Judul
|
:
|
Bugenfil
di Tengah Karang
|
Penulis
|
:
|
Maria Matildis Banda
|
Penerbit
|
:
|
Grasindo
|
Tahun Cetak
|
:
|
2001
|
Halaman
|
:
|
142
|
ISBN
|
:
|
979-695-011-1
|
Harga
|
:
|
Rp. -
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Di
atas tanah peradaban ditegakkan, di bawah tanah kebiadaban dikuburkan.
Peradaban yang menjadi jatidiri sebuah komunitas sedang dijungkirbalikkan oleh
modernism yang dating ke sebuah kota yang sedang menggeliat, Kupang.
Di
atas tanah lalu muncul tipudaya yang menciptakan skandal yang pada gilirannnya
dapat ditangkap sebagai keserakahan baru. Setiap keserakahan mengorbankan
sesuatu yang semula berharga, cinta, lalu menjadi teka-teki yang sampai akhir
kisah tetap gelap. Karena memang cinta itu sendiri gelap hingga perjalanan
akhir hidup seorang Melky.
Bugenfil di Tengah Karang
harus dilambangkan sebagai kemenangan cinta yang terlambat direguk. Wanita muda
itu menyadari diri sebagai korban keserakahan, yang dipaksakan ayah tirinya,
lalu melakukan perhituangan setelah benar-benar menyadari dirinya menjadi
korban dari tindakan yang juga dilakukannya.
Sepanjang
perhitungan itu, teks cerita ini mendeskripsikan perubahan-perubahan karakter
tokoh yang menjebak pembaca. Jika teks ini belum tuntas dibaca, kita tidak akan
menemukan sebuah kebenaran. Karena itu, kita dipaksa menuntaskan bacaan teks
ini, dei sebuah kebenaran, sekaligus kenikmatan dalam jebakan teksnya. Maria
Matildis Banda merajutnya untuk pembaca. (Jiwa Atmaja, Pengajar Fakultas sastra
Unud)