Judul |
: |
Rumah
Kertas, Toko Buku dan Punica: Catatan-Catatan Peristiwa |
Penulis |
: |
Mario
F. Lawi |
Penerbit |
: |
Perkumpulan
Komunitas Sastra Dusun Flobamora |
Tahun Cetak |
: |
2021 |
Halaman |
: |
156 |
ISBN |
: |
978-623-96911-1-0 |
Harga |
: |
Rp. 80.000 |
Status |
: |
Ada |
Ada “arma” (baris pertama) dan “viros” (baris kelima) di pembukaan Punica, yang dengan pasti merujuk “arma virumque” yang menjadi pembuka Aeneis: dua kata yang sekaligus meletakkan Vergilius dan epiknya dalam posisi rival. “virum” (tunggal) dalam Aeneis diubah menjadi “viros” (jamak) dalam Punica, mengindikasikan penambahan jumlah tokoh pahlawan dari tradisi epik yang dilanjutkan oleh Silius. Perang Punisia kedua memang melibatkan banyak tokoh historis penting, baik dari pihak Karthago maupun dari pihak Romawi. Tokoh-tokoh utama dalam Punica seperti Marcellus, Fabius Maximus, Scipio Africanus Maior dan Hannibal adalah tokoh-tokoh historis, yang juga dikenal para bangsawan Romawi melalui pendidikan retorika. Kita ingat, Silius adalah juga seorang orator. Lihat juga kata “Aenaedum” di baris kedua, kata yang mengindikasikan pengakuan Silius atas hubungan epiknya dengan tradisi Vergilian. Punica adalah epik historis, dan tema tersebut membedakan Silius dari pada penulis epik sezaman yang menulis epik mitologis. Statius, menulis dua epik mitologis berjudul Thebais dan Achilleis. Epik mitologis lain berjudul Argonautica ditulis oleh Velarius Flaccus. Meski banyak jejak Vergilian bisa kita temukan dalam Punicia, tema perang historisnya juga menampakkan pengaruh De Bello Civili karya Lucanus, epik historis tentang Perang Sipil pada tahun 48 SM antara Julius Caesar dan Senat Roma yang dipimpin oleh Pompeius Magnus. “Bella”, kata pertama dalam epik De Bello Civili, di gunakan Silius di baris keempat Punica. Selain kaya dari sisi historis, Punica juga dengan baik menampilkan penguasaan si penyair terhadap aspek etnografis dan geografis dari kelompok-kelompok dan daerah-daerah yang dibahas di dalam epik.
Itulah kutipan salah
satu catatan peristiwa dalam buku ini. Mario F. Lawi menyinggung Punica, epik
Latin dari abad pertama Masehi yang ditulis oleh penyair Silius Italicus,
diakhir catatannya tentang toko-toko buku di Roma. Pengalaman di Roma
adalahsalah satu dari sejumlah pengalaman yang dicatat Mario sejak Temu Sastrawan
Indonesia IV di Ternate, akhir Oktober 2011, sampai Siklon Tropis Seroja yang
menghantam NTT, awal April 2021. Benang merah catatan-catatan dari berbagai
situasi dan periode dalam buku ini adalah sastra dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar