Kamis, 27 Maret 2025

Siptoni, Psikososial Religius Masyarakat Atoni Ambeno – Timor Leste

Judul

:

Siptoni, Psikososial Religius Masyarakat Atoni Ambeno – Timor Leste

Penulis

:

Antao Lelo, S.Ag, M.Th

Penerbit

:

Alta Pustaka – Dioma

Tahun Cetak

:

2014

Halaman

:

192

ISBN

:

978-979-26-0107-7

Harga

:

Rp. 100.000

Status

:

Ada

 

Pola pikir suatu masyarakat bisa dipengaruhi oleh adanya legenda, entah fiktif maupun nyata. Bukan hanya berpengaruh terhadap pola pikir, legenda bisa juga menjadi sebuah penyemangat hidup entah seseorang maupun sekelompok masyarakat atau suku. Siptoni adalah salah satu legenda tersebut.

Melalui tokoh Siptoni penulis mengajak pembaca memahami budaya masyarakat Atoni Ambeno di daerah Oekusi-Timor Leste. Mungkinkan tokoh Siptoni yang membentuk masyarakat Ambeno, atau sebaliknya: masyarakat Ambeno yang membentuk Siptoni? Ikuti pemaparan buku ini dan pembaca akan mendapatkan gambaran menarik tentang adat-istiadat dan budaya masyarakat Ambeno pada khususnya dan Timor Leste pada umumnya.

 

The Mutiny on Board H.M.S. Bounty 1789

Judul

:

The Mutiny on Board H.M.S. Bounty 1789

Penulis

:

William Bligh

Penerbit

:

Pageminster Press in association with Argot Press (Melbourne) & Mitchell Beazley

Tahun Cetak

:

1981

Halaman

:

190

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. -

Status

:

Kosong


I left the governor, Mr. Van Este, at the point of death. To this gentleman our most grateful thanks are due, for the humane and friendly treatment that we have received from him. His ill state of health only prevented him from showing us more particular marks of attention. Unhappily, it is to his memory only that I now pay this tribute. It was a fortunate circumstance for us, that Mr. Wanjon, the next in place to the governor, was equally humane and ready to relieve us. His attention was unremitting, and, when there was a doubt about supplying me with money, on government account, to enable me to purchase a vessel, he cheerfully took it upon himself; without which, it was evident, I should have been too late at Batavia to have sailed for Europe with the October fleet. I can only return such services by ever retaining a grateful remembrance of them.


Rabu, 05 Maret 2025

Konflik Tapal Batas Era Otonomi Daerahꓽ Studi Kasus Konflik Tapal Batas di Nusa Tenggara Timur

Judul

:

Konflik Tapal Batas Era Otonomi Daerah Studi Kasus Konflik Tapal Batas di Nusa Tenggara Timur

Penulis

:

Dominikus Dhima, S.Sos., M.Sos

Penerbit

:

Rajawali Pers

Tahun Cetak

:

2022

Halaman

:

145

ISBN

:

978-623-372-662-7

Harga

:

Rp. 95.000

Status

:

Ada

 

Aroma ketidaktuntasan penyelesaian konflik tapal batas merupakan tema penting yang harus ada titik penyelesaiannya. Upaya memulai langkah kecil inipun diawali dengan kegiatan penelitian secara intens. Demi memenuhi kewajiban ini, penulis buku ini harus menjadi bagian dari key informant di Kupang, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Manggarai Timur, demi menghimpun data autentik dan rinci, dan sudah pasti dalam waktu yang tidak sebentar.

Tuntas melakukan penelitian dan menjadikan laporan penelitian sebagai bagian dari perpustakaan  kampus, ternyata masih menyisahkan kegalauan dalam diri penulis, karena jerih payah menekuni seluruh kegiatan di lapangan, di perpustakaan, dan di balik komputer jinjing, seakan tidak memberikan manfaat bagi pemerintah dan warga di perbatasan. Jawaban dari kegalauan ini, laporan penelitian ini jangan hanya menjadi tesis atau data digital, tetapi harus menjadi luaran yang lebih membahana. Pada akhirnya, buku yang tengah anda nikmati ini menjadi pamungkasnya


Tenun Ikat / Indonesian Ikats

Judul

:

Tenun Ikat / Indonesian Ikats

Penulis

:

Dra. Suwati Kartiwa M.Sc

Penerbit

:

Djambatan

Bahasa

:

Indonesia - Inggris

Tahun Cetak

:

1993

Halaman

:

98

ISBN

:

979-428-024-0

Harga

:

Rp. 200.000

Status

:

Ada


Tulisan ini suatu tulisan yang bertujuan memberikan gambaran secara menyeluruh dari salah satu bentuk tenunan Indonesia yaitu tenun ikat sebagai salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas di seluruh kepulauan Indonesia.

Uraian di dalamnya memberikan latar belakang dari tenun ikat Indonesia dengan tujuan antara lain untuk mengenal latar belakang dari masyarakat pembuatnya, proses yang terjadi dalam perkembangan tenun ikat itu sendiri dan pengaruh-pengaruh yang datang dari luar yang memperkaya kebudayaan kita, proses akulturasi yang terjadi di dalam teknik, jenis benang, jenis motif dan kegunaannya. Bahkan proses pengaruh mempengaruhi yang terjadi antara satu tempat dengan tempat lain di wilayah nusantara hal ini sebagai suatu proses yang terjadi sebagai unsur persamaan dan kesatuan.

Untuk mempelajari tenun ikat Indonesia, penulis menggunakan sebagai objek pengamatan dari koleksi Museum Nasional dengan menggunakan buku-buku pedoman tentang tenunan Indonesia yang ditulis oleh penulis-penulis Indonesia dalam dan luar negeri. Selain itu informasi dalam tulisan ini diperkaya dengan diskusi para ahli dan rekan antara lain ibu Paramita Abdurahman, Dr. Laurence A.G. Moss, ibu Yo Frans Seda, dan ibu Olga Yogi Supardi.


Selasa, 04 Maret 2025

The Mutiny on Board HMS Bounty

Judul

:

Great Illustrated Classics: The Mutiny on Board HMS Bounty

Editor

:

Malvina G. Vogel

Penerbit

:

Baronet Books, New York

Bahasa

:

Inggris

Tahun Cetak

:

2008

Halaman

:

240

ISBN

:

0-86611-970-1

Harga

:

Rp. 90. 000

Status

:

Ada

 

Captain Wiliam Bligh recorded the most famous mutiny in sea history when a group of his men, led by Fletcher Christian, forced him from his ship onto a small launch and cast him adrift into the sea. Was Bligh a harsh sea captain whose vicious cruelty forced his men to mutiny? Or was Fletcher Christian greedy for power and unjustified in taking command? Sail with Captain Bligh, on the Bounty and then follow his incredible quest for survival when cast adrift. It’s a timeless tale of man’s heroic struggle to survive againts all odds!


Minggu, 09 Februari 2025

RAE SUPRUꓽ Ritual Adat Pemakaman dan Penyerahan Arwah Bey Fransiscus Nai Buti kepada Sang Pencipta

Judul

:

RAE SUPRU Ritual Adat Pemakaman dan Penyerahan Arwah Bey Fransiscus Nai Buti kepada Sang Pencipta

Penulis

:

Djoese S. Martins Nai Buti

Penerbit

:

CV. Bintang Semesta Media

Tahun Cetak

:

2024

Halaman

:

132

ISBN

:

978-623—190-754-7

Harga

:

Rp.

Status

:

Ada

 

Keberadaan suku kemak Dirubati di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur berawal dari pengungsian Raja Kemak Dirubati Dom Fransisco Xavier de Martins Nai Leto dari Hatulia wilayah Timor Portugis pada tahun 1911. Setelah menetap di Kabupaten Belu suku kemak Dirubati tetap mempertahankan lembaga adat, bahasa dan kebudayaannya.

Salah satu budaya yang terus dilestarikan adalah budaya terkait pemakaman. Suku kemak Dirubati mengelompokkan proses pemakaman ke dalam tiga kategori yaitu Tana Mate, Rae Supru dan Matekio. Tana Mate merupakan ritual pemakaman jenasah, sedangkan Rae Supru merupakan ritual adat penyerahan arwah seseorang atau beberapa orang yang meninggal kepada Sang Pencipta dan dilaksanakan pada peringatan 40 hari atau waktu yang disepakati secara adat. Matekio merupakan ritual adat terbesar untuk penyerahan arwah seluruh anggota keluarga dari suatu suku rumah yang telah meninggal  kepada Sang Pencipta  dalam kurun waktu tertentu. Ritual Matekio yang dilaksanakan suku rumah Bey Leto pada tahun 2003 telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2016.

Ritual adat Rae Supru merupakan lanjutan dari ritual adat Tana Mate sehingga  tahapan ritual adat Rae Supru dimulai dari tahapan ritual Tana Mate yang terdiri dari 25 tahapan. Terdapat beberapa ritual yang unik yaitu pemberitahuan awal kematian raja melalui ritual penabuhan gong pusaka (Para Ko Luli), perjamuan terakhir bersama mendiang (Tane Susu), penyampaian upeti dari kepala suku dan rakyat (Gara Ho Pat Pae Ai No Bia),  dan penyimpanan arwah (Lape Mate). Setelah seluruh tahapan ritual adat Tana Mate dilanjutkan dengan tahapan ritual Rae Supru yang terdiri dari 11 tahapan. Beberapa ritual  yang unik yaitu penurunan arwah (Lui Mate), pemberian kewajiban adat (Ne Hati No Gala), penyerahan arwah kepada Sang Pencipta (Dede Mate), penyembelihan ternak (Ta Brau), penyembelihan ternak babi (Unu Ahi), dan membawa simbol arwah ke tempat pemakaman (Titim Mate).

Ritual Rae Supru  yang diangkat dalam tulisan ini, merupakan Ritual Rae Supru  dari mendiang Bey (Raja) Fransicus Nai Buti pada tahun 2012. Ritual Rae Supru  ini mencakup seluruh tahapan ritual yang melibatkan 94 suku terdiri dari 8 suku rumah Ka’ar No Alir, 42 suku rumah Inama dan 44 suku rumah Maneheu. Ritual adat tersebut menggunakan 4 ekor ternak kerbau, 12 ekor ternak sapi, 20 ekor ternak kambing,  71 ekor ternak babi, 104 lembar kain adat, beras sebanyak 4 ton dan uang sebanyak Rp.125 juta.

Dari seluruh rangkaian ritual Rae Supru tersebut terdapat dua ritual adat yang hanya berlaku bagi raja kemak Dirubati ketika mangkat yaitu pemberitahuan awal berita kematian melalui ritual Para Ko Luli yaitu penabuhan gong pusaka dan penyampaian upeti dari kepala suku dan rakyat yang dikenal dengan ritual Gara Ho Pat Pae Ai No Bia.

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...