Judul |
: |
Sedarah Beda Bendera: Sejarah
Politik Perbatasan Indonesia-Timor Leste Sektor Barat |
Penulis |
: |
Yohanes Sanak |
Penerbit |
: |
Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI |
Tahun Cetak |
: |
2019 |
Halaman |
: |
199 |
ISBN |
: |
978-623-7092-41-4 |
Harga |
: |
Rp. 120.000 |
Status |
: |
Kosong |
Timor terbelah, antara Ambeno dan Oenam, juga dengan Amfoan, Bikomi dan Insana memiliki hubungan sedarah – lahir dari rahim yang sama. Mereka datang dari timur, dari Wewiku Wehali, diutus oleh Maromak Oan untuk menguasai bagian barat Timor dan akhirnya masing-masing mendapat tempat berlabuh sendiri-sendiri. Hubungan mereka dibelah-retakkan oleh kolonialisme - diadu domba dan dikotak-kotakkan. Setelah kurang lebih dua dekade Timor Timur ada dalam pangkuan Indonesia, sebuah proses politik yang panjang harus merubah haluan anak-anak Ambeno. Kini, Ambeno sudah memiliki bendera sendiri yang berbeda warna dari saudara-saudaranya. Perbedaan bendera, kewarganegaraan dan identitas politik keduanya bertemu pada satu titik yang oleh anak-anak di tapal batas disebut “batas tanpa batas”. Batas teritorial hanyalah sebuah garis semu yang tak akan membatasi relasi sosial, hubungan kekerabatan dan kekeluargaan. Banyak anak-anak Indonesia yang orang tuanya tinggal di Ambeno dan tidak sedikit pula orang-orang Ambeno yang harus bolak-balik ke Indonesia karena rumah adatnya ada di negeri merah putih yang selalu mereka hormati. `
buku ini sebagai referensi bagi kalangan intelektual, kalangan pemerintah,kalangan NGO, kalangan hukum dan HAM dan kalangan Institusi Pertahanan dan Keamanan karena isinya mengandung unsur-unsur dan nilai nilai kemanusian, keadilan, nilai nilai dasar harga diri dan martabat manusia. untuk diharapkan pada kalangan dan stakes holders untuk memahami, mentaati, menyadarkan dan secara mendalam ttg isi buku dengan tujuan demi mencegah, mengurangi pelanggaran HAM baik dlm negara kesatuan maupun di dunia internasional.
BalasHapus