Judul
|
:
|
Memecah Pembisuan, tuturan
penyintas tragedi ’65 - ‘66
|
Editor
|
:
|
Putu Oka Sukanta
|
Penerbit
|
:
|
Lembaga Kreatifitas Kemanusiaan
(LKK)
|
Tahun Cetak
|
:
|
2011
|
Halaman
|
:
|
315
|
ISBN Harga
|
: :
|
978-602-99858-0-1 Rp. 100.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Menerbitkan buku Melawan
Pembisuan adalah kebutuhan bersama untuk mengikis sejarah Indonesia yang
berwajah tunggal yang hanya mewakili kepentingan para penguasa, mejadi sejarah
berwajah majemuk yang mencakup pengalaman pelaku sejarah yang dikelompokkan ke
dalam “orang kalah.” Khususnya dalam Tragedi Kemanusiaan 1965/66, Orde Baru
(baca Militer dan Golkar) telah mengindoktrinasikan sejarah yang penuh fitnah,
diskriminatif, fiktif, melalui pelbagai media formal dan informal, yang sampai
sekarang belum pernah diklarifikasi oleh Pemerintah.
“Orang kalah” ini, sekarang sudah dibahasakan menjadi penyintas (survivor), yaitu orang-orang
yang mampu bertahan hidup di dalam penindasan dan berhasil dalam perjuangannya
untuk menjadi manusia kembali, walaupun hak-hak sipil mereka belum sepenuhnya
dikembalikan.
Para narasumber pada awalnya menceritakan pengalaman
hidupnya kepada pewawancara, kemudian pewawancara membuat transkripnya. Ada
beberapa pewawancara yang bersedia meneruskan menuliskanya ke dalam bentuk
feature. Tetapi beberapa pewawancara menyerahkan transkrip kepada LKK untuk
diolah menjadi feature. Dalam kaitan ini LKK mengundang beberapa penulis –yang
pada umumnya masih muda-muda juga yang sudah berpengalaman dalam bidang
tulis-menulis- untuk menulis feature berdasarkan transkrip yang sudah ada. Maka
terkumpulah 15 feature dari narasumber yang tinggal di Medan, Palu, Kendari,
Yogyakarta, Jakarta, Bali, Kupang dan Pulau Sabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar