Judul
|
:
|
Serpihan Budaya NTT
|
Penulis
|
:
|
Frans Sarong
|
Penerbit
|
:
|
Ledalero
|
Tahun Cetak
|
:
|
2013
|
Halaman
|
:
|
312
|
ISBN
|
:
|
978-979-9449-25-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 130.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
“Warisan paling mahal dan bernilai dari wartawan adalah buah penanya yang tersebar di media massa. Kelirulah mereka yang mengklaim dan membawa diri sebagai wartawan tetapi tidak mewariskan tulisannya” (Tony Kleden)
“Kumpulan tulisan ficer sahabat saya
Frans Sarong perlu diletakkan dengan tepat. Catatan ini diperlukan karena tak
lama lagi derap perubahan kapital menggilas tanah dan kebudayaan manusia di NTT
melalui Labuan Bajo menyisir seluruh Flores, Kupang dan sekitarnya hingga Sumba”
(Pius Rengka)
“Warga Boti tidak boleh dibabtis
menjadi Kristen, dan tidak boleh menikah dengan warga luar. Kalau toh seorang
pemuda jatuh cinta kepada seorang gadis yang sudah terekspos kepada budaya
modern, maka gadis modern itu harus “dikunokan” kembali menjadi warga Boti”.
(Marianus Kleden)
“Membaca buku ini bagaikan sedang
bertamasya ke pelosok-pelosok Nusa Tenggara Timur. Setiap tempat yang
disinggahi kaki Frans Sarong adalah jejak budaya. Hampir seantero di NTT ia
jejaki, sekian itu pula jejak budaya yang ditinggalkannya dalam buku ini”
(Marsel Robot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar