Rabu, 06 Maret 2019

Sabu Raijua, Lontar, dan Arsitektur. Catatan Perjalanan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia


Judul
:
Sabu Raijua, Lontar, dan Arsitektur. Catatan Perjalanan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia
Editor
:
Aulia Amardhika Mosmarth, Prisca Winata & Tsanaa Fitri Zhafira
Penerbit
:
Ikatan Mahasiswa Arsitektur FTUI
Tahun Cetak
:
2017
Halaman
:
230
ISBN
:
978-602-72629-9-7
Harga
:
Rp. 150.000
Status
:
Ada


Membangun bagi suku Pulau Sabu berinti pada Ammu. Ammu adalah sebutan orang Pulau Sabu untuk bangunan yang terhunikan. Uma adalah sebutan umum hunian sekaligus ranah bermukim bagi mereka yang tertaut budaya membangun Austronesia yang kini setiap tempat menetapnya telah mengukuhkan budaya benda dan tak bendanya.

Lontar membiarkan dirinya dipakai seutuhnya melalui bagian-bagian yang mampu dimanfaatkan oleh orang Sabu. Mereka memerlukan lontar sebagai pendamping hidup. Mengolah bahan bangunan berdasarkan lontar tentu mengikuti kehendak bahan itu. Pokok, cabang, daun, dan kulit masing-masing ada kehendak. Dari pelajaran mendampingi lontar sebagai bahan bangunan orang Sabu mengembangkan konstruksi ikat. Ikat menjalin dan menyatukan batang. Seluruh masyarakat tunduk pada peraturan ikatan yang disepakati.

Buku ini cukup terbuka untuk mereka yang bergerak di dunia membangun, bahwa membangun itu tak hanya membangun untuk, sebagaimana selama ini dianut oleh pemerintah, melainkan juga ada cara membangun bersama. Yang terakhir ini menuntut kesabaran agar sama-sama menyambut perubahan dari kacamata bersama. (Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch, Ph.D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...