Judul
|
:
|
Di Bawah Naungan Gunung Mutis
|
Penulis
|
:
|
Andreas Tefa Sawu
|
Penerbit
|
:
|
Nusa Indah
|
Tahun Cetak
|
:
|
2004
|
Halaman
|
:
|
188
|
ISBN
|
:
|
979-429-213-3
|
Harga
|
:
|
Rp. 40.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Dasar pemilihan judul buku ini dapat ditelusuri pada tradisi lisan yang hidup di antara setiap Orang Dawan bahwa Gunung Mutis selain karena merupakan gunung yang tertinggi di daerah Dawan bagian Barat, juga dan terlebih karena kekeramatannya. Orang Dawan percaya bahwa semakin tinggi sebuah gunung, semakin keramat dan suci gunung itu, maksudnya tempat itu. Gunung Mutis diyakini demikian.
Dalam berbagai cerita rakyat
dikatakan bahwa pada zaman es, hanya puncak Gunung Mutis yang tetap kering. Di tempat
itu pula, salah seorang leluhur Orang Dawan, Nai Fai tSutai Kune atau sering
disebut juga Nai Laban, yang darinya nama Dawan diambil, diselamatkan dan
menetap beberapa waktu. Kepada gunung keramat itu pula, orang Dawan menaruh
kepercayaan bahwa semua orang yang meninggal harus diantar dan tinggal beberapa
waktu di sana sebelum diteruskan ke masyarakat orang mati. Nama gunung itu
sering disebut dalam doa-doa permintaan berkat dan perlindungan, selain
penggunaannya sebagai kata kutukan, yang berarti membawa bahaya dan bencana
bagi mereka yang dikutuk.
Sehingga buku mengabadikan beberapa
aspek kebudayaan orang-orang Dawan yang terancam musnah, yang masih ditemukan
pada beberapa tempat atau orang perorang. Karena itu, sistematisasi yang
digunakan tidak bermaksud untuk menyampaikan urutan permasalahan awal dengan
menggunakan tesis, antitesis dan berakhir dengan sintesis.
Jadi penasaran.
BalasHapusFai tsutai kune (tkesnai) disamakan dengan nai laban (sonbai) ??
BalasHapusSilahkan dibeli bukunya.... buku murah!
Hapus