Judul
|
:
|
Ringkiknya Sandel Harumnya Cendana
|
Penulis
|
:
|
B. Michael Beding & S. Indah Lestari Beding (Rekaman Jurnalistik)
|
Editor
|
:
|
Frans Wora Hebi, B.A., Michael Heren Leuweheq, BA
|
Bahasa
|
:
|
Indonesia & Inggris
|
Penerbit
|
:
|
Pemda Kabupaten Sumba Timur Prov. NTT
|
Tahun Cetak
|
:
|
2003
|
Halaman
|
:
|
225
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 65.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Ide dasar untuk ‘menggali’ dan ‘bertanya’ tentang Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama tentang kepurbakalaan, tentang kesejarahan, tentang kesenian dan kebudayaan, tentang fauna flora dan kebaharian, tentang potensi rill Nusa Tenggara Timur. Terutama oleh adanya sejumlah literatur lokal yang justru semakin memperbesar ‘tanda tanya’/’keraguan’ fakta-fakta objektif berbagai potensi/harta bumi air NTT. Simpul elementer karena semuanya itu lebih sebagai hasil ‘menggali’ atau ‘bertanya’ hanya di tempat. Tidak langsung turun ke lapangan, langsung ke lumpur permalsalahaan. Pelajaran itulah yang membulatkan sikap untuk sedapatnya turun langsung ke lumpur permasalahaan di bumi air NTT, manggali dan bertanya tentang berbagai potensi tersebut.
Demikian, Ringkihnya Sandel Harumnya
Cendana tidak jatuh begitu saja dari langit. Via doloroso: tentang Sumba
khususnya Sumba Timur yang terus bergerak, berubah, berkembang. Sumba khususnya
Sumba Timur yang terus berubah tetapi tetap sebagai Sumba, seperti patung dewa
dari batu pualam yang dilukiskan Aristoteles. Betapa perubahan itu sejak
kedatangan leluhur sembahan dari seberang dan atau dari langit. Sejak Sumba
bernama dalam mitos sebagai atol di samudra raya, sampai hari ini. Dan akan
terus berubah ke masa depan yang membentangkan sejuta kemungkinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar