Kamis, 23 Oktober 2025

Kajian Model Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berkelanjutan (Studi Kasus DAS Aesesa Flores)

Judul

:

Kajian Model Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berkelanjutan (Studi Kasus DAS Aesesa Flores)

Penulis

:

Dr. Nicolaus Noywuli, S.Pt.,M.Si

Penerbit

:

Amerta Media

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

256

ISBN

:

978-623-6555-13-2

Harga

:

Rp. 86.000

Status

:

Kosong

 

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) perlu mendapatkan perhatian dan pemahaman yang lebih besar mengingat DAS merupakan suatu ekosistem alami yang terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta tempat  berlangsungnya proses biofisik hidrologis maupun kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang kompleks. Daerah Aliran Sungai (DAS)  Aesesa Flores (AF) merupakan salah satu dari tiga DAS prioritas di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki peran penting bagi masyarakat Kabupaten Ngada dan Nagekeo, sebagai lumbung pangan NTT dan objek pariwisata Flores. 


Lukisan Tanpa Bingkai

Judul

:

Lukisan Tanpa Bingkai

Penulis

:

Ugi Agustono J

Penerbit

:

Nuansa Cendekia

Tahun Cetak

:

2015

Halaman

:

256

ISBN

:

978-602-3500-01-7

Harga

:

Rp. 65.000

Status

:

Kosong

 

Neji dan Lola, dua anak muda dengan jenis karakter sering bertolak belakang, namun masing-masing adalah pribadi yang unik. Neji lulus SMA dengan mulus dan cemerlang, sedangkan Lola harus menerima kegagalan, tidak lulus.

Pertemuan keduanya yang tak sengaja di Labuan Bajo, memaksa Neji dan Lola harus saling mengenal melalui perjalanan menuju Loh Liang, Pulau Komodo, Rinca Village, dan Pink Beach. Kehadiran Don Bosco yang putus sekolah dan teman-temannya dalam perjalanan, menyadarkan Neji dan Lola tentang persahabatan, kasih sayang, dan kesederhanaan hidup. Berdua menjadi mengerti tentang keindahan alam, budaya, serta kekayaan Indonesia. Semuanya berubah pilu saat mengetahui ibu Don Bosco meninggal.

Labuan Bajo telah menantang emosi Neji dan Lola sebagai anak muda untuk mengenal lebih jauh tentang tanah air nya. Dari Manggarai Barat, Neji dan Lola bersama dua sahabatnya, menyisir pedalaman Wae Rebo, serta kepulauan Raja Ampat, Sorong, Waisai, Teluk Kabui, Teluk Mayalibit, Manta Point, Kampung Arborek, dan Wayag. Mengarungi perjalanan jauh dan tak mudah, berinterkasi dengan kehidupan masyarakat dan anak-anak pedalaman Indonesia, berbagi serta saling belajar hal sederhana di pulau terpencil. Dialog-dialog tajam dan kritis tentang penguasa negara mengalir apa adanya, berpadu cantik dengan keluguan anak-anak pedalaman yang selalu mengundang tawa dan duka. Saatnya Neji harus pamit, meninggalkan Lola. Mampukah kekuatan cinta mereka berdua menahan Neji untuk tetap tinggal? Dan apa yang terjadi pada Bu Indah, ibu Lola kemudian? 


Kawasan industri Bolok Kupang

Judul

:

Kawasan industri Bolok Kupang

Penerbit

:

Badan Pengelola Kawasan Industri Bolok

Tahun Cetak

:

2000

Halaman

:

30

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. -

Status

:

Kosong


Pembangunan Kawasan Industri Bolok-Kupang (KIB-Kupang) menunjukan bahwa Pemerintah Daerah dan Rakyat Nusa Tenggara Timur yang masih berada dalam keadaan serba kekurangan bersedia memberikan apa saja demi terjadinya perubahan. Buku ini berisi berbagai informasi penting yang dapat diperoleh dalam penyampaian informasi tentang KIB-Kupang secara umum dan menyeluruh. Dalam buku ini terdapat sejumlah informasi menenai letaknya yang strategis, lingkungan alam sekitarnya yang asri, aspek pemetaan ruangan yang berwawasan lingkungan, tata tertib kawasan yang jelas dan prosedur masuknya investor yang ditangani oleh Badan Pengelolaannya. 


Minggu, 19 Oktober 2025

Bercermin Pada yang Sudah Kumpulan Esai Budaya dan Seni

Judul

:

Bercermin Pada yang Sudah Kumpulan Esai Budaya dan Seni

Penulis

:

Berto Tukan

Penerbit

:

JBS

Tahun Cetak

:

2025

Halaman

:

240

ISBN

:

978-602-61256-6-8

Harga

:

Rp. 85.000

Status

:

Kosong

 

Esai-esai dalam buku ini merangkum sejumlah perihal budaya dan seni periode 2008-2024 yang diamati serta sempat mampir di dalam kehidupan penulis. Catatan tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama lebih berkonsentrasi pada perihal sastra dan ekosistemnya, dan bagian kedua bercampur antara seni rupa, film, musik, tari, pun pula refleksi atas kebudayaan secara umum. Setiap esai ini diasumsikan bisa dibaca sekali duduk dan terpisah dengan esai-esai lainnya. Namun demikian, ada benang merah yang terentang antar tulisan.

Sebagai sebuah catatan dan dokumentasi, esai-esai ini dibayangkan dapat mengungkit nostalgia pembaca pada wacana, peristiwa, fenomena, serta karya-karya yang barangkali ingatan atasnya kini sudah hilang ataupun sudah samar-samar. Semoga esai-esai ini bertemu dengan jejak-jejaknya pada memori para pembaca. Dialog keduanya semoga menjadi keasyikan tertentu bagi pembaca sekalian.

Cerita Serat Menjadi Tenun

Judul

:

Cerita Serat Menjadi Tenun

Penulis

:

Achmad Ibrahim Makki, dkk

Penerbit

:

Dewan Kerajinan Nasional Indonesia

Tahun Cetak

:

2019

Halaman

:

159

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 80.000

Status

:

Kosong

 

Buku ini menjabarkan secara cermat dan detail tentang bagaimana mengubah serat yang ada di skitar kita menjadi benang, lalu mencelupnya dengan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan di halaman rumah, sehingga akhirnya menghasilkan selembar kain tenun yang cantik dengan bantuan alat tenun tradisional. Metamorfosa ini kemudian menjelma menjadi suatu mahakarya menawan yang teknik dan ragam motifnya diwariskan oleh leluluhur secara turun-temurun dan harus terus dipelihara dan dipertahankan. Semoga melalui buku ini DEKRANAS dapat ikut berkontribusi melestarikan ilmu pembuatan kain tenun kepada generasi penerus bangsa. 


Mengenal Gerson Mengenang Umbu: Esai-esai tentang Gerson Poyk dan Umbu Landu Paranggi

Judul

:

Mengenal Gerson Mengenang Umbu: Esai-esai tentang Gerson Poyk dan Umbu Landu Paranggi

Penulis

:

Robertus Fahik

Penerbit

:

Jejak Pustaka

Tahun Cetak

:

2025

Halaman

:

82

ISBN

:

978-623-524-213-2

Harga

:

Rp. 55.000

Status

:

Kosong

 

Buku ini tidak sekadar membaringkan kekaguman Robby Fahik atas karya-karya kedua sastrawan ini, tapi merupakan bentuk testimoni ilmiah setelah bercumbu dengan karya dua sastrawan ini. Buku ini memungkinkan kita bercanda lagi dengan Umbu dan Gerson, meski mereka telah tiada. Sebab, buku kata Foucault, merupakan bentuk lain dari arkeologi pengetahuan yang merawat pemikiran, pengetahuan, dan peradaban.

Bagi saya, buku ini semacam “tugu” yang mengabadikan dua tokoh besar. Tentu, tidak berhala kepada karya-karya mereka, tetapi, karya-karya Umbu Landu Paranggi dan Gerson Poyk setidaknya menjadi kemenyan yang mengingatkan kita tentang kesungguhan berkarya dan bagaimana menerima hidup secara indah dan wafat meninggalkan keindahan. Singkat, kita kenang karena kita senang. (Dr. Marselus Robot, M.Si., Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Undana)

Buku ini berisi 10 esai yang secara khusus membicarakan dua sosok sastrawan Indonesia kelahiran Nusa Tenggara Timur, Gerson Poyk (1931-2017) & Umbu Landu Paranggi (1943-2021). Keduanya merupakan nama penting dalam barisan sastrawan Indonesia, dan karya-karya mereka telah memberi warna dalam perjalanan sastra di Indonesia. Untuk itu, penting kiranya bagi generasi muda untuk mengenal & mengenang dua tokoh sastrawan tersebut, setidaknya demikian pulalah harapan penulis buku ini, @robertus_fahik 


Sabtu, 18 Oktober 2025

Kilometer : Dan Jarak Pun Tak Mampu Memisahkan Cinta Kita

Judul

:

Kilometer : Dan Jarak Pun Tak Mampu Memisahkan Cinta Kita

Penulis

:

Okka 'Sepatu Merah', Yoewanto Stya Beny, Falla Adinda, Aditisme 

Penerbit

:

PT Jawa Mediasindo Lestari

Tahun Cetak

:

2013

Halaman

:

199

ISBN

:

978-602-18715-1-5

Harga

:

Rp. -

Status

:

Kosong

 

Tergopoh-gopoh dia menyusulku ke salah satu hotel di Kupang tempatku menginap. Begitu melihatku, dia langsung memelukku dan berkata, "All is well, semua baik-baik saja, tak ada masalah, tak ada wanita lain. Ini semua dari aku, aku yang merasa mulai gak bisa bertahan sama kamu. Aku yang mulai merasa tidak lagi yakin bahwa kamu yang akan mendampingi aku nantinya. Aku yang mulai merasa bahwa bukan kamu orang yang selama ini aku cari, dan...jarak, kasihan kamu kalau harus terus-terusan nunggu aku..." dia mulai buka suara tanpa aku tanya. "Tapi kenapa baru sekarang kamu bilang? Kenapa baru setelah hubungan ini berjalan 5 tahun. Lima tahun itu bukan waktu yang sebentar, dan jarak...jangan pernah menyalahkan jarak untuk perselingkuhan yang kamu lakukan! Kurang cukup kah waktu untuk membuktikan bahwa jarak bukan masalah bagi kita? Kenapa setelah 5 tahun kamu mempermasalahkan jarak... Kenapa harus setelah 5 tahun kita berjuang?" isak ku.

Bertahan dalam sebuah hubungan jarak jauh memang tidak gampang, namun bukan berarti kamu harus menyerah kan? Kepercayaan, kesetiaan, dan komunikasi adalah kuncinya. Di sini, ada 17 pejuang LDR yang mengisahkan perjuangan mereka dalam menjaga cinta mereka, melawan jarak untuk memelihara hatinya hanya untuk pasangan mereka. Mereka bertutur, semata untuk menyemangati kamu, pembaca sekaligus pejuang LDR.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...