Judul
|
:
|
Memori-Memori Terlarang, Perempuan
Korban & Penyintas Tragedi ’65 di Nusa Tenggara Timur
|
Editor
|
:
|
Mery Kolimon & Liliya
Wetangterah
|
Penerbit
|
:
|
Yayasan Bonet Pinggupir
|
Tahun Cetak
|
:
|
2012
|
Halaman
|
:
|
467
|
ISBN
|
:
|
978-602-99955-1-0
|
Harga
|
:
|
Rp. 100.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Kekerasan anti-komunis yang terkait
peristiwa 1965 di Indonesia merupakan suatu tragedi kemanusiaan yang
menciptakan sisi kelam bagi segenap aspek kehidupan bangsa ini. Peristiwa pembunuhan
ratusan ribu rakyat dan pemasungan kebebasan itu telah meninggalkan trauma
kolektif yang serius di dalam kehidupan rakyat Indonesia. Korban kekerasan
Tragedi ’65 bukan saja individu dan keluarga, melainkan segenap bangsa. Peristiwa
ini menciptakan teror dan melumpuhkan keberanian rakyat untuk bersikap kritis
terhadap kekuasaan. Dinamika politik bangsa setelah terjadinya tragedi
kemanusiaan itu tak pernah bisa dipahami terlepas dari pengaruhnya. Namun sayang
sekali belum ada kemauan baik dari banyak pihak, termasuk gereja, untuk
mengungkap tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat kepentingan politik
tersebut.
Sampai hari ini masih ada banyak
pertanyaan mengenai apa sebenranya yang terjadi. Mengapa begitu banyak orang
yang terbunuh? Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kejahatan yang
menimpa anak-anak bangsa ini? Syukurlah bahwa kesadaran untuk mengungkapkan
kebenaran mulai timbul. Keruntuhan rezim Soeharto memungkinkan munculnya
berbagai penelitian serta tulisan dan terbitan yang bermaksud memberi sumbangan
pada pengungkapan kebenaran dalam rangka memahami apa yang telah terjadi.
Sejauh ini belum ada satu pun tulisan mengenai Tragedi ’65 dari cara pandang korban di Provinsi NTT. Tulisan-tulisan dari sudut pandang korban yang kita miliki hingga kini masih berfokus pada wilayah Jawa dan Bali. Memang ada tulisan yang menggambarkan gerakan PKI di NTT, namun tulisan-tulisan itu belum memberi ruang yang besar bagi prespektif korban.
Sejauh ini belum ada satu pun tulisan mengenai Tragedi ’65 dari cara pandang korban di Provinsi NTT. Tulisan-tulisan dari sudut pandang korban yang kita miliki hingga kini masih berfokus pada wilayah Jawa dan Bali. Memang ada tulisan yang menggambarkan gerakan PKI di NTT, namun tulisan-tulisan itu belum memberi ruang yang besar bagi prespektif korban.
Masih bisa dibeli?
BalasHapusbisa pak, mau dikirim ke mana?
HapusMasih bisa dipesan?
BalasHapusMasih bisa dipesan?
BalasHapusMaaf sudah kosong kak
HapusSaya sangat membutuhkan buku ini.. bisa dapat dimana??
BalasHapusMaaf sudah kosong
Hapusapakah sudah ada cetakan kedua?
BalasHapusBuku sudah tersedia!
HapusIya tersedia
BalasHapusMasih bisa dipesan...?
BalasHapus