Judul
|
:
|
Ende, Soekarno, dan Pancasila,
Risalah Diskusi Kolumnis
|
Editor
|
:
|
Martin Moentadhim, S.M.
|
Penerbit
|
:
|
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
dan Permuseumam & Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
|
Tahun Cetak
|
:
|
2012
|
Halaman
|
:
|
164
|
ISBN
|
:
|
979-3159-07-3
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Bagi masyarakat Ende, Ir. Soekarno merenung di bawah
pohon sukun (Artocarpus communis) di Taman Rendo, mengkristalkan “Lima Butir Mutiara”
Pancasila itu harga mati. Bagi mereka, keyakinan akan kebenaran fakta itu tidak
dapat ditawar-tawar lagi. Pluralitas dan multikulturalisme masyarakat Ende
memungkinkan Bung Karno memasak dan mematangkan landasan dasar masyarakat
merdeka yang dicita-citakannya. Itulah blessing
in disguise (hikmah di balik musibah) pembuangan Soekarno oleh pemerintah
colonial Hindia Belanda ke Kampung Ambugaga, Ende di Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur (NTT), sejak tanggal 14 Januari 1934 hingga tanggal 18 Oktober
1938.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar