Judul
|
:
|
Ben Mboi Memoar Seorang Dokter,
Prajurit, Pamong Praja
|
Penyunting
|
:
|
Candra Gautama & Riant Nugroho
|
Penerbit
|
:
|
Kepustakaan Populer Gramedia
|
Tahun Cetak
|
:
|
2011
|
Halaman
|
:
|
593
|
ISBN
|
:
|
978-979-91-0377-2
|
Harga
|
:
|
Rp. 120.000
|
Status
|
:
|
Ada, buku tambahan “Liber Amicorum Voor Ben Mboi, Leermeester
voor velen”
|
Inilah memoar Gubernur NTT yang
legendaris: Ben Mboi. Dialah satu-satunya dokter AD sekaligus combatant
dan airborne yang diterjunkan di Irian Barat tahun 1962 dalam Operasi
Naga. Bahkan hingga kini dia satu-satunya dokter yang ikut perang dalam sejarah
TNI. Bersama istrinya, Nafsiah Mboi, dia menerima Penghargaan Ramon Magsasay
pada 1986.
Ketika film Human Face of
Indonesia produksi ABC (1986), yang menampilkan kiprahnya sebagai Gubernur
NTT, ditayangkan di Australia, orang berkomentar, "if what Ben Mboi had
achieved in NTT represents the Indonesian Army, the there is no militarism in
Indonesia."
Kolonel Dokter Poernomosidi,
seorang adik kelas Ben Mboi di FKUI, menjuluki Ben
Mboi Werkudoro: Tokoh yang kalau bicara ceplas-ceplos dan apa adanya. Maka tak
heran di sepanjang memoar bertaburan kisah menarik yang ditulis dengan gaya
blak-blakan.
Membaca memoar ini kita seperti
membaca penggalan-penggalan sejarah Indonesia. Misalnya, ada kisah tentang
"Holandia 1963: Misteri Macan Tutul dan Jos Soedarso", "Achmad
Jani, the General of Generals", "Naluri Fund Raising Pak Harto",
"Nujum Kejatuhan Pak Harto", serta kisah anak menteri menjadi backing
pengusaha hingga masuk ke ranah kebijakan.
Namun tanpa ragu pula Ben Mboi
menceritakan kegagalan yang dialaminya, dan memberikan refleksi atas beberapa
penggalan hidupnya terhadap situasi sekarang. Persis pada titik inilah dia
memberikan pengertian baru tentang fungsi sebuah memoar.
Dengan mengajukan empat
pertanyaan yang diilhami pidato John F Kennedy pada 1961, Ben Mboi menantang
kita untuk menjadi Hakim Sejarah: Was Ben Mboi truly a man of courage? Was
Ben Mboi truly a man of judgment? Was Ben Mboi truly a man of integrity? Was
Ben Mboi truly a man of dedication?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar