Judul |
: |
Tawa daler ala
Zabeth: Bandung dulu baru Jakarta ... senyum dulu baru dibaca ... nana reba
imus rebok ... jantung enu mau "lempok" ... |
Penulis |
: |
Elizabeth Tia Tanggu
Semai |
Penerbit |
: |
Nera Pustaka |
Tahun Cetak |
: |
2013 |
Halaman |
: |
89 |
ISBN |
: |
978-602-174-173-3 |
Harga |
: |
Rp. - |
Status |
: |
Kosong |
Gaya penulisan ini kuat sekali berbasis pada pola merangkum waktu, terlihat dari meluncurnya kekhasan tiap rentang waktu, dengan ciri khas melalui dialeg temporer… Enu Lina piawai memainkan emosi kraeng Jojek dengan membuka dua front sekaligus, membuka sekaligus menghadirkan yang lain sebagai saingannya Jojek. Tinggal kita menunggu balasan Jojek lagi pada episode selanjutnya. Teruskan enu Elsa! (Placidus S. Sanarry)
Mencermati beberapa “cermin” (cerita
mini) ase momang Elizabeth Tia Tanggu, sungguh amat mengocok perut para
pembaca. Bagaimana tidak, sekurang-kurangnya, seorang Elizabeth pasti memiliki
potemsi “inner humor” hidup di dalam jiwanya, sehingga ia selalu terobsesi
untuk menciptakan kisah, baik kisah-kasih, maupun kasih-kisah yang tentunya
menyentuh batin pembaca (Usman D. Ganggang)
Surat diha Jojek ho’o kalau dibukukan,
pasti menjadi the best seller… Jojek, terimakasih, suratmu membuatku tersenyum…
(Ewaldus Wera)
Surat ini sangat menghibur,
mengundang senyum dan tawa. Pemilihan nama tokoh, variasi kata turut membuat
surat ini mengocok perut, selain tentu isinya (Elias Sumardi Dabur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar