Judul
|
:
|
Katalog Kain Tenun Tradisional
Timor Tengah Selatan
|
Editor
|
:
|
I Made Marthana Yusa, M. Ds.
|
Penerbit
|
:
|
Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Timor Tengah Selatan
|
Tahun Cetak
|
:
|
2016
|
Halaman
|
:
|
2016
|
ISBN
|
:
|
978-602-6510-22-8
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Budaya tenun di Indonesia juga sudah
berkembang pesat dan juga sudah menjadi devisa bagi negara. Namun hasil tenun
di Timor mungkin berbeda dengan hasil tenun di kota-kota besar Indonesia yang
sebagian besar dihasilkan melalui alat yang canggih. Lalu, bagaimana dengan
budaya tenun di Timor? Jika kita berkunjung ke Kabupaten Timor Tengah Selatan,
kita dapat menjumpai kelompok-kelompok kecil yang menjual hasil tenun
mereka. Timor Tengah Selatan memiliki 3
suku besar dan asli yang masing-masing mempunyai coral dan motif yang khas.
Suku-suku tersebut yaitu Amanuban, Amanatun dan Mollo. Selain itu motif Timor
tersebut juga dapat diaplikasikan dalam pembuatan manik-manik, seperti tas,
kotak sirih, tas hp dan dompet.
Umumnya hasil tenun orang Timor, berupa
selendang, sarung dan selimut. Ketiga hasil tenun tersebut memiliki fungsi
pemakaian yang berbeda. Selendang biasanya diberikan orang Timor kepada
pendatang, misalnya dokter sebagai adat penerimaan orang baru di daerahnya.
Selendang dapat digunakan sebagai syal, ataupun untuk menutupi kepala. Kemudian
sarung memiliki ukuran yang cukup besar. Biasanya sarung digunakan ibu-ibu.
Lalu, selimut memiliki ukuran yang lebih besar dari sarung. Selimut digunakan
kaum pria khususnya yang sudah dewasa.
Semakin mahal harga yang ditawarkan,
kualitas benang, dan motif kain tenun lebih bagus. Namun, harga-harga yang
ditawarkan tersebut mungkin tidak sebanding dengan proses pembuatannnya. Proses
pembuatan tenun asli Timor memakan waktu yang sangat lama, setidaknya dibutuhkan
waktu lebih dari 1 bulan lamanya. Kain tenun yang dihasilkan memiliki kerapatan
benang yang sangat tinggi. Benang-benang yang digunakan untuk tenun dibuat asli
dari kapas.
Kelebihan kain tenun khas Timor
Tengah Selatan ada pada penggunaan bahan yang masih sangat alami. Bahan kain
yang digunakan diambil langsung dari pohon kapas, untuk kemudian diolah menjadi
benang menggunakan alat-alat tradisional khas Timor Tengah Selatan.
Selain itu ada faktor penting yang
menjadikan motif dan corak kain tenun TTS sangat indah, yaitu pewarnaannya, ada
banyak variasi warna yang dapat digunakan dari bahan alami, beberapa bahan umum
yang sering digunakan contohnya adalah untuk warna biru digunakan dau tarum,
untuk warna kuning menggunakan kulit pohon mengkudu, warna putih didapatkan
dari bubur jagung dll. Aseluruh komoditi bahan bisa didapatkan di daerah-daerah
tertentu di Timor Tengah Selatan.
Seiring perkembangan peradaban yang
mempengaruhi kebudayaan, munculah motif-motif baru. Hal ini terjadi karena
perkawinan antara sesama Swapraja Amanuban, Amanatun dan Mollo, beberapa dari
motif baru tersebut memodifikasi, mengurangi dan menambahkan dari motif asli
kain tenun TTS. Hal ini juga dibarengi dengan penggunaan bahan yang mudah
didapatkan seperti benang emas dan benang pabrikan yang bisa didapatkan di
toko-toko tekstil dan bahan pewarna kimia. Selain itu kurangnya bahan baku
kapas untuk memenuhi permintaan pasar juga menjadi faktor utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar