Judul
|
:
|
Bunga Liar, Sebuah Novel
|
Penulis
|
:
|
Bernard Nailiu
|
Penerbit
|
:
|
Cipta Media
|
Tahun Cetak
|
:
|
2016
|
Halaman
|
:
|
194
|
ISBN
|
:
|
978-602-7897-11-3
|
Harga
|
:
|
Rp. 40.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Kami ini bunga liar. Bunga itu
menancap di bumi dan kemudian liar menebar keindahannya bahkan lewat udara.
Kami bukan binatang liar atau manusia liar. Kami tumbuh dengan penilaian yang
kurang baik, tetapi kami cukup cemerlang untuk melukis hidup kami sendiri.
Bunga liar itu cambuk dan sekaligus motivasi, sebuah sakit yang diterima untuk
menuntun pada yang mulia. Seperti salib menuntun orang pada kemuliaan
kebangkitan. Tanpa penderitaan, nilai kesuksesan menjadi absurd.
Kami adalah bunga-bunga liar yang hanya dipandang enteng karena rela bergabung dengan semak dan duri yang menghimpit keindahan kami. Tak bisa dibendung, kami terus berupaya untuk pamerkan keindahan kami. Meski disekap semak duri, kami bisa bahagia karena duri ini kemudian melindungi kami dari tangan-tangan liar yang tertarik dengan keindahan kami. Suatu hari nanti, ketika tiba saat kami, kami akan lebih tinggi dari semak dan memamerkan keindahan kami. Lalu kami bukan lagi bunga liar, kami akan menjadi bunga dusun bahkan menjadi bunga bangsa.
Aku paham. Bunga liar terlempar dari firdaus untuk member keindahan pada bumi. Kami pun terlempar dari rahim Lalian untuk menggemakan keindahan dan keharuman nama itu di setiap sudut semesta. Kutulis kisah ini untukmu bunga liar. Percayalah bahwa ketika ide dimakamkan dalam tulisan, sesungguhnya ia telah bangkit dan menjadi abadi.
Kami adalah bunga-bunga liar yang hanya dipandang enteng karena rela bergabung dengan semak dan duri yang menghimpit keindahan kami. Tak bisa dibendung, kami terus berupaya untuk pamerkan keindahan kami. Meski disekap semak duri, kami bisa bahagia karena duri ini kemudian melindungi kami dari tangan-tangan liar yang tertarik dengan keindahan kami. Suatu hari nanti, ketika tiba saat kami, kami akan lebih tinggi dari semak dan memamerkan keindahan kami. Lalu kami bukan lagi bunga liar, kami akan menjadi bunga dusun bahkan menjadi bunga bangsa.
Aku paham. Bunga liar terlempar dari firdaus untuk member keindahan pada bumi. Kami pun terlempar dari rahim Lalian untuk menggemakan keindahan dan keharuman nama itu di setiap sudut semesta. Kutulis kisah ini untukmu bunga liar. Percayalah bahwa ketika ide dimakamkan dalam tulisan, sesungguhnya ia telah bangkit dan menjadi abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar