Judul |
: |
Si Buta dari Gua Hantu: Tragedi
Larantuka Jilid 1-10 |
Penulis |
: |
Ganes TH |
Penerbit |
: |
SBINMAS KODAK METRO |
Tahun Cetak |
: |
1979-1980 |
Halaman |
: |
480 |
ISBN |
: |
- |
Harga |
: |
Rp. 350.000 |
Status |
: |
Ada |
Larantuka adalah sebuah
desa di lereng gunung, di tepi sebuah teluk yang permai bagaikan sebutir
mutiara di ujung timur Pulau Flores. Berabad-abad lamanya ia tetap indah dan
cantik. Kaya raya dengan hasil bumi serta lautnya.
Sampai pada suatu saat.
Para pengusaha asing mulai tergiur oleh alam floranya. Hutan-hutan subur
dibabatnya hingga yang tertinggal hanya tanah-tanah kering dan gundul.
Malapetakapun segera melanda desa ini. Gerombolan babi hutan turun mencari
sumber air dan menyerbu sisa-sisa ladang yang ada. Menimbulkan kesengsaraan
bagi penduduknya.
Tuan Dumas, seorang
dokter kulit putih yang sudah lama bermukim di desa tersebut. Dengan dibantu
para penduduk serta pemburu-pemburu asing, mengerahkan ratusan ekor anjing,
berhasil menumpas hama satwa liar itu. Namun musibah lain muncul, ratusan ekor
anjing telah berkembang biak tanpa terkendali. Sehingga seluruh desa
seakan-akan sudah dikuasai oleh hewan ini. Dan berjangkit pulalah wabah
penyakit anjing gila yang menyebar dengan ganasnya, menimbulkan kepanikan
kepada segenap penduduknya korban-korban pun berjatuhan.
Si Buta dari Gua Hantu, episode 10 ini merupakan logi ke tiga/terakhir dari trilogi: Perjalanan ke Neraka, Kabut Tinombala dan Tragedi Larantuka. Kisah Tragedi Larantuka, dimulai dari akhir kisah Tinombala. ketika Barda Mandrawata atau Si Buta dari Goa Hantu, memiliki kesepakatan untuk mengantarkan Meinar seorang janda beserta anaknya bernama Tara untuk mengunjungi orang tuanya yang sudah lama ditinggalkan di Larantuka Flores.
Kejadian nyata berupa banjir bandang di Larantuka yang terjadi 27 Februari 1979, menjadi inspirasi penulis dalam menuliskan kisah ini. Namun yang menarik adalah kisah lainnya dalam komik ini yaitu tentang wabah anjing rabies, yang ditahun penulisan komik ini tidak ada atau sekedar fiksi namun justru menjadi kenyataan kemudian di tahun 1997!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar