Judul |
: |
Kamus
Percakapan Sehari-Hari Bahasa Kemak Dirubati |
Penulis |
: |
Djoese
S. Martins Nai Buti |
Penerbit |
: |
Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI |
Tahun
Cetak |
: |
2023 |
Halaman |
: |
- |
ISBN |
: |
978-623-118-079-7 |
Harga |
: |
Rp. |
Status |
: |
Ada |
Pada awalnya Bahasa Kemak Dirubati digunakan oleh suku Kemak
Dirubati yang berada di Kerajaan Dirubati (Deribate) yang terletak di Hatulia
Timor Portugis. Pada tahun 1910-1911 Raja Kemak Dirubati Don Franxiskus Xavier
De Martins Nai Leto melakukan perlawanan terhadap penjajahan Portugis dan
berpindah ke Timor Hollandes (Timor Barat) dan menetap di Kabupaten Belu. Sejak
1911 tersebut seluruh budaya Kemak Dirubati termasuk bahasa terus dilestarikan.
Dalam perkembangannya Bahasa Kemak Dirubati digunakan oleh penuturnya yang tersebar
di Pulau Timor mulai dari Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kota Kupang,
Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Timor Tengah Utara.
Secara umum Bahasa Kemak di Pulau Timor terdiri dari beberapa
bahasa yaitu Dirubati, Atasabe, Leimea, Atabae, Balibo, Sanirin, Kutubaba,
Leolima, Leosibe, Hauba, Atara, Obulo, Aiasa, Marobo, dan Kailaku. Setiap
bahasa kemak memiliki karakteristik dan dialek tertentu yang membedakan dengan
satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh bahasa kemak Dirubati untuk kakak
laki-laki adalah “Ka’ar”, sedangkan dalam bahasa kemak atabae adalah “Kote”,
dalam bahasa kemak Balibo adalah ”Ka’an” dan dalam bahasa kemak Leolima adalah ”Ka’ang”.
Terdapat beberapa kata dalam bahasa Kemak Dirubati yang
memiliki arti lebih dari satu, misalnya kata ”Ditu” memiliki empat arti yaitu
melompat, melarikan diri, pergi dan keluar. Selain itu terdapat juga kata dalam
bahasa Kemak Dirubati yang akan mengalami perubahan arti jika digabungkan
dengan kata lainnya, misalnya kata ”bali”, artinya sebenarnya adalah pencuri,
jika digabungkan dengan kata ”sole”, menjadi kalimat ” sole bali” memiliki arti
pergi meninggalkan. Selain memiliki arti lebih dari satu dan mengalami
perubahan arti, kata dalam bahasa Kemak Dirubati juga mengalami perubahan
bentuk untuk kata ganti orang.
Perkembangan jaman telah berdampak pada mulai jarangnya
bahasa Kemak Dirubati digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama oleh
keluarga yang berada di perkotaan dan keluarga yang terbentuk dari perkawinan
berbeda suku. Kondisi ini akan
berdampak pada berkurangnya jumlah penutur dan yang paling dikhawatirkan adalah
bahasa Kemak Dirubati terancam punah.
Kamus Percakapan Sehari-hari Bahasa Kemak Dirubati yang
disusun ini merupakan bagian dari upaya melestarikan Bahasa Kemak Dirubati dan
diharapkan dapat digunakan sebagai muatan lokal dalam kurikulum di Sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar