Judul
|
:
|
Cendana dan Dinamika Masyarakat Nusa Tenggara Timur
|
Penulis
|
:
|
Munandjar Widiyatmika
|
Penerbit
|
:
|
Ombak
|
Tahun Cetak
|
:
|
2014
|
Halaman
|
:
|
167
|
ISBN
|
:
|
602-258-135-4
|
Harga
|
:
|
Rp. 68.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Cendana
sebagai tumbuhan semi parasit yang secara alamiah tumbuh di lingkungan tanah
berformasi batu karang dan iklim yang kering, merupakan tumbuhan asli Nusa
Tenggara Timur. Karena kegunaan kayu cendana sebagai bahan perabotan mewah,
bahan kosmetik, obat-obatan dan benda upacara, sejak masa sekitar awal abad
masehi telah ramai diperdagangkan dalam pasaran dunia. Cendana dan perdagangan
cendana menimbulkan kontak budaya antar pendatang dengan penduduk lokal.
Kontak
dengan para pendatang yang semula hanya sebagai pedagang dan pelaut dalam
perkembangan kemudian juga menjadi ajang persaingan dagang kekuasaan dan agama.
Lebih-lebih setelah kedatangan bangsa Barat terutama Portugis dan Belanda di
Nusa Tenggara Timur persaingan dagang, politik dan agama semakin sengit.
Berbagai kelompok etnis di Nusa Tenggara Timur tidak bias menghindarkan diri
dari kancah persaingan ini. Agar mereka mampu mempertahankan hidupnya harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis dari berbagai pengaruh yang dating dari
waktu ke waktu sepanjang perjalanan sejarah perdagangan cendana.
Perdagangan cendana sebagai
suatu proses berlangsung dalam suatu struktur kemasyarakatan dan proses itu
menghasilkan pola-pola struktur dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain
proses itu menghasilkan dinamika masyarakat dan memberi corak berbagai struktur
dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur. dari hasil perdagangan
memberikan berbagai pengetahuan, peralatan dan ketrampilan baru, yang dalam
proses pemanfaatannya menumbuhkan berbagai warna dan nilai baru dalam berbagai
unsur kehidupan sosial budaya yang terikat dengan berbagai norma dalam struktur
kehidupan. Akumulasi proses dalam jangka panjang telah terjadi berbagai
dinamika dalam: bahasa, kesenian, upacara dalam rangka kepercayaan menyangkut
daur hidup dan pola kehidupan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga,
pakaian, perhiasan, senjata, cara bertani, cara berperang, menenun terikat
dengan norma-norma tertentu. Bahkan akhirnya juga menjadi daya dorong dan daya
tarik masuk dan berkembangnya agama baru yakni agama Katolik, Kristen Protestan
dan pendidikan dengan pola sebaran yang berbeda di Nusa Tenggara Timur.
Oleh karena itu tidaklah
berlebihan apabila cendana tidak saja merupakan tumbuhan khas tetapi juga
sebagai salah satu unsur utama yang memberikan iddentitas dinamika masyarakat
Nusa Tenggara Timur seperti yang sekarang. Itulah sebabnya satu-satunya universitas
negeri di Kupang mengambil nama Nusa Cendana, dengan harapan dapat menebarkan
kaharuman menjadi pemberi identitas dan dinamika baru di masa depan bagi daerah
dan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar