Judul |
: |
Ruang Hidup Orang Manggarai: Gendang
One, Lingko Pe’ang
|
Penulis |
: |
Fransiska Widyawati
dkk. |
Penerbit |
: |
Penerbit Unika Santu
Paulus Ruteng |
Tahun Cetak |
: |
2021 |
Halaman |
: |
72 |
ISBN |
: |
- |
Sumber |
: |
|
Download |
: |
Gendang one, lingko pe’ang adalah salah satu filosofi penting kehidupan orang Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Manggarai di sini bukan menunjuk pada nama sebuah kabupaten, melainkan Manggarai dalam arti yang lebih luas, mencakup wilayah tiga kabupaten, Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Secara literal, ungkapan gendang One, lingko pe’ang berarti 'rumah di dalam, kebun di luar'. Ungkapan ni adalah bagian filosofi dan kearifan lokal orang Manggarai. Ia menggambarkan ruang hidup yang mewakili keluasan ekologi kehidupan manusia. Rumah lebih luas dari sekadar sebagai bangunan fisik; kebun lebih dari hanya konsep tanah tempat manusia berkebun. Bagi orang Manggarai, rumah dan tanah memiliki makna sosial, religius, kultural dan politis (Lon, 2021; Lon dan Widyawati, 2020).
Selain itu, rumah dan kebun adalah kata yang menunjukkan suatu pasangan yang komplementer, saling melengkapi. Keduanya ditegaskan oleh kata “di dalam” dan “di luar”. Sifat komplementer menandakan karakter hidup orang Manggarai yang mempersatukan pelbagai aspek. Dalam budaya orang Manggarai, ruang hidup ini biasanya mencakup menjadi kampung (beo bate elor /natas bate labar), rumah adat (mbaru bate kaeng, mbaru gendang), altar persembahan/sesajian (compang bate takung), kebun (uma bate duat/lingko), dan sumber air (wae bate teku).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar