Judul
|
:
|
Sabu
Raijua, Lontar, dan Arsitektur. Catatan Perjalanan Mahasiswa Arsitektur
Universitas Indonesia
|
Editor
|
:
|
Aulia Amardhika Mosmarth, Prisca
Winata & Tsanaa Fitri Zhafira
|
Penerbit
|
:
|
Ikatan Mahasiswa Arsitektur FTUI
|
Tahun Cetak
|
:
|
2017
|
Halaman
|
:
|
230
|
ISBN
|
:
|
978-602-72629-9-7
|
Harga
|
:
|
Rp. 150.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Membangun
bagi suku Pulau Sabu berinti pada Ammu. Ammu adalah sebutan orang Pulau Sabu
untuk bangunan yang terhunikan. Uma adalah sebutan umum hunian sekaligus ranah
bermukim bagi mereka yang tertaut budaya membangun Austronesia yang kini setiap
tempat menetapnya telah mengukuhkan budaya benda dan tak bendanya.
Lontar
membiarkan dirinya dipakai seutuhnya melalui bagian-bagian yang mampu
dimanfaatkan oleh orang Sabu. Mereka memerlukan lontar sebagai pendamping
hidup. Mengolah bahan bangunan berdasarkan lontar tentu mengikuti kehendak
bahan itu. Pokok, cabang, daun, dan kulit masing-masing ada kehendak. Dari
pelajaran mendampingi lontar sebagai bahan bangunan orang Sabu mengembangkan
konstruksi ikat. Ikat menjalin dan menyatukan batang. Seluruh masyarakat tunduk
pada peraturan ikatan yang disepakati.
Buku ini
cukup terbuka untuk mereka yang bergerak di dunia membangun, bahwa membangun
itu tak hanya membangun untuk, sebagaimana selama ini dianut oleh pemerintah,
melainkan juga ada cara membangun bersama. Yang terakhir ini menuntut kesabaran
agar sama-sama menyambut perubahan dari kacamata bersama. (Prof. Ir. Gunawan
Tjahjono, M.Arch, Ph.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar