Judul
|
:
|
Surat-Surat dari Dili
|
Penulis
|
:
|
Maria Matildis Banda
|
Penerbit
|
:
|
Nusa Indah
|
Tahun Cetak
|
:
|
2005
|
Halaman
|
:
|
280
|
ISBN
|
:
|
979-429-265-6
|
Harga
|
:
|
Rp. 50.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Gemuruh kebencian telah menghantam
sampan kehidupan banyak orang, mengombang-ambingkan iman dan kepercayaan
mereka, menghempas harga diri mereka. Apakah ini suratan nasib masyarakat Timor
Leste, yang akan terus berulang dalam sejarah? Tidak! Ini bukan suratan nasib. Untuk
itulah ada kehidupan, ada iman, ada harga diri, ada kisah kasih. Untuk itu
pulalah novel ini ditulis: menantang suratan tangan.
Surat-surat dari Dili hendak
menawarkan tekad perjuangan melawan penentuan nasib. Perjuangan itu tidak
mudah. Ada banyak kegagalan, air mata dan darah. Perlawanan yang terus diwarnai
kegagalan itu antara lain menemukan simbolnya dalam bulan yang patah. Di perkebunan
kopi Ermera, Isabel kecil berkata kepada Arnaldo. Kakeknya: “Bomane, ada bulan patah di langit” (Paul
Budi Kleden, SVD)
Sis novelnya masih ada?
BalasHapusmasih ada
Hapus