Jumat, 29 Juni 2018

Pendekar Tongkat Emas – Behind The Scene

Judul
:
Pendekar Tongkat Emas – Behind The Scene
Penulis
:
Mira Lesmana
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun Cetak
:
2014
Halaman
:
128
ISBN
:
978-602-031-161-6
Harga
:
Rp. 60.000
Status
:
Kosong


Cempaka, pendekar yang disegani dan sangat dihormati dalam dunia persilatan, adalah pemegang mahasenjata dan jurus mematikan Tongkat Emas yang kekuatannya tak tertandingi. Cempaka yang mulai menua akan mewariskan senjata dan jurus Tongkat Emas kepada salah satu muridnya.

Pembunuhan dan pengkhianatan terjadi sebelum dunia persilatan mengetahui siapa ahli warisnya. Tongkat Emas jatuh ke tangan yang salah dan tak dapat dihindari, kekacauan terjadi. Satu-satunya orang yang dapat membantu mengambil alih Tongkat Emas adalah Pendekar Naga Putih, bekas pasangan Cempaka yang telah lama menghilang.

Dua murid Cempaka, yang tersisihkan dan terkhianati, harus menemukan Pendekar Naga Putih sebelum terlambat.


FLOBAMORA Kemarin, Hari Ini & Esok Himpunan Pemikiran

Judul
:
FLOBAMORA Kemarin, Hari Ini & Esok Himpunan Pemikiran Kritis Cerdas Para Tokoh NTT
Editor
:
Frans. X. Skera & Mundus Lema
Penerbit
:
Gita Kasih
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
401
ISBN
:
979-3748-34-6
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Apa Kata Penulis?
  1. Sampai detik ini saya belum membaca suatu “grand design ekonomi pariwisata NTT” yang mengintegrasikan ekonomi rakyat NTT dengan ekonomi pariwisata yang berasal dari luar. Sebelum ada grand design itu, maka Sail Komodo merupakan suatu seremoni yang tidak berdampak pada ekonomi NTT, secara spesifik pada ekonomi rakyat NTT, terutama ekonomi rakyat Manggarai Barat (Ben Mboi).
  2. Pemda NTT harus menjadi pelopor dalam membangun industry berskala kecil di tingkat petani, kemudian bekerjasama dengan kelompok professional di NTT, maupun tingkat nasional, sehingga industry berskala kecil itu dapat terkoneksi langsung pada industry berskala menengah di tingkat kabupaten/kota, dan industry berskala besar di tingkat nasional (Vincent Gaspersz).
  3. Dalam usia ke-55 kita bertanya apakah NTT telah menjadi satu komunitas politik yang bermartabat? NTT yang bermartabat adalah satu keadaan di mana warga NTT merasa bangga sebagai orang NTT dalam pergaulan nasional dan internasional, dan bangga akan keunikan, kekuatan dan juga kelemahan (Mery Kolimon).
  4. NTT provinsi termarjinalkan karena tak memiliki posisi tawar yang kuat, dan juga tak memiliki produk dan sector unggulan, sehingga kurang diperhitungkan di tingkat nasional. Anehnya para pemimpin NTT merasa nyaman dan tak terusik dengan berbagai predikat yang disandang NTT (Sebastian Salang).
  5. Semoga para pengambil kebijkan kesehatan di NTT dan para pemimpin daerah bisa lebih bijak dalam politik penganggaran yang lebih mengutamakan investasi orang sehat daripada investasi untuk orang sakit (Ermi Ndoen).
  6. Jika dulu parang dan linggis adalah peralatan utama  para petani dan tanah menjadi sumber hidup, kini kemana arus uang berputar disitulah kiblat manusia berpindah. Krisis terjadi tidak hanya karena faktor alam, tetapi juga oleh tekanan manusia lain yang memanipulasi otoritas dan pejabatnya tak lebih dari pemburu rente semata (Elcid Li).
  7. Politisasi birokrasi dan kebijakan mutasi telah memperlihatkan realitas sikap pemimpin pemerintahan dan perilaku birokrat yang merusak birokrasi pemerintahan pada sistem rekruitmen dan promosi jabatan tingkat provinsi, karena melanggengkan balas jasa dan balas dendam (Anwar Pua Geno).


NTT di Abad Ke-21, Suatu Kado untuk NTT di HUT ke-39

Judul
:
NTT di Abad Ke-21, Suatu Kado untuk NTT di HUT ke-39
Editor
:
V. J. Boekan
Penerbit
:
BP-7 Daerah Tingkat I NTT
Tahun Cetak
:
1998
Halaman
:
347
ISBN
:
-
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Dalam benak, kemiskinan dan keterbelakangan NTT tercinta saat ini, dan ketika memasuki perubahan global di abad ke-21 yang sarat dengan peluang dan tantangan, hanya bisa di “gebuk” dengan konsepsi pemikiran orisinil dan berdaya muat lebih dari mereka-mereka yang memang bukan saja punya keberanian, tapi juga punya kemauan baik membangun daerah ini.

Inti dari buku ini adalah reformasi kehidupan NTT di Abad ke-21, berangkat dari kondisi obyektif masa lalu dan masa kini. Reformasi dimaksud tidak pada sistem, tapi pada “aras” kebijakan agar lebih dijiwai jiwa dan semangat Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Susah Sinyal

Judul
:
Susah Sinyal
Penulis
:
Ika Natassa & Ernest Prakasa
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
280
ISBN
:
978-602-0380-69-8
Harga
:
Rp. 65.000
Status
:
Kosong


Jakarta bukan jenis kota yang membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama. Tiga puluh enam tahun hidup di Jakarta sudah cukup untuk membuat Ellen paham bahwa kota ini tidak cocok untuk yang lemah dan gampang menyerah, dan itu membuatnya sukses menjadi pengacara di usia muda.
Ellen selalu punya solusi untuk segalanya, kecuali untuk anaknya sendiri, Kiara, remaja pemberontak yang lebih sering melampiaskan emosi dan kreativitasnya di media sosial. Sebagai single mom, Ellen membesarkan Kiara dibantu ibunya, sosok yang bagi Kiara lebih seperti ibu daripada Ellen. Tanpa Ellen sadari, hubungan mereka kian renggang dan selalu terganjal masa lalu yang Ellen simpan rapat-rapat.
Segalanya ada pada waktunya, dan segalanya juga bisa tiada pada waktunya. Dan ketika tiba pada waktunya, kita tidak bisa apa-apa. Hidup mereka langsung berubah saat sebuah tragedi menerjang tanpa diduga, yang menyebabkan Ellen “melarikan diri” ke Sumba dengan Kiara, meninggalkan sementara kasus besar yang sedang dia tangani.
Diadaptasi dari skenario film Susah Sinyal karya Ernest Prakasa dan Meira Anastasia, novel kolaborasi pertama Ika Natassa dan Ernest Prakasa ini akan membawa kita ke dalam perjalanan menemukan diri sendiri, berdamai dengan masa lalu, dan juga menerima kenyataan, sepahit apa pun itu, tanpa kehilangan harapan.

Kamis, 28 Juni 2018

Mengenang 125 Tahun Ziarah Gereja Katolik Paroki Lahurus

Judul
:
Mengenang 125 Tahun Ziarah Gereja Katolik Paroki Lahurus
Editor
:
P. Puplius Meinrad Buru Berek, SVD
Penerbit
:
Gita Kasih
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
116
ISBN
:
978-602-9114-15-7
Harga
:
Rp.
Status
:
Kosong


LAHURUS: di sinilah sejarah gereja katolik kembali mekar dan merambah ke berbagai penjuru. Di sini berawal ssebuah peradaban baru, “adat serani”, hasil peleburan antara ajaran Kristen dan budaya lokal orang Tetun-Timor. Siapakah yang belum mengenal Lahurus? Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka nama Lahurus telah terkenal di beberapa media misi Eropa. Sang misionaris P. Wilhelm Baack, misalnya, menulis dalam satu majalah berbahasa Jerman di tahun 1914: “Lahurus di daerah pegunungan, terletak di satu lembah kesukaan, sekitar 600 m di atas permukaan laut. Ke barat terhampar pemandangan hingga lembah Talau, di ufuk timur terhampar daerah pegunungan di wilayah Portugis, di tenggara berdiri Lakaan bagai sandaran kokoh dengan ketinggian 1600 m. ke utara pandangan menanjak ke barisan perbukitan…. Sebagai pusat misi dan tempat kedudukan Raja, Lahurus menguasai semua kampong yang lebih besar di Fialaran. Lahurus adalah pusat misi Katolik di Belu-Timor…. Di sinilah di bawah naungan Lakaan, di bawah belaian pucuk-pucuk pepohonan palem yang menjulang, di dekat sumber air yang membual, saya memulai karya baru, seperti semua misionaris, sambil mengenang pembangunan menara Babel, kemudian mulai dengan rendah hati mempelajari bahasa daerah yang dinamakan Tetun. Beruntung bahwa bahasa ini sendiri tidak terlalu sulit dan P. Mathijsen meninggalkan kamus yang bagus, lagipula saya masih bersemangat muda. Dalam waktu singkat saya sudah bisa bercakap-cakap dengan orang Kristen yang datang dalam jumlah banyak untuk melihat Nai Lulik. Sebagian membawa serta seekor ayam sebagai hadiah” (Steyler Missionsbote, 1. Heft – Oktober 1914).

Waktu berlalu, zaman berganti, Lahurus tetap menjadi saksi bisu sejarah yang terus berkembang. Dasar iman yang diletakkan pada misionaris dan leluhur orang Fialaran lebih dari 125 tahun silam di atas “Foho Fatuk Lakaan” (gunung cadas, lambing keperkasaan orang Belu) tetap kokoh hingga hari ini. Dia sang Wadas Lakaan; “St. Petrus Lahurus – telah menjadi tempat di mana Kristus mendirikan Kerajaan Sorga, dan lebih dari itu, putra-putrinya pun telah turut menyebarluaskan “Mamfatin lulik” (Sabda Tuhan) tentang “Fohorai Lalean” (Kerajaan Sorga) ke segala penjuru dunia.

Himpunan Permainan Rakyat Nusa Tenggara Timur Seri I

Judul
:
Himpunan Permainan Rakyat Nusa Tenggara Timur Seri I
Penulis
:
-
Penerbit
:
UPTD Arkeologi, Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi NTT
Tahun Cetak
:
2004
Halaman
:
186
ISBN
:
-
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Mengenal kehidupan masa lampau suatu masyarakat adalah bagian dari suatu kebudayaan, karena kebudayaan merupakan wujud identitas suatu bangsa, maka dalam pengembangan identitasnya unsur utama pengembangan kebudayaan yang beraneka ragam suku dan mempunyai adat istiadat yang berlainan, maka warisan lama berupa sejarah daerah, cerita rakyat, adat istiadat perlu dikembangkan dan disebarluaskan di pelbagai kalangan, sehingga kebudayaan sebagai warisan peninggalan dari masa lalu tetap dicintai dan dilestarikan oleh berbagai kalangan sehingga terciptalah suatu iklim yang tetap menghargai nilai-nilai yang terkandung didalamnya untuk tetap dipelihara dan dikembangkan sepanjang masa.

Kota Kupang dalam Gambar (Kupang City in Picture)

Judul
:
Kota Kupang dalam Gambar (Kupang City in Picture)
Penulis & Editor
:
Arnold Kolly Mally
Penerbit
:
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Kupang
Tahun Cetak
:
2007
Halaman
:
-
ISBN
:
978-979-3487-95-3
Harga
:
NFS
Status
:
Kosong


Disadari bahwa upaya promosi berbagai potensi pariwisata daerah yang ada merupakan satu langkah yang harus dilakukan.

Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki berbagai potensi pariwisata yang dapat dijadikan komoditas untuk dipasarkan kepada pasar potensial maupun pasar nyata (real market) melalui kegiatan komunikasi pasar yang lebih professional dan terus menerus dengan menggunakan berbagai media baik media cetak maupun media elektronik guna menggerakkan perekonomian masyarakat menuju masyarakat urban yang sejahtera.

Buku KOTA KUPANG DALAM GAMBAR disusun dengan maksud sebagai salah satu bahan promosi potensi pariwisata dan potensi lainnya dalam bentuk rekaman gambar atau photo-photo.

Aku?

Judul
:
Aku?
Penulis
:
Yos Mau
Penerbit
:
Medium
Tahun Cetak
:
2013
Halaman
:
340
ISBN
:
978-602-8144-18-6
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong


Sang Aku adalah seorang pribadi bertalenta dan dikagumi. Dia memiliki sebuah istana keluarga bahagia yang sangat dia banggakan. Namun, roda kehidupan sang Aku berubah drastic akibat pertengkaran, perselingkuhan dan perceraian kedua orang tuanya. Karena tidak mampu menerima kenyataan pahit, sang Aku mengembara dalam ‘dunia hitam’. Dia menjadi manusia serigala bagi orang lain. Sang Aku galau terhadap dirinya dan kehidupannya. Dia merasa bahwa kehidupan ini tidak lagi berpihak pada dirinya dan dunia tidak lagi menjadi tempat yang layak bagi hidupnya, lantas dia mempertanyakan siapakh dirinya, sesame, alam semesta dan Tuhan.

Senin, 25 Juni 2018

Cerita Rakyat Dari Flores

Judul
:
Cerita Rakyat Dari Flores
Penulis
:
Kanis Barung, Hans Daeng & Inyo Yos Fernandez
Penerbit
:
PT. Grasindo
Tahun Cetak
:
1995
Halaman
:
61
ISBN
:
979-553-706-7
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong


Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Ada dua jenis cerita rakyat: puisi dan prosa. Cerita rakyat dalam bentuk prosa terdiri atas dongeng, legenda, dan mite.

Dalam buku ini dimuat sepuluh cerita rakyat Flores. Di antaranya “Asal Mula Api”, “Kera-Kera Menggoda Isteri Si Jandeng”, dan “Skolong Menikah dengan Ubi Hutan”.

Cara penyajian yang menarik dan penggunaan bahasa yang sederhanamembuat buku ini pantas dibaca oleh anak-anak , orang tua, bahkan oleh para guru, dan siapa saja yang berminat pada cerita rakyat Indonesia.  

Roh Kepemimpinan Sejati: Sebuah Pencarian Jatidiri Pemimpin

Judul
:
Roh Kepemimpinan Sejati: Sebuah Pencarian Jatidiri Pemimpin
Penulis
:
Herman Musakabe
Penerbit
:
Citra Insan Pembaru
Tahun Cetak
:
2004
Halaman
:
222
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. -
Status
:
Kosong


Gaya kepemimpinan dari para pemimpin dalam masyarakat sangat ditentukan oleh pemahaman dan penghayatan yang tepat tentang nilai dan prinsip kepemimpinan yang diembannya. Tanpa itu, warna kepemimpinan dari para pemimpin akan menjadi tidak jelas, tidak terarah, dan tidak pasti tujuan yang akan dicapai. (Drs. Stef Agus, Dirjen Bimas Katolik)

Sekurang-kurannya dalam pemahaman penulis yang- dalam kurun waktu tertentu kehidupannya- pernah menjadi pemimpin, melihat sosok pemimpin yang diasumsikan tampil sebagai pemimpin sejati dalam suatu perangai universal, perilaku universal, perangai kontigensi, dan perilaku kontigensi. Mengingat fokus pandangannya meliputi empat prespektif tersebut, kiranya buku ini dapat dibaca dan bermanfaat bagi saudara-saudara yang dianugerahi talenta sebagai pemimpin. Semoga. (Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Nusa Cendana Kupang)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...