Judul |
: |
Sophia dalam Jejak Budaya (Suatu Kajian Antropologis) |
Penulis |
: |
Yuan V. Elim dkk |
Penerbit |
: |
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembagan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur |
Tahun Cetak |
: |
- |
Halaman |
: |
195 |
ISBN |
: |
- |
Harga |
: |
NFS |
Status |
: |
Kosong |
Di NTT, minol
tradisional berkembang dengan sangat marak. Hal ini disebabkan karena minuman
alkohol tradusional juga merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat
lokal. Pengamatan empiris menunjukkan bahwa produsen minuman alkohol tradisional
adalah juga pelaku di beberapa titik rantai nilai yang lain. Misalnya mereka
juga adalah pengumpul bahan baku, sebagian bahkan juga pemilik tanah atau pohon
tuak atau aren yag menjadi bahan baku. Mereka juga, adalah penjual minol
tradisional kepada end-user, atau konsumen akhir secara eceran. Dalam
mengatur tata kelolanya, perlu diperoleh juga gambaran komprehensif tentang
rantai nilai minol tradsional ini, di mana mata rantai yang paling untung dan
buntung saat ini dan bila kebijakan tata kelola diterapkan. Hal ini akan
membantu memastikan kebijakan benar-benar meningkatkan pendapatan produsen
minol tradisional.
Walaupun masih belum
banyak kajian tentang hal ini, tetapi terungkap berbagai testimoni tentang
peran penting minol tradisional sebagai sumber penghasilan. Suwena (2017)
mengkaji topok ini dalam masyarakat di Desa Datah Bali, dan menyimpulkan bahwa
arak, minol tradisional Bali, adalah sumber penghasilan yang penting. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh konteks desa yang tandus dan tidak bisa menggantungkan
hidup pada pertanian. Kondisi serupa juga bisa ditemukan di beberapa kampung di
NTT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar