Judul
|
:
|
Ekspedisi Jejak Peradaban NTT, Laporan Jurnalistik Kompas
|
Penulis
|
:
|
Atika Walujani Moedjiono
|
Penerbit
|
:
|
PT. Kompas Media Nusantara
|
Tahun Cetak
|
:
|
2011
|
Halaman
|
:
|
276
|
ISBN
|
:
|
978-979-709-572-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 90.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Kenapa Nusa Tenggara Timur jauh tertinggal? Berdasar Indeks Pembangunan Manusia, NTT berada di peringkat kedua terendah dari 33 Provinsi Indonesia. Kemiskinan masih membelit sebagian besar warga kepulauan yang dulu dinamakan Sunda Kecil itu. Padahal NTT tanah yang kaya. Keindahan alamnya bisa dikembangkan jadi bermacam objek wisata. Padang sabananya yang luas sangat cocok bagi beragam jenis peternakan, tanah subur yang siap disulap jadi lahan pertanian dan perkebunan, potensi perikanan dan kelautannya pun luar biasa besar.
Ekspedisi
Jejak Peradaban NTT Kompas adalah sebuah upaya menyelami kehidupan
masyarakat NTT, yang sepertinya hanya memerlukan sedikit saja sentuhan tangan
dingin untuk dapat menghasilkan berbagai komoditas yang dapat meningkatkan
kemakmuran segenap anak bangsa.“Kemanakah kuda sandel yang dulu sempat terkenal
hingga ke mancanegara? Kemanakah kayu cendana terbaik yang dulu sempat
mengharumkan nama NTT?”. NTT sepertinya sudah kehilangan segalannya. Tidak lagi
seharum candana. NTT tidak lagi mempesona seperti Danau Kelimutu yang indah
itu, juga tidak lagi seperkasa kuda Sumba.
Pesona NTT juga terlihat
pada binatang purba Varanus komodoensis.
Kehadiran binatang melata itu sekaligus memperlihatkan ekosistem di Pulau
Komodo, Flores Barat, tidak banyak berubah selama jutaan tahun. Jika ekologi
berubah, niscaya binatang yang berasal dari zaman jurasik itu sudah punah. Daya
tarik lain tentu saja danau tiga warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Flores.
Manusia purba hobbit juga ditemukan
di Manggarai, Flores. Wewangian asal NTT seperti cendana juga ikut mengharumkan
sejarah dan dunia.
NTT memiliki keragaman
budaya yang menonjol dibandingkan sebagian besar provinsi lain di Indonesia.
Masyarakat yang tinggal di berbagai pulau di provinsi ini tergolong dalam sedikitnya
40 kelompok etnolinguistik. Tradisi budaya di Sumba berbeda dengan tradisi di
Flores, Alor, Timor atau Rote. Ada berjenis kain tenun, pelbagai alat musik
khas, tradisi menangkap ikan paus di Lembata, pasola dan wula poddu di Sumba, ritual kebhu
dan ka nua di Flores yang berpotensi
manarik wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar