Judul
|
:
|
Tradisi Ru-Kétu Suatu Kajian Budaya
dan Refleksi Theologis
|
Penulis
|
:
|
Pdt. Paoina Ngefak – Bara Pa
|
Penerbit
|
:
|
Majelis Sinode Gereja Kristen
Pasundan
|
Tahun Cetak
|
:
|
2017
|
Halaman
|
:
|
84
|
ISBN
|
:
|
978-602-74783-2-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 70.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Budaya
lokal seringkali dianggap melanggar ajaran Kristen, sehingga banyak budaya
masyarakat lokal yang kemudian dibenci, dimusnahkan, dibumihanguskan, dan
dilupakan, bahkan oleh masyarakat lokal itu sendiri. Akibatnya, banyak
unsur-unsur kebudayaan yang sama sekali tidak dikenali oleh generasi-generasi
muda masa kini. Buku TRADISI RU-KÉTU Suatu
Kajian Budaya dan Refleksi Theologi yang ditulis oleh Pdt. Ina Bara Pa, sangat
menolong saya sebagai generasi muda yang belajar teologi dan pernah berkesempatan
untuk belajar dan berteologi di Sabu selama lebih dari dua bulan. Buku ini
memberi sebuah pengetahuan yang sungguh mendalam dan bermakna. Budaya tidak
seharusnya menjadi musuh Kekristenan, melainkan dalam kekritisan budaya
merupakan sebuah harta yang dapat membuat seseorang menjadi kaya dalam
membangun imannya kepada Sang Tuhan yang memberi kehidupan. Refleksi-refleksi
yang sungguh menyentuh kehidupan masyarakat dalam hubungan yang mesra dengan
sang Khalik, sesama manusia, dan alam, sesungguhnya terkandung dalam kebudayaan
masyarakat lokal itu sendiri. (Dhebby Soru)
Sebagai
budaya yang bertumbuh dan berkembang diantara orang Sabu hendaknya dipahami
dalam dimensi historis, sosial dan religius. Belajar dari perjalanan sejarah
perjalanan orang Sabu dengan upacara ini bila terus dijaga, dilestarikan maka
akan dapat menambah kekerabatan, kebersamaan diantara orang Sabu yang
akhir-akhir ini mulai pudar. Kekerabatan, kebersamaan, dan rasa cinta tanah
leluhur dapat menjadi modal sosial dalam membangun masyarakat Sabu baik yang
ada di DSarai maupun yang ada diluar Pulau Sabu. (Frouke Hege Rebo Bubu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar