Judul
|
:
|
Survei
Bahasa dan Sastra di Timor Timur
|
Penulis
|
:
|
I Wayan Sudiartha dkk
|
Penerbit
|
:
|
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
|
Tahun Cetak
|
:
|
1994
|
Halaman
|
:
|
91
|
ISBN
|
:
|
979-459-420-2
|
Sumber
|
:
|
|
Download
|
:
|
|
Kemajemukan
masyarakat Timor Timur tampak pada keanekaan bahasa daerah yang ada di daerah
itu. Kendatipun hingga kini belumn ada kesepakatan tentang jumlah bahasa dan
dialeknya, hubungan kekerabatan bahasa-bahasa di
Timor Timur dan Pulau Timor umumnya, hasil pengamatan sekilas yang dilakukan
oleh beberapa ahli telah memberikan gambaran sementara tentang keanekaan bahasa
di daerah itu. Menurut Capell (1943:55), bahasa-bahasa di Pulau Timor secara
linguistik dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu bahasa
Malayu-Polynesia dan golongan bahasa Papua. Thomas (1974:293-296), sebagaimana
pembagian yang dilakukan oleh Capella (lihat juga Correia (1974), mencoba
merinci kembali kedua kelompok bahasa itu. Yang tergolong kelompok
Malayu-Polynesia adalah bahasa bahasa Tetun, Galolen, Mambai, Tokodede, Habo,
Idate, Lacalei, Quemac, Becais, Uaimoa, Cairui, Naueti, dan Midic. Yang
termasuk bahasa Papua adalah babasa-bahasa Fataluku,
Macassai, Bucac, Maclere, dan Merai. Kendatipun jumlah penutur bahasa-bahasa
itu belum didatakan secara tuntas dan mutakhir, informasi penutur sejumlah
bahasa penting dapat dirinci pula (lihat 6.2). Berdasarkan informasi Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (t.t.), di Timor Timur ada 9 bahasa dengan
penduduknya, yaitu Tetun 300.000, Makasai 90.000, Mambai 80.000, Bunak 50.000,
Fataluku 25.000, Adabe 10.000, Idate 5.000, Kairui-Midiki 2.000, dan Maku'a 50
penutur.
Di dalam
survai ini; bahasa-bahasa yang berhasil diungkap adalah (1) Bahasa Indonesia,
(2) Tetun, (3) Mambai, (4) Makasai, (5) Kemak, (6) Bunak, (7) Tokodede, (8)
Galolen, (9) Kaloleng, (10) Dagada, (11) Baiqueno, (12) Idate, (13) Maku'a dan
(14) Portugis.