaku Pepelrada Nusa Tenggara Timur memang pernah dihubungi tetapi ia tidak memberikan jawaban.Sementara itu pada hari itu pula setelah rakyat mendengar siaran RRI di Jakarta dan mengetahui bahwa Dewan Revolusi adalah gerakan kontra revolusi yang didalangi oleh PKI, kemarahan rakyat tidak dapat dibendung lagi. Rakyat beramai­ ramai mencabuti papan nama PKI di Kupang dan menyerbu rumah-rumah para tokoh PKI.

Inventarisasi Karya Budaya Tari Gawi di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Inventarisasi Karya Budaya Tari Gawi di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur
Penulis
:
I Putu Putra Kusuma Yudha dkk.
Penerbit
:
Kepel Press
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
142
ISBN
:
978-602-356-220-6
Harga
:
Rp.
Status
:
Kosong  

Tari gawi merupakan kekayaan nenek moyang suku Lio Ende yang mengungkapkan rasa syukur atas kemenangan dalam peperangan perebutan wilayah kekuasaan. Seiring dengan perjalananwaktu perang antar suku sudah hilang, saat ini tari Gawi mengalami perkembangan dan biasanya dipertunjukan pada saat upacara adat Joka Hu atau Tolak Bala. Bahkan untuk upacara pernikahan dan upacara syukuran. Sebelum dimulainya tarian Gawi, diawali dengan tarian Woge dan disertai dengan Bhea. Sarana yang digunakan oleh penari Woge adalah Saud an Mbaku. Setelah tarian ini selesai barulah dilanjutkan dengan pementasan tarian Gawi. Tarian Gawi dipentaskan dalam bentuk lingkaran, sebagai pertanda persatuan, kebersamaan dan kekompakan dari seluruh anggota masyarakat adat setempat. Sebelum tarian dimulai, biasanya diadakan pemukulan gong terlebih dahulu sebagai pertanda bahwa  ditempat tersebut akan diadakan pementasan Tari Gawi. Tarian ini memiliki fungsi diantaranya fungsi ritual/religi, pendidikan, hiburan, moral, dan memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur. Makna kebersamaan/solidaritas, pelestarian dan estetis sangat nampak jelas dalam tarian ini.   

Rabu, 26 Agustus 2020

Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia

Judul
:
Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia
Penulis
:
Dr. Zulyani Hidayah
Penerbit
:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Cetak
:
2016
Halaman
:
493
ISBN
:
978-979-461-929-2
Harga
:
Rp.-
Status
:
Kosong  


Motto “Binneka Tunggal Ika” – yang telah banyak dikenal masyarakat Indonesia – mempunyai arti bahwa walau masyarakat negeri ini amat beragam dalam berbagai aspeknya, namun tetap satu kesatuan. Namun demikian, tidak banyak yang mengetahui bagaimana sebenarnya keragaman dari suku-suku bangsa yang ada itu, Secara tidak langsung, buku ini menggugah kesadaran kita bahwa ternyata pengetahuan dan pengenalan kita selama ini tentang saudara-saudara sebangsa dan setanah air sangat terbatas. Keadaan ini semakin ironis ketika kita mengetahui banyak orang asing yang jauh lebih mengetahui bagaimana wujud keragaman bangsa kita itu.
Buku ini menyajikan informasi pokok mengenai berbagai suku bangsa di Indonesia, yang beberapa di antaranya sudah diteliti dan diungkap, namun jauh lebih banyak yang belum teridentifikasi secara baik. Kendatipun demikian, informasi yang tersaji dalam buku ini tetap menarik untuk diketahui dan diambil manfaatnya. Beberapanya adalah suku-suku yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Selasa, 11 Agustus 2020

Kumpulan Teks: Siswa Binaan 10 Hari Jadi Penulis

Judul
:
Kumpulan Teks: Siswa Binaan 10 Hari Jadi Penulis, Narasi, Puisi, Cerpen, Penceritaan Ulang, Laporan Informatif, Berita, Opini, Feature
Penyunting
:
Tim Teknis Kantor Bahasa NTT
Penerbit
:
Kantor Bahasa Provinsi NTT, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
2015
Halaman
:
247
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:



Buku Kumpulan Teks ini adalah kumpulan hasil karya anakanalc SD-SMA hasil binaan kegiatan Sepuluh Hari Jadi Penulis yang diselenggarakan pada bulan Maret—Mei 2015 oleh Kantor Bahasa Provinsi I^Nusa Tenggara Timur, Kementerian Peiididikan dan Kebudayaan. Kumpulan Teks ini merupakan hasil kerja keras dan kerja sama dengan pihak pemerintah daerah yaitu Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Kupang, peseita dan orang tua/ Wali peserta.

Penerbitan Kumpulan Teks ini dimaksudkan sebagai penghargaan bagi anak-anak peserta Sepuluh Hari Jadi Penulis yang telah berkarya dalani tulisan. Selan itu, buku ini juga menjadi bukti nyata bahwa anak-anak di Provinsi Nusa Tenggara timur juga dapat menghasilkan karya yang berkualitas. Bahkan, anak-anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang sudah mampu mengidentifikasi jenis-jenis teks, dan memproduksi jenis-jenis teks secara mandiri.

Buku Kumpulan Teks ini merupakan kumpulan jenis-jenis teks hasil karya dari peserta binaan Sepuluh Hari Jadi Penuiis, tingkat SD~SMA.. Jenis-jenis teks yang ada dalam buku inipun beragam,sehingga bisa menjadi buku pegangan siswa, maupun guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks.

Nuat Bkau: Gua Hunian Manusia Prasejarah di Kupang

Judul
:
Nuat Bkau: Gua Hunian Manusia Prasejarah di Kupang
Penulis
:
Jatmiko
Penerbit
:
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
2019
Halaman
:
29
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:



Di wilayah Pulau Timor banyak terdapat berbagai tinggalan arkeologis yang sangat melimpah, mulai dari budaya tertua yang berasal dari jutaan tahum silam sampai tradisi-tradisi berlanjut yang masih bertahan sampai sekarang. Salah satu potensi tinggalan arkeologis di wilayah bagian timur Nusantara (Provinsi NTT) ini adalah banyaknya gua-gua alam yang pernah dipakai sebagai ajang hunian pada masa prasejarah, terutama di Pulau Rote dan Flores. Namun di wilayah Kabupaten Kupang masih sangat jarang ditemukan situs-situs gua hunian, tercatat hanya Gua Oelnaek di daerah Camplong. Baru pada tahun 2017 lalu ditemukan gua baru di wilayah Kupang yang mempunyai indikasi sebagai lokasi hunian manusia prasejarah, gua ini bernama Nuat Bkau.

Rumah Tradisional Suku Bangsa Atoni – Timor Nusa Tenggara Timur

Judul
:
Rumah Tradisional Suku Bangsa Atoni – Timor Nusa Tenggara Timur
Penulis
:
Drs. Wilfridus Silab, O. Kanahebi & Drs. Soleman Bessie
Penerbit
:
Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun Cetak
:
1996
Halaman
:
55
ISBN
:
-
Sumber
:
Download
:



Penulisan naskah ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, memelihara dan melestarikan warisan kebudayaan daerah berupa data dan informasi mengenai aspek kebudayaan non kebendaan (immaterial culture). Aspek ini meliputi spiritualitas (segi kerohanian dan bathiniah) manusia yang mendasari terciptanya benda-benda kebudayaan material. Ruang lingkup penulisan buku ini meliputi macam-macam rumah tradisional yang lazim dikenal masyarakat Atoni Timor dan arsitektur tradisional dan pada pemikiran manusia yang terpusat pada rumah tradisional.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...